20. Un Lien

4.7K 468 63
                                    


Happy Reading!



===




"Aku memperkosamu. Malam itu."

Sakura dapat merasakan suara jauh Sasuke.

Ya, pria itu memang harus meminta maaf. Tapi dia sudah melakukannya. Tepat setelah perbuatannya itu, disaat Sakura mulai terlelap karena lelah menagis, saat itu Sasuke meminta maaf. Berbisik dengan menenggelamkan Sakura semakin dalam pada dadanya.

"Kau menyesal melakukannya?"

Sasuke tersenyum masam, tangannya yang berada di pundak Sakura meremas pelan. "Ya, dan tidak. Aku menyesal melakukannya terlalu keras tapi aku memang serius saat itu."

"Kenapa kau tiba-tiba ingin aku hamil?"

"Untuk mengikatmu."

"Mengikat yang seperti apa?"

Apakah sifat naif Sakura kembali lagi? Entahlah, saat ini, karena Sasuke yang mengungkit tadi, rasa penasaran wanita itu kembali mencuat.

Dan Sakura mengharapkan jawaban.

Setidaknya, sebuah petunjuk baru untuk menjaga kebanggaannya menjadi anggota Uchiha.

"Aku menginginkanmu."

Itu bukan jawaban untuk pertanyaannya. Jika dikondisi yang berbeda, mungkin Sakura sudah akan meluapkan protesnya terhadap sikap misterius pria itu.

"Aku tau kau menginginkanku. Tapi pernikahan juga sebuah ikatan Sasuke. Aku hanya ingin tau alasan yang lebih logis dari tindakanmu waktu itu. Maksudku..."

Cinta. Yang Sakura inginkan dari pria itu untuk sebuah alasan yang begitu emosional.

"Selain karena pernikahan." dan Sakura sendiri bahkan tidak mempunyai cukup keberanian untuk mengakuinya sekarang.

Terdapat jeda yang semakin mengusik emosi Sakura. Angin yang berembus seolah ikut menyapa dan memporandakan perasaannya yang mulai diliputi perasaan takut yang tidak dia mengerti.

"Aku ingin mengikatmu dan membuatmu tetap bersamaku."


**


Rintik hujan mengguyur Paris malam itu. Hembusan angin yang tadinya lembut menenangkan perlahan mengeras hingga membuat beberapa turis kelabakan dan memutuskan memasuki bagian dalam Yacht. Termasuk Sakura dan Sasuke.

Di lantai itu, suasana terasa lebih hangat lengkap dengan dekorasi Yacht yang dibuat elegan. Sakura mendapatkan meja di samping jendela kaca yang masih membuatnya memiliki akses untuk memanjakan mata, menikmati Seine dengan guyuran hujan.

Alunan musik lembut memenuhi setiap sudut bar di Yacht dengan tempo yang pas. Menambah suasana hujan di luar sana menjadi lebih manis.

"Kau mau kopi?" suara Sasuke memecah lamunannya, tentu saja mereka sedang bersama. Hanya tadi Sakura tidak melihat pelayan itu.

Apakah Sakura terlalu asyik melamun hingga tidak menyadari kedatangan si pelayan?

Oh, biarkan saja.

"Aku mau cokelat panas." Sakura tidak berpikir ini akan memalukan meminta cokelat panas di tempat ini, kan?

Sasuke kembali berbicara dengan pelayan tadi menggunakan aksen yang berbeda. Kemudian pelayan itu pergi.

Up to RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang