24. Your'S

3.4K 327 32
                                    


Happy Reading!


===



"Dia menginginkanmu, Sakura."

Sakura bisa merasakan keseriusan dalam kata-kata Sasuke. Wanita itu terkejut. Tentu saja.

"Kenapa aku?"

"Karena kau adalah istriku."

Semakin tidak mengerti, namun Sakura hanya mengekspresikannya melalui raut wajah yang mengernyit dalam.

"Kenapa dia menginginkanku ketika aku adalah istrimu?"

Sasuke tidak segera menjawab. Hanya menatap Sakura dengan tatapan dalam andalannya. Sakura tau pria itu akan kembali bersembunyi dalam emosinya jika dia tidak bertindak.

Sedikit memaksa, Sakura bahkan merasa sudah terbiasa dengan cara itu.

"Jangan lagi, Sasuke. Yang terjadi sekarang bukan lagi tentang kesepakatan kita. Lagipula ini juga menyangkut diriku, aku berhak untuk tau juga."

"Kau akan percaya padaku?"

"Tentu saja."

Seperti bermain tarik ulur, Sakura memang sering meragukan Sasuke. Tapi sekarang tidak lagi. Setidaknya dia berusaha. Karena semakin Sakura menyelam, dia justru semakin ingin berada di sampingnya. Lagipula, Sasuke tidak banyak berbohong. Pria itu hanya butuh waktu untuk membuka dirinya. Terlalu lancang menyusup dalam labirin rumit pria itu, Sakura tidak merasa menyesal sama sekali.

"Aku tidak ingin kehilanganmu." akhirnya Sasuke bergerak, merengkuh Sakura merapat ke tubuhnya. Memeluk erat. Membiarkan wanita itu merasakan setiap tarikan napasnya.

"Aku tau."

"Bagaimana jika aku membunuh seseorang?"

Sakura mengangkat kepala, merekam detail ekspresi disana.

"Lima tahun lalu, aku yang menyebabkan semua kekacauan ini. Rencanaku melenyapkan selingkuhan Fugaku berimbas pada nyawa ibuku sendiri." Sasuke menarik napas pelan yang dalam. Sakura bisa merasakannya karena posisinya yang masih menempel di dada pria itu.

"Aku merusak rencananya untuk membuat Fugaku kembali. Ketika wanita jalang itu mati, semua rencana yang dibuat oleh ibuku berantakan. Dia dicurigai, diceraikan, hingga akhirnya ibuku bunuh diri di rumah sakit jiwa sementara Itachi maninggalkan perusahaan dan menghilang. Sejak awal, keluarga ini sudah kacau, dan aku membuatnya semakin hancur."

Dada Sasuke serasa bergemuruh saat mengatakannya. Sakura yang tidak banyak tau tentang keluarga Uchiha ataupun gosip yang mengelilinginya, harus berpikir sedikit lebih keras. Karena meskipun tidak ingin terlalu ikut campur, tapi melihat Sasuke yang begitu terpengaruh saat membicarakannya, Sakura merasa harus mempunyai sedikit gambaran. Entah kenapa Sakura merasa harus mencari tau juga.

"Kenapa kau berpikir hanya kau penyebabnya?"

"Karena hanya itulah yang bisa disalahkan."

Kening Sakura mengernyit. Menahan setiap pertanyaannya karena tidak mungkin dia bertanya langsung pada Sasuke saat ini, dalam kondisi ini.

"Kau membuatku memikirkan banyak hal."

Sakura merasakan kekehan masam Sasuke setelah mengutarakannya. Sakura tidak bermaksud menyindir, sejujurnya dia bahkan tidak merasa keberatan sama sekali dengan teka-teki seorang Sasuke saat ini. Setelah penyatuan cinta mereka yang terbalut dalam ego yang sama, Sakura tidak membutuhkan hal lain lagi. Ada kasih sayang dalam pernikahannya. Apalagi yang dia butuhkan?

Up to RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang