Arya POV
"Ambil semua barang yang berharga! Jangan sampai ada sisa!" perintahku pada seluruh anak buah yang ikut denganku hari ini.
Baru kali ini aku turun tangan sendiri membereskan masalah kredit macet seperti saat ini. Aku menatap sepasang suami istri di hadapanku ini. Orang seperti mereka memang perlu diberi pelajaran. Hidup berfoya-foya dengan uang pinjaman tanpa memikirkan akibatnya.
Pria tua itu tampak meringis kesakitan ketika beberapa anak buahku menghajar perutnya menggunakan balok kayu yang mereka temukan di depan rumah.
Aku mengangkat tanganku untuk menghentikan anak buahku.
"Tuan J-E-R-E-M-Y..." ejaku sambil berjalan ke arahnya, pria tua itu tampak mundur ketakutan seakan aku adalah algojo yang siap mencabut nyawanya kapanpun kuinginkan.
Aku menyeringai. Waktu yang sangat tepat untuk melampiaskan semua kekesalan dalam diriku.
"Nnaaakkk.. Arrr..yaaa....bb..err..iii sssaa..yy...aa wakt..uu un..tukk memm..bayarrnya.." ucap pria tua itu terbata-bata padaku.
"Membayarnya? Hahaha... Apa kau pikir saya bodoh? Mr. Jeremy, saya bahkan sudah mengetahui aset mu saja tidak akan mampu membayar semua hutang-hutangmu!"
"Cepat ambil semua harta benda yang ada di kamar tua bangka ini!" perintahku dan dengan segera dituruti oleh semua anak buahku.
Aku ikut masuk ke dalam kamar tua bangka itu sambil mengacak-acak kamarnya. Ternyata tidak banyak yang bisa di ambil. Isi brangkas mereka pun tidak banyak.
Aku keluar dari kamar dan melirik ke arah kamar yang belum tersentuh anak buahku, seakan ada magnet yang menarikku untuk masuk ke dalam kamar itu.
Kubuka pintu kayu berwarna putih itu dan masuk ke dalamnya, harum semerbak bunga yang manis menerpa indra penciumanku. Kamar itu tampak tertata rapi dan sangat feminin. Ada sebuah boneka beruang duduk manis di hadapanku. Aku melihat ada sebuah brangkas besar di dalamnya, ketika kaki ku melangkah menuju brangkas itu, tanpa sengaja aku melihat sebuah figura foto.
Tanganku terulur mengambil dan melihat foto itu lebih jelas.
( image source : Teen Vogue )
Sesosok wanita yang sangat cantik ada di dalam figura itu, matanya seperti seekor kucing anggora, bibirnya yang ranum membuatku ingin melumatnya.
Kuletakan kembali figura itu.
Tanpa tertarik dengan brangkas besar di hadapanku, aku membalikan badanku dan berjalan keluar dari kamar itu.
..........................
Author POV
"Saya ingin bertemu dengan tuan Arya!" teriak Shanon di depan kediaman yang sangat megah, bahkan luasnya tiga kali lipat lebih besar dibandingkan rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Wanita Simpanan
RomanceShannon , Shannon Clarista Yohana seorang perempuan berumur dua puluh delapan tahun yang tampak normal, kehidupannya biasa-biasa saja sampai suatu ketika ia menawarkan diri sebagai penebus hutang ayahnya. Dan tanpa disangkai dirinya terpaksa harus m...