Warning‼
Nama, karakter sifat penokohan, organisasi, dan peristiwa yang ada didalam cerita ini tentu tidak terkait dengan fakta manapun dan tentunya cerita ini hanyalah bersifat fiksi, murni karangan author sendiri☺️
#IniFiksi #bxb #🔞-nan pingin nangis tapi ngga tau kenapa, terimakasih buat feedback baiknya cerita ini, btw ini bukan part akhir, cuma nan pingin ngucapin makasih sebanyak-banyaknya😭
-sorry for typo
-3054 words...
...Siang hari itu Sunghoon terbangun dari tidurnya, perlahan anak itu mulai menuruni ranjang tempat tidur, dan berjalan sambil sibuk mengusap mata yang masih sulit untuk terbuka. Dengan berpegang pada pembatas anak tangga, ia mulai turun kebawah untuk mencari keberadaan sang mama.
Sedangkan di meja makan sendiri, Hoseok tengah sibuk bergelut dengan laptop di hadapannya. Kedua manik mata itu dengan lihai membaca berita yang terpampang jelas di salah satu situs web, namun tidak berselang lama ia pun tersadar ketika si anak menarik ujung baju yang di kenakan. Hoseok tersenyum, dibawanya tubuh kecil Sunghoon ke atas pangkuangnya. Anak itu memeluk sang mama dengan manja, terlalu nyaman, bahkan hampir membuatnya jatuh ke dalam tidur kembali.
"Mama akan buatkan makanan untuk mu, jadi bisakah kau duduk di sofa sambil menonton televisi terlebih dulu?"
Sunghoon menggelengkan kepala, tanda bahwa ia tidak setuju. Anak berumur tiga tahun itu hanya ingin berlama-lama di atas pangkuan sang mama. Belum lagi dengan pelukan yang Hoseok berikan, itu membuatnya merasa begitu nyaman.
"Tapi kau belum makan, nanti bisa sakit. Mama tidak mau jika Hunie masuk rumah sakit, kau harus tetap sehat" ujarnya, memberikan pengertian.
Dengan sigap anak itu turun dari pangkuan Hoseok, lalu berjalan menuju sofa di mana ia bisa menyaksikan acara kartun di televisi dengan nyaman.
Si pemuda mengikuti langkah kaki kecil dari sang buah hati, segera menyalakan televisi dan mencarikan serial kartun kesukaannya. Beralih dari ruang tengah, Hoseok berjalan kembali menuju dapur. Lemari pendingin ia buka, beberapa bahan makanan telah di dapatkan. Namun hanya satu yang kurang, bawang bombai.
Hoseok teringat, bahwa ia lupa untuk memanen bawang bombai yang telah di tanam pada halaman belakang rumah. Tanpa pikir panjang, ia segera pergi ke halaman belakang, setelah sebelumnya mengenakan sarung tangan dan tidak lupa juga membawa keranjang berukuran kecil beserta pisau dapur.
"Astaga sudah busuk, apa iya masih ada yang segar?" dengan berbekal pisau dapur, Hoseok mampu memanen beberapa bawang bombai yang masih segar dan layak untuk di konsumsi.
"Oh, ada daun parsley juga, siapa yang menanamnya?. Sepertinya aku tidak pernah menanamnya, atau mungkin Wendy" tidak mau ketinggalan, daun parsley yang belum tau asal usulnya darimana itu pun ia ambil.
prangg
"Maa!!"
Suara benda berjatuhan yang berasal dari dalam rumah, beserta teriakan itu membuat jantung Hoseok seketika berpacu dengan cepat.
Di jatuhkan nya begitu saja keranjang berisi bawang bombai dan daun parsley yang baru ia dapatkan. Kini pemandangan yang ada tepat di hadapan matanya, membuat Hoseok ingin menjerit tidak tertahan.
Sunghoon yang sudah tidak sadarkan diri tersebut, berada di dalam gendongan seorang pria yang wajahnya terdapat beberapa bekas luka bakar. Namun dengan adanya bekas luka, Hoseok tentu merasa yakin bahwa ia masih bisa mengenali siapa pria tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] PLAY |•| vhope.ver
Fanfiction[Book ini sudah selesai tapi tolong tetap berikan dukungan dengan cara boom VOTE terlebih dulu sebelum membaca] Hoseok rela mengorbankan dirinya untuk di nikahkan dengan pria yang berumur setengah dari hidupnya sendiri, dan yang mengejutkan nya lagi...