Author POV
Takdir memang sangat rumit
Seperti mengurai benang kusut, namun pada akhirnya benang itu tidak akan pernah terputus.
Begitu juga dengan takdir Shanon dan Arya.
Bagaimanapun mereka dirumitkan dengan keadaan yang ada, mereka berdua selalu terhubung dengan hati yang tidak akan pernah terpisahkan. Diikat dengan takdir yang selalu menyatukan mereka.
Bunyi alat bantu nafas dan rekam jantunglah yang terdengar saat ini di tengah-tengah kesunyian yang menerpa. Beberapa kabel dan selang terpasang untuk terus memonitor keadaan Shanon.
Beberapa jam yang lalu....
"Dokter! Tolong dokter! Tolong selamatkan nyawanya dan juga bayi dalam kandungnnya, saya mohon dok." kata Arya pada dokter yang menangani Shanon.
Seorang Arya yang bahkan tidak pernah memohon pada siapapun saat ini sedang meminta tolong dan memohon pada seorang dokter hanya demi menyelamatkan nyawa seorang perempuan.
Mungkin bila teman-teman dan musuh-musuh Arya melihat ini, mereka tidak akan percaya dengan yang mereka lihat.
Arya begitu kacau saat ini.
Shanon sudah masuk ke ruangan operasi, dia hanya bisa berjalan bolak-balik di koridor sambil beberapa kali menyandarkan kepalanya ke dinding.
Belum pernah ia merasakan takut kehilangan seperti saat ini.
Bahkan saat Darlene pergi dari dirinya, ia tidak pernah merasakan seperti ini.
'Tuhan, tolong selamatkan nyawanya, aku mohon.' doa Arya di dalam hatinya. Ia terus-terusan memanjatkan doa pada Tuhan, bahkan sebelumnya Arya bukanlah orang yang rajin berdoa, namun karena Shanon ia bisa mengingat kembali untuk berdoa.
Dua jam pun berlalu, lampu ruang operasi sudah berganti warna menjadi warna hijau, menandakan operasi Shanon sudah selesai dilakukan. Tidak berapa lama kemudian dokter yang menangani Shanon keluar.
"Tuan Arya? Bisa saya bicara sebentar?" tanya dokter itu pada Arya.
Arya mengangguk dan mengikuti dokter itu.
"Ada apa, dokter?"
"Begini tuan Arya, kondisi nona Shanon saat ini tidak baik, dia dalam kondisi kritis, namun bayinya masih bisa bertahan, kita akan lihat perkembangannya dalam waktu tiga hari ini, kalau dia bisa sadar, maka semuanya akan baik-baik saja, tapi bila dalam waktu tiga hari kesadarannya masih belum bisa kembali, maka situasi bisa sangat berbahaya bagi nona Shanon dan juga bayinya." terang dokter yang menangani operasi Shanon tadi.
Arya mengusap wajahnya kasar, bagaimana ini bisa terjadi. Apa memang dia tidak pantas untuk meraih kebahagiaannya?
Arya yang sedang menangkup wajahnya dengan kedua tangannya tidak melihat kedatangan kedua orang tua Shanon bersama dengan Rowan yang tampak tergesa-gesa menuju tempat Arya berada.
Dari kejauhan Rowan dapat melihat sosok Arya yang saat ini tampak kacau.
Orang suruhan Rowan betul-betul tidak berguna, mereka kehilangan jejak Shanon saat Shanon diculik, Rowan semakin emosi, apabila ada apa-apa dengan Shanon, Rowan pastikan akan membunuh Tatiana dengan kedua tangannya sendiri.
"Dokter, bagaimana keadaan anak kami, Dok?" tanya ibu Shanon yang berpapasan dengan dokter yang baru saja mengecek kondisi Shanon.
"Anak anda saat ini dalam keadaan kritis, jadi kami belum bisa memastikan keadaannya aman sampai tiga hari kedepan. Apabila dalam tiga hari kedepan kondisi pasien berangsur membaik , tandanya tidak ada yang perlu di khawatirkan, tetapi apabila kondisi pasien tidak sadar dan tidak ada perbaikan dalam waktu tiga hari, kondisinya dapat sangat berbahaya untuk pasien dan bayi yang ada di dalam kandungannya." ucap sang dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Wanita Simpanan
RomansaShannon , Shannon Clarista Yohana seorang perempuan berumur dua puluh delapan tahun yang tampak normal, kehidupannya biasa-biasa saja sampai suatu ketika ia menawarkan diri sebagai penebus hutang ayahnya. Dan tanpa disangkai dirinya terpaksa harus m...