10. Decide

10.7K 766 96
                                    

Happy Reading!

===


"Sepertinya aku memang harus menyelesaikannya sekarang, Sakura."


"Aku tidak mengerti."

"Kau tau maksudku tanpa harus ku beri tau."

Sakura tersenyum kecut. Tidak mungkin maksud Sasuke adalah mengakhiri hubungan mereka, bukan?

"Kau yakin?" Sakura meragu tapi ia teramat sadar saat mengatakannya.

Senyum datar Sasuke tertarik melihat wajah bingung Sakura yang masih menatapnya dari dekat pintu. Sasuke menyukai bagaimana emerald jernih itu menatap. Namun Sakura terlalu penasaran, dan itu membuatnya enggan meskipun yang dilakukan Sakura adalah hal yang wajar.

"Kau takut padaku." Sasuke menyeringai saat melihat Sakura bergerak mundur ketika dia bangkit dan berjalan mendekat.

"Tidak," Sakura bergeming. Menggeleng, lalu kembali melangkah maju menghilangkan jarak yang tadi sempat dia buat.

"Kita harus bicara, Sasuke."

"Apa lagi yang ingin kau ketahui?"

Netra Sakura sempat terkejut, tidak menyangka dengan jawaban Sasuke yang sempat menjadi titik keraguannya tadi. Dia berpikir, setidaknya Sasuke akan melayangkan tatapan dingin dan muka marahnya seperti tadi pagi. Meski sekarang inti hitam itu tetap sedatar suaranya dan sedikit menakutkan bagi Sakura.

"Semuanya."

Terdengar dengusan keras, namun Sakura masih tidak menemukan apapun di sana. Membuat otaknya berpikir semakin berat dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan suaminya.

"Apa kau memiliki masalah?" Suara Sakura mengecil. Tak yakin, namun masih dapat didengar oleh pria yang kini terlihat lebih berekspresi. Lebih suram. Dalam. Hingga Sakura yakin tubuhnya menggigil hanya dalam hayutan palung kelam tatapannya.

"Tidak."

"Tidak salah!" sergah Sakura dalam hati.

Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh pria itu hingga sosoknya seolah tak tersentuh sama sekali untuknya?

"Kalau begitu apa yang ingin kau selesaikan dalam... Hubungan ini?"

Sasuke tak menjawab. Dengan sorot tajam yang tak beralih menatap wanita yang haus penasaran itu dengan perasaan enggan. Terlalu banyak rasa ingin tau yang terlalu berhasil menekan egonya hingga membuatnya mengacau.

Sementara Sakura di sana mulai kesal. Emosi yang biasanya terkendali memang selalu runyam saat dia dihadapkan pada pria yang bahkan belum genap satu minggu mengubah nama belakangnya.

Apa mereka akan terus diam seperti ini hingga keheningan akan menemukan jawabannya sendiri? Tidak akan. Jika kau tau, itu hanya sebuah ilusi defensif untuk menghindar dari masalah!

"Aku perlu tau, Sasuke." Pada akhirnya Sakura yang kembali membuka suara.

"Apa masalahmu pada Sai. Dan kenapa aku harus berhenti bekerja jika kau hanya ingin aku tidak bertemu lagi dengannya? Dan ada apa dengan kau dan wanita bernama Shion hingga aku berpikir kau menjadikanku pelacurmu setelah bertemu dengannya?" Sakura nyaris histeris. Sekuat tenaga menahan gemuruh yang membuatnya sangat ingin berteriak saat mengucapkan pertanyaan terakhir.

"Aku tidak pernah menganggapmu pelacur."

"Ya! Karena kau telah memperlakukanku seolah aku ini hanya omong kosong dalam kehidupan pernikahanku sendiri!

Up to RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang