Awal

472K 1.3K 64
                                    

"Auchhhhhh babe faster, fuckk ahhhhh"

Pagi hari belum lengkap tanpa morning sex, ya kami melakukannya di sini, di kamarku tercinta. Kamar berjuta cerita, kamar yang menjadi saksi basah percintaanku dengan mas Geo sangat membara.

Benar dia, Geonattan leonardo. Lelaki yang telah ku pacari 1 tahun yang lalu. Berperawakan menawan, tinggi tegap, postur tubuh yg tak kalah sempurna. Dan jangan lupakan soal ini, Juniornya yang sangat sangat besar dan panjang mampu mengaduk-aduk bawahku menjadikan aku yang semakin tak terkendali. Semakin hari, semakin meningkat saja rasanya kenikmatan yang kami berdua peroleh.

Mas Geo yang hampir sempurna, kulihat betapa deras cucuran keringatnya pagi ini, pagi yang sangat panas, sepanas hanya dalam kamarku saja. Buktinya hari ini terlihat mendung, matahari masih malu-malu menampakan sinarnya. Namun aku dan mas Geo pun tanpa malu-malu bermandi keringat pagi-pagi buta seperti sekarang.

"Aahhhhhh Ela, kau sangat nikmat sayang". Ujarnya.

"Ahhhh mas, lebih dalam. Yahhhhh seperti itu, tekan terus clitku, unyel-unyel massss ayooo, ohhhh fuckkk aku keluar masssssss aku keluarrrrrrrrrr".

"Akhhhhhhhhhhhh Geonattannnnn sayangkuuuu".

"Akhhhhhh Elaaaaaaaa". Jeritnya juga saat mendapat pelepasannya dalam kemaluanku.

Ya, kami memang selalu melakukan tanpa pengaman. Tanpa obat pencegah kehamilan. Eitssss jangan salah, aku lah wanita yang pandai mengatur tanggal di kalenderku.

Yahhhh beginilah aku, kata teman-temanku. Aku adalah si jalang kecil, penggoda para lelaki. Andai saja menggoda papah dan lubang ku di masuki singkong papah itu tak berdosa, aku juga akan menggoda papah suatu saat. Gila memang, tapi ini benar khayalan gilaku. Ahhhh sudahlah, sumpah demi apapun aku hanya mencintai mas Geo ku saja.

Mas Geo itu sudah memukau, pandai memuaskan pula. Lalu aku mau mencari yang bagaimana lagi? Sedangkan goa ku saja sudah mendapat pistol yang makin hari makin besar dan panjang saja rasanya. Ahhhhhh memikirkan itu membuatku horni kembali.

Tidak-tidak, kami harus segera berangkat sekolah. Hari ini hari pertama kita berada di semester genap kelas 9.

Yaaaa, bukannya kami sibuk memikirkan UN, lihatlah kami selalu sibuk berolahraga ranjang. Memang kami berdua sering kali di anggap raja dan ratu seks. Oh tak masalah, seks bagiku hobi, kalo ada olahraga yang membuat aku bisa melayang, mengapa capek-capek menutupi kenikmatan itu? Ayolahhh jaman sekarang, seks bukanlah hal yang tabu. Sudah banyak muda-mudi yang selalu having seks. Asal kita main cantik aja yaaa guysss hehe.

"Rusak boleh, hamil luar nikah jangan. Malu-maluin". Motto ku yang selalu ku pegang erat-erat.

Dan yahhhhh, kita keasyikan sampai lupa memperkenalkan diri.

Hay, aku Auristeela Giffani Parviz. Anak satu-satunya dari keluarga Parviz yang hanya tinggal dengan papah ku saja. Yupssss, mamah ku pergi dengan pria lain. Aku tak tahu alasannya dan aku tak mau tahu.

Kenzie Bramatya Parviz, ya dia papah ku. 40 th, masih muda. Mereka menikah muda pada masanya. Ya papah ku seorang duda, namun tak berniat menikah kembali. Katanya, kalau banyak wanita yang rela mengangkangkan kaki lebar-lebar untuknya tanpa meminta menjadi istri, tak masalah. Cukup sekali membina rumah tangga dan berakhir seperti neraka.

Ngamang-ngemeng soal papah, aku selalu punya fantasi terliar. Bagaimana tidak. Sudah duda, kaya raya, dan penisnya yg selalu mengacung tegak bagai keadilan. Dengan urat-urat yang menonjol kasar, melengkung ke atas, oh sangat kontras dengan badan tegap yang papah miliki. Membayangkan saja rasanya aku sudah pusing tujuh keliling. Punyaku berkedut hebat. Aku selalu horni tak terkendali.

Bagaimana bisa aku tahu senjata papah sebesar dan semenakjubkan itu? Oh jangan salah, kita berdua selalu blak-blakan. Aku yang selalu mendapati papah mengerang keenakan dimana pun ia berada saat colay.

Lebih gilanya, aku juga pernah jongkok di depan papah yang sedang berdiri mengerang nikmat sambil memaju mundurkan penisnya. Oh betapa mengagumkan nya papaku saat itu. Saat peju nya berhamburan, saat ia menegang, saat penisnya terlihat memerah, saat ia berteriak memanggil nama ku, ahhh tak bisa ku jelaskan secara rinci, tubuhku tak pernah baik-baik saja saat berbicara tentang papah. Aku bahkan percaya banyak wanita yang dengan suka rela melemparkan tubuh padanya.

Namun ibuku malah pergi dengan pria lain, apa kurangnya papah? Ahhhhhh aku tak habis pikir soal itu. Aku benci, namun aku juga rindu. Aku tak pernah tahu gimana wujud asli ibuku. Katanya, aku masih bayi pun ibu sudah dengan pria itu. Mengecewakan saja!

Oh papah, andai papah bukan papahku sudah ku jerat papah dengan tubuh ku ini. Mungkin aku akan menjadi wanita paling bahagia. Harta melimpah, tak kekurangan. Nafkah bathin setiap saat, dengan pria yang gagah sesempurna engkau. Aku paling iri dengan wanita-wanita yang bisa menidurimu. Andai aku bukan putrimu ahhh!

Ah back to topic guys, jangan menghayal papah ku saja. Itu punya ku dan aku tak ingin punya mamah baru. Camkan itu. No wayyyyyyy!

HyperseksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang