46 - Dekap

10.6K 676 7
                                    

Setelah pembicaraannya tempo hari, kini hubungan Keyra dan Olivia semakin akrab. Mereka sering menghabiskan waktu bersama dengan Raka dan Rafa juga.

Arka yang melihat kedeketan kedua wanita itu tentu senang, tapi entah mengapa ia sedikit merasa sedikit iri karna wanitanya kini jarang menemaninya makan siang di kantor. Padahal sebelum Olivia pulang ke Jakarta, hampir setiap hari Keyra datang ke kantor untuk menemaninya makan siang.

"Weits pak cemberut aja itu muka" ledek Bima sembari berjalan mendekati Arka yang sedang sibuk dengan berkas - berkas di meja kebesarannya.

"Ngaco" kata Arka sembari mendengus pada sahabatnya itu.

Bima hanya bisa tertawa melihat reaksi bos sekaligus sahabatnya itu. Jika ada perlombaan menyembunyikan rasa kesal Bima yakin Arka pasti juara 1 dari belakang.

"Aduh aduh yang gak ditemenin makan siang sama ibu negara kasian banget sih,,," ledek pria itu lagi masih dengan tawanya.

Arka yang mendengar ledekan Bima pun menaikkan satu alisnya, mempertanyakan maksud ledekan sahabatnya itu. Apa pria dihadapannya ini tidak bisa melihat bahwa kini dirinya sedang dipusingkan dengan berkas perusahaan yang menumpuk?
Tidak ditemani makan siang dengan Keyra untuk kesekian kalinya bukanlah hal yang perlu dirinya pusingkan, mungkin(?).

Entahlah dirinya tidak ingin ambil pusing perkataan Bima. Saat ini rasanya kepalanya ingin pecah, banyak hal yang harus dirinya urus dan diingatkan perihal makan siang membuat mood Arka menjadi semakin buruk.

"Minta dipotong gaji ya anda bapak Bima?" kata Arka penuh penekanan.

Tentu mendengar perkataan Arka barusan Bima langsung cepat - cepat mengontrol tawanya, "Waduh ampun pak bos, jangan mainan gaji dong saya kan cuma bercanda"

Arka yang melihat reaksi Bima pun tertawa, kalau soal gaji sahabatnya ini memang paling tanggap. "Ada apa?"

"Ini berkas yang harus segera diperiksa ya bapak Arka yang terhormat" kata Bima menyerahkan sebuah file pada Bima. "Pembangunan resort baru yang di Bali aman, you can check it if you want to. Hitung - hitung refreshing sekalian bulan madu kedua sama ibu negara ya kan, biar muka lu gak ketekuk mulu nanti keriput lu nambah banyak tau Ka. Kasian Keyra nanti dikiranya nikah sama om - om"

Arka yang mendengar penjelasan panjang lebar Bima pun kembali memberikan tatapan tajam pada pria itu.
"Iya ampun pak bos saya bercanda" jawab Bima cepat sambil menggerakkan tangannya mengisyratkan mengunci mulut.



———


Sekarang sudah pukul 9 malam dan Arka baru menginjakkan kakinya di rumah. Menuju kuartal kedua tahun ada banyak hal yang harus dirinya periksa, dan tentunya hal ini membuat dirinya pusing tak kepalang.

Saat memasuki rumah Arka mendapati tv di ruang keluarga menyala, dari belakang ia bisa melihat wanitanya kini sedang fokus menonton series drama hingga tidak menyadari kehadirannya.

"Kenapa belum tidur?" jawab Arka memecah keheningan.

"Loh mas udah pulang?" bukannya menjawab Keyra malah balik bertanya. Dan bukannya menjawab, pria itu justru berjalan mendekati Keyra. Ia menjatuhkan tubuhnya dipangkuan wanita itu.

Tak perlu ditanya, jantung Keyra saat ini rasanya ingin meledak. Tidak biasanya Arka bersikap seperti ini padanya.

"Mas tumben pulangnya malam banget?" tanya Keyra berusaha mengalihkan rasa gugupnya.

"Pertengahan tahun, banyak yang harus saya cek di kantor" jawab pria itu.

Keyra yang mendengar pun hanya mengangguk, prianya ini pasti sekarang amat lelah.

"Gak tidur di kamar aja?"

Arka yang ditanya hanya menggelengkan kepala. Dirinya sudah terlalu lelah untuk bersuara.

Melihat sikap manja suaminya, Keyra pun gemas tak kuasa menahan jarinya untuk bermain dirambut pria itu.

Usapan lembut perlahan Keyra berikan pada prianya, "Badan kamu hangat deh mas, kamu sakit ya?"

Si pria yang dijawab lagi - lagi hanya memberikan gelengan sebagai jawaban.
Sedari siang tadi ia memang merasa sedikit pusing, tapi sepertinya itu karna dia telat makan dan disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk saja. Dirinya berfikir setelah memejamkan mata sebentar rasa lelah dan pening dikepalanya akan hilang dengan sendirinya.

"Pindah ke kamar aja yuk mas biar kamu enak istirahatnya" ajak Keyra kembali. Pasti tak nyaman bagi Arka jika harus beristirahat di sofa, dan tentu ia tidak bisa membayangkan betapa pegalnya dirinya esok hari jika harus tidur dengan posisi Arka yang menempel semalaman dipangkuannya.

Setelah diam sebentar Arka kembali menggelengkan kepalanya, "Di sini aja, saya capek kalau harus ke kamar"

Keyra yang mendengar jawaban Arka pun tak habis fikir, apa pria ini berniat mengerjainya semalaman?

Seakan paham dengan apa yang Keyra fikirkan saat ini, Arka terbangun dari tidurnya dan mengubah posisinya.

"Sini" kata Arka sembari menepuk bantal yang kini ia tiduri. Keyra pun mengerti dan kemudian menjatuhkan tubuhnya disisi Arka. Kini mereka tidur berdempetan di sofa panjang itu.

Satu hal yang tak hentinya Keyra rapalkan sedari tadi dalam hatinya adalah semoga Arka tidak mendengar seberapa cepat jantungnya berdetak karna perilaku pria itu yang kelewat manja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satu hal yang tak hentinya Keyra rapalkan sedari tadi dalam hatinya adalah semoga Arka tidak mendengar seberapa cepat jantungnya berdetak karna perilaku pria itu yang kelewat manja.

Setelah menemukan posisi yang nyaman, Arka mengeratkan peluknya pada sang wanita.
Keyra yang didekap pun kini membalas pelukan itu dengan usapan lembut dipunggung dan kepala prianya.

Nyaman.

Gumam pria itu dalam hatinya sebelum akhirnya ia terlelap dalam pelukan Keyra.

Married With Mr. IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang