Shannon , Shannon Clarista Yohana seorang perempuan berumur dua puluh delapan tahun yang tampak normal, kehidupannya biasa-biasa saja sampai suatu ketika ia menawarkan diri sebagai penebus hutang ayahnya. Dan tanpa disangkai dirinya terpaksa harus m...
Di sisi lain kota Jakarta, Arya Setiawan tampak termenung di ruang kerjanya.
Ia masih belum berhasil menemui Shanon.
Shanon bagai menghilang dari bumi begitu saja, padahal Arya paling ahli dalam mencari persembunyian seseorang, tapi hingga kini, Arya masih belum dapat menemukan jejak Shanon.
Saat ini isi pikirannya hanya dipenuhi dengan Shanon, sampai-sampai Arya tidak sadar Tatiana sudah berada di dalam ruang kerjanya.
"Apa yang sedang kamu pikirkan sayang?" tanya Tatiana sambil membawa tas berisi bekal penuh dengan lauk pauk dan jus buah untuk Arya.
Begitu tersadar, Arya langsung berdiri dari kursi dan langsung menyambut istrinya itu. "Maaf sayang, aku tidak sadar kamu datang, aku sedang memikirkan banyak sekali pekerjaan."
Tatiana tersenyum lembut sambil menata bekal-bekal yang tadu di bawanya ke atas meja persegi yang berada di tengah ruang kerja Arya.
"Tidak apa-apa, aku tahu kamu sedang banyak pekerjaan, aku membawakanmu makan siang. Ayo kita makan sama-sama. Aku membawakanmu sushi dan tamago."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
( image source : Global Kitchen Japan )
Arya tidak langsung memakannya, lagi-lagi ia teringat apakah Shanon sudah makan? Arya betul-betul mengkhawatirkan keadaan Shanon, di tambah lagi saat ini Shanon sedang mengandung.
"Lagi-lagi kamu bengong, Sayang." Tatiana menghela nafasnya, mencoba bersabar dengan tingkah aneh suaminya.
Saat ini seharusnya mereka berdua masih dalam masa pengantin baru, tetapi Arya terasa sangat jauh dari jangkauannya.
"Arya, bisakah kita berbicara?"
Arya menatap istri nya itu dengan pandangan dingin.
"Bicaralah!" perintah Arya.
Tatiana mendekat dan memberanikan diri untuk duduk di pangkuan suaminya.
Arya mematung, bukan karena ia merasa berdebar dekat dengan Tatiana, namun ia merasa risih.
Tatiana mengalungkan tangannya ke leher suaminya itu dengan mesra.
"Aku ingin kita berdua saja berlibur ke Hawaii, bagaimana menurutmu, Sayang?"
Di saat yang bersamaan, sebuah pesan masuk ke dalam telepon genggam milik Arya. Arya membuka pesan di handphone nya itu.
Mata Arya memicing tajam begitu ia membaca isi pesan tersebut.
"Apa-apaan ini?!" seru Arya geram.
Tatiana terkejut saat tiba-tiba Arya berdiri, hampir saja ia terjatuh ke lantai.
Arya bahkan tidak peduli dengan keadaan Tatiana. Ia meninggalkan Tatiana dan segera pergi ke alamat yang tertera di pesan masuk tadi.
Tatiana menggemakan nama Arya hingga orang-orang di lantai kantor Arya berada ikut terkejut. Namun Arya tetap tidak kembali.