07. SEVENTH

91 11 70
                                    

Klik vote atau kutembak jadi pacarku?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klik vote atau kutembak jadi pacarku?

Happy Reading Gaes (!) 😎
_____________________
_________________________

Ruang kerjaku tak ubahnya sepetak kubus sempit tanpa hiasan dinding apapun, tempat paling nyaman untukku menyusun rencana-rencana hebat yang lebih suka mereka sebut sebagai penipuan. Adalah tugasku sebagai kepala pimpinan bagian untuk mengenali tempat transaksi, mempelajari peta daerah sekitar, atau hanya sekedar memastikan bahwa lokasi itu steril dari endusan anjing bergelar polisi. Mungkin jika polisi adalah anjing, kami para mafia bisa disamakan dengan binatang lebih rendah dari anjing. Tikus tanah yang kotor mungkin, suka bergerak diam-diam di bawah gorong-gorong kotor.

Di ruang kerjaku terdapat meja tunggal yang memenuhi hampir sebagian besar sisi dalam ruangan, satu kursi teronggok di pojokan yang jarang sekali kugunakan, karena aku lebih suka berdiri sambil memastikan banyak hal, dan sebuah bohlam lampu besar putih tergantung kabel yang menghiasi di atasnya. Aku sudah akrab dengan tempat ini semenjak bekerja untuk Tuan Tamura dan istrinya di Makau. Semenjak hubunganku dan Aroha berangsur memburuk.

Aku memutuskan pergi ke kamar untuk menemukan benda yang bisa membantuku mengoneksikan persegi super kecil ini ke komputer. Meninggalkan peluru yang sudah kupereteli di atas meja. Syukurlah ada. Aku mulai penasaran setengah mati apa isinya, langsung saja klik begitu komputerku mendeteksi perangkat kecil itu. Dalam chip memori hanya berisi beberapa rekaman percakapan suara. Serius? Aku masih tak paham apa maksud Ken dan Kei memberikan ini padaku. Apalagi sampai harus repot-repot menanamnya dalam peluru yang ditembakkan kepadaku. Ada tiga rekaman. Harusnya sebuah petunjuk penting.

Aku memencet tombol klik pada ikon file, memastikan ada bunyi apa di dalamnya.

T-tapi Tuan-

BESOK, kalian harus membunuhnya dengan benar. Abaikan siapa Jordi Dasilva dan apa hak si brengsek itu dalam kelompok kita. AKU TIDAK PEDULI! Kalau perlu, musnahkan seluruh geng-nya.

Terdengar telepon dimatikan. Rekaman pertama berakhir.

Aku mematung di kursi depan komputerku. Jordi Dasilva? Apa itu nama ayahku. Seseorang yang selama ini kucari teka-teki kematiannya. Jujur saja, aku tak pernah percaya cerita ibu bahwa ayahku mati tenggelam karena badai di laut.

Hal yang buatku terkejut bukan hanya sebab nama ayahku disebut, tapi suara yang memerintah dalam rekaman itu ... siapa?

Rekaman suara kedua menjawab semuanya. Aku menelan ludah, tertegun.

Big Bos Luciano Leggio sudah memutuskan. Keputusan final, Stefano Botande harus dilenyapkan. Pengkhianat Jordi Dasilva juga. Orang-orang tak berguna. Katakan pada Andreas Ngaio agar menembak mati tepat di kepala mereka berdua saja! Tuuutttt.

***

Mafia punya sejarah yang panjang tentang kemunculannya. Semua tak bisa lepas dari Pulau Sisilia dan kelompok bernama La Cosa Nostra.

𝐍𝐞𝐟𝐚𝐫𝐢𝐨𝐮𝐬𝐧𝐞𝐬𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang