Part 18

2.4K 106 8
                                    

Author POV

"...."

Satu detik berlalu, dua detik, hingga detik berikutnya, tidak ada yang terjadi.

Shanon memberanikan dirinya dan membuka matanya.

Pipinya basah, namun bukan dari air matanya, dilihatnya sosok Arya sedang menangis.

Arya yang biasanya tampak garang dan kuat, menangis di hadapannya.

Pisau yang digenggamnya terjatuh.

Tubuh Arya gemetar.

Dipeluknya erat tubuh Shanon.

"Kenapa?" isaknya.

"Kenapa kamu harus mengandung anak itu?" lanjut Arya dengan suara parau.

Shanon tidak mengerti kenapa Arya begitu membenci anak ini? Anak ini darah dagingnya sendiri.

Shanon mematung.

Ia masih belum berani bergerak, ia takut kalau tiba-tiba Arya menyerangnya kembali.

Arya yang masih terisak merengkuh Shanon dalam pelukannya.

Shanon masih tidak bergeming, sekujur tubuh Shanon gemetar. Ia sangat takut dengan Arya. Pria ini gila! Pikir Shanon.

Shanon berusaha mencari celah agar dirinya bisa kabur.

Arya tidak sedikitpun mengendurkan pelukannya.

"Kenapa kamu lebih memilih pria lain?! Huh? Jawab aku!" seru Arya dalam isaknya.

"...."

"Apa kau tahu? Aku...."

Belum selesai Arya menyelesaikan kata-katanya, sebuah peluru bius dari arah jendela tepat menembus punggungnya.

Arya perlahan tumbang.

"Arya!" pekik Shanon.

Shanon yang masih terkejut, mencoba menggerakan lengan Arya, tetapi Arya tidak bergeming, ia betul-betul tidak sadarkan diri.

"Shanon! Are you ok?"

Tidak lama kemudian, suara yang sangat dikenal Shanon memanggil dirinya dari arah pintu yang baru saja terbuka.

"Rowan!" Shanon menghambur ke pelukan Rowan dengan tubuh gemetar.

"Ar... Arya! Ada yang menembaknya...," ucap Shanon histeris.

Rowan memeluk Shanon, dan berusaha membuatnya tenang.

"Ssstt... Enggak apa-apa. Dia hanya pingsan. Aku yang menembaknya dengan peluru bius." terang Rowan.

Shanon tidak menjawab. Dirinya sudah terlalu shock.

Shanon diam dan hanya terus menangis.

Rowan memapah tubuh Shanon dan segera membawanya pergi dari pondok itu.

Tidak sampai satu jam, Rowan dan Shanon pun tiba di sebuah villa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Sang Wanita SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang