18. Monalisa

5.8K 536 35
                                    

Selamat Membaca!

Mohon maaf amat sangat lama saya menghilang. . .


===


Sakura tidak tau bagaimana menjelaskan situasinya sekarang. Baru saja, tidak, lima belas menit lalu Sakura tiba di hotel dengan diantar oleh teman Sasori. Yang sangat mirip dengan Sasuke. Yang ternyata adalah Itachi, kakak laki-laki Sasuke yang menghilang.

Yang sekali lagi, telah mengetahui tentang dirinya!

Astaga!

Bagaimana Itachi bisa tau sementara Sakura bahkan tidak mengatakan apapun tentang identitasnya, yang bahkan, memperkenalkan diri dengan nama keluarga. Haruno.

Sasori juga tak terlihat seperti pembohong ketika mengetahui fakta jika Sakura telah menikah saat mereka mengobrol tadi. Jadi, bagaimana bisa?

"Senang bertemu denganmu juga, Sakura. Ku harap Sasuke menjagamu dengan baik."

Kalimat pria itu terus berdenging hingga Sakura keluar dari lift menuju kamar hotelnya.

Sasori sialan! Harusnya Sakura tadi menolak tawaran pulang bersama mereka. Tapi matanya bahkan tak mampu beralih dari kursi pengemudi dan terlalu sibuk membandingkan, seberapa mirip tampilan luar Sasuke dengan Itachi Uchiha.

Dan mereka benar-benar mirip!

Tubuh tinggi tegap, surai gelap, bola mata sekelam malam yang menakutkan, dan segala aura intimidasi yang mereka pancarkan. Tak ada yang menyimpang. Kecuali suara dalamnya yang terdengar sedikit lebih enak dipendengaran.

Klik!

Sakura melangkah memasuki kamar hotelnya dengan pikiran yang masih melantur jauh. Tidak menyadari jika ternyata Sasuke telah berada di dalam. Berdiri menghadap kaca besar yang menampilkan Eiffel di kejauhan dengan sebatang rokok.

Sakura tersadar ketika indera penciumannya menghirup kepulan asap yang menyergap setelah menari-nari di udara sekitar pria itu.

Mengalihkan atensi dan memaksa otaknya untuk kembali ke kepalanya, Sakura mendecak. Dia tak pernah menyukai aroma rokok!

"Ku pikir kau akan bekerja hingga liburan ini selesai." Sarkas. Sakura tau, tapi dia sudah tidak bisa menahannya.

"Maafkan aku."

Apa?!

Tunggu!

"Kau... Minta maaf?" Bodoh. Sakura tergugu. Otaknya melambat dan nyaris membeku selama beberapa detik sebelum suaranya mampu keluar lagi.

"Ya, kau memang harus meminta maaf." Meski canggung, tapi Sakura merasa harus memanfaatkan situasi ini semaksimal mungkin.

Hey! Kapan lagi Sasuke Uchiha meminta maaf, kan?

Lagi pula, terlepas dari tulus tidaknya permintamaafan pria itu barusan, Sakura tetap harus bertahan. Dan bertahan dengan memanfaatkan situasi sepertinya memang tidak terlalu buruk untuknya dalam keadaan ini. Entah sejak kapan manipulatif menjadi alternatifnya.

"Buktikan kalau kau memang benar-benar meminta maaf."

"Maksudmu?"

Sakura berdecak. Tentu saja dia tau Sasuke adalah manusia paling apatis yang dia kenal sepanjang hidup.

"Ya... Buktikan saja kalau kau memang... Menyesal?"

Kenapa justru dia yang salah tingkah? Astaga! Sakura tidak pandai meniru wanita-wanita merajuk lainnya.

Up to RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang