Tanpa kata

141K 776 24
                                    

Tadinya pengen nulis besok, buat di up besok juga.
Namun keinget ini malam Jumat jadi aku rela double mikir deh.
Buat fantasi sebelum bobok ya.

Okey, jangan lupa vote yaa❤️

_________________________________________

"El mau main dengan papah?".

*****

Deg.

Aku gemetar, dan tak tahu harus menjawab apa pertanyaan papah. Rasanya begitu mendadak.

Aku ingin, ingin sekali pah. Ingin merajut jutaan nikmat denganmu sampai aku lelah, sampai aku letih, sampai aku tak kuat berdiri. Betapa sangat menyenangkannya bagiku, fantasi yang telah lama bernaung dalam otakku kini akan segera menjemput kenyataan.

Namun aku tak tahu harus seperti apa sikapku untuk memulainya. Bahkan ketika papah pun yang memulai, aku juga tak tahu akan seperti apa sikapku untuk menerima.

Ah, berada di kecanggungan ini, aku merasa atmosfer kamar tiba-tiba berubah.

Papah pun duduk di sebelahku, dan menyibak rambutku, lalu menaruhnya di sela-sela telingaku. Gerakannya sangat sensual. Menimbulkan gelayar-gelayar aneh dalam tubuhku.

"El, mau main dengan papah?".

Oh papahhhh, kenapa engkau ulang-ulang terus perkataan itu. Yang harus kau tau lidahku kelu untuk menjawab pertanyaan simple mu itu.

Aku tak tahu harus berbicara apa, namun tubuhku ingin langsung merengkuhmu. Tapi aku malu.

"Elllll". Lirihnya.

Aku mendongak, tiba-tiba papah mencium bibirku dengan sensual. Melumat-lumat dengan bibirnya. Menyesapi bibirku dengan lihai.

"Rasanya manis, El".

Blushhh, aku tersipu malu. Oh begini rasanya ciuman dengan papah. Hatiku sungguh memancarkan bahagia. Tubuhku sungguh memancarkan gairah yang membara. Tanpa obat perangsang, ternyata papah adalah racun dari segala racun.

"Buka mulutmu, El".

Seketika tanpa di perintah 2x aku membuka mulutku untuk papah. Papah pun tersenyum dan seperkian detik papah sudah membenamkan lagi bibirnya pada bibirku. Tangan papah meraih tengkukku, untuk memperdalam ciumannya.

"Aouhhhhhh... Mmmmmm".

Aku mendesah saking sensualnya lumatan papah. Lidahnya bergerak masuk semakin dalam melilit lidahku. Dan mengabsen gigiku satu persatu. Melumat bibirku lagi dan lagi seolah tak pernah puas dengan menciumiku.

"Elllll, kau mau main dengan papah hhmmmm?". Lirihnya dengan nafas yang memburu.

"Elllll, jadilah gadis binal untuk papah ahhhhh, menarilah di atashhhhh paaa paaaah uhhhmmmm".

Papah menyudahi ciumannya, menatapku lekat-lekat. Menciumi mataku, pipiku, hidungku, terakhir keningku. Seolah dihisap habis mukaku kali ini.

"El, jawab papah! Kau mau main dengan papahhhh?".

"Ya pah, El mauuu". Jawabku malu-malu

"Bagus. Papah akan membuat mu mati kenikmatan El. Papah akan puaskan kamu sampai kau tak bisa berjalan besok pagi. Sampai kau menginginkan nya lagi dan lagi".

"Layani papah El, anggap papah orang lain. Anggap papah orang yang kau cintai".

Ciuman papah berpindah ke telingaku, papah menciumi daerah sensitifku. Aku mati-matian menahan desahanku. Aku mati-marian agar tak menggelinjang di depan papahku.

HyperseksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang