Author POV
"Arya?!" pekik Shanon terkejut.
Nyatakah ini, Tuhan?" ucap Shanon di dalam hatinya.
Jikalau ini hanya sebuah mimpi, biarkan aku menikmati setiap momen ini, Tuhan. pinta Shanon dalam hatinya.
Arya mendekat dan meraih Shanon ke dalam pelukannya.
"Jangan pergi lagi." bisik Arya.
Arya yang saat ini ada di hadapan Shanon terlihat sangat lemah. Tidak seperti Arya yang biasanya.
"Arya...," ucap Shanon akhirnya.
"Aku mohon, jangan pernah menghilang dari hadapanku. Aku... Aku sangat mencintaimu, Sha. Sangat! Bahkan melebihi diriku sendiri!" seru Arya sambil tetap memeluk erat Shanon.
Shanon menitikan air matanya.
Andai saja saat ini hatinya tidak terluka begitu parah, andai saja ia tidak trauma akibat semua yang telah terjadi, mungkin ucapan cinta Arya saat ini adalah hal yang paling membahagiakan bagi dirinya.
Shanon mendorong pelan tubuh Arya.
"Arya, please... Forget me! I beg you" pinta Shanon.
Arya menggelengkan kepalanya dengan kasar.
"Aku tidak akan bisa melupakanmu! Bagaimana bisa kamu memintaku untuk melupakanmu? Sedangkan sejak pertemuan pertama kita, hatiku sudah jatuh padamu?" seru Arya.
"Tatap mata aku, Sha!" lanjut Arya.
Shanon menatap mata Arya, tampak sesosok pria yang sangat terluka.
"Aku... Aku tidak bisa, Ya. Sejak awal hubungan kita sudah salah. Aku hanya simpananmu, kau ingat? Bagaimana dengan Tatiana? Bagaimana dengan anakmu? Dan bagaimana dengan Rowan? Banyak sekali orang yang akan terluka karena kita!"
"Dan satu lagi yang terpenting, kau bahkan tidak bisa mencintai anak yang ada di dalam kandunganku!"
"Dengarkan aku dulu, Sha." ucap Arya.
"Maaf, Ya. Aku tidak bisa. Tolong pergilah. Aku lelah."
Kemudian Shanon menutup pintu kediamannya, meninggalkan Arya dalam keheningan pagi yang membuat dirinya semakin terbakar penyesalan.
Arya memutuskan memberikan Shanon waktu dulu.
Di lain tempat, orang suruhan Rowan yang selalu membuntuti Arya, memberikan info pada Rowan tentang keberadaan Shanon.
Rowan langsung memerintahkan orang suruhannya itu untuk mengikuti dan menjaga Shanon kemanapun Shanon pergi sampai ia datang.
Disambarnya kunci mobil dan Rowan langsung melajukan mobilnya seperti orang kesetanan.
Hujanpun turun.
Shanon saat ini memanaskan satu panci susu hangat dan juga dua butir telur. Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh dan ternyata ia belum sarapan. Shanon hampir saja lupa, namun ia berjanji untuk kuat demi calon anaknya kelak. Ia tidak boleh terpengaruh dengan kedatangan Arya. Suasana hati dan emosinya tidak boleh tersulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Wanita Simpanan
RomanceShannon , Shannon Clarista Yohana seorang perempuan berumur dua puluh delapan tahun yang tampak normal, kehidupannya biasa-biasa saja sampai suatu ketika ia menawarkan diri sebagai penebus hutang ayahnya. Dan tanpa disangkai dirinya terpaksa harus m...