Warning‼
Nama, karakter sifat penokohan, organisasi, dan peristiwa yang ada didalam cerita ini tentu tidak terkait dengan fakta manapun dan tentunya cerita ini hanyalah bersifat fiksi, murni karangan author sendiri☺️
#IniFiksi #bxb #🔞-buat readers-nim tolong tenangkan diri terlebih dulu sebelum membaca😔
-sorry for typo
-2180 words...
...Di sebuah ruangan yang gelap, dengan aroma rokok dan alkohol yang bercampur menjadi satu.
Di sana pria bernama Namjoon atau lebih sering di panggil dengan sebutan RM, ia duduk di atas lantai ruangan yang nampak begitu kotor karena debu dan juga noda kerak yang telah menyelimuti. Pria itu sesekali terkekeh, dirinya tengah sibuk membersihkan noda yang sekiranya singgah di mainan favorit miliknya selama ini, pistol.
Gerakan membersihkan itu ia hentikan, di tatapnya diri si anak yang kini tengah tertidur di atas sofa kotor yang tidak begitu jauh dari jangkauannya. RM terus menatapnya datar, ada hal yang ingin sekali ia lakukan.
Membunuh anak itu, dengan segera.
Seharusnya dia bisa melakukannya saat ini juga, akan tetapi pikirnya jika tidak ada saksi mata maka itu tidak akan ada gunanya. Lagi-lagi si pria kembali terkekeh, dan mengusap wajahnya sendiri dengan kasar.
Merasa jika ini sudah saatnya bagi mereka untuk bermain, dia pun tidak ingin menunda dan mengulur waktu lebih lama lagi.
Di raihnya ponsel dalam saku jaket yang di kenakan, RM segera menghubungi nomor kontak seseorang yang pantas untuk ia jadikan sebagai saksi mata. Saksi di mana, orang tersebut akan merasa bahwa kehidupannya telah hancur sepenuhnya.
"Mari bertemu, aku ingin mengucapkan salam perpisahan dengan mu" segera sambungan telepon tersebut ia tutup.
Pria Kim itu bangkit, jalannya sempoyongan. Di gendongnya tubuh Sunghoon, dan ia bawa menuju mobil. Sebentar lagi fajar, dan itu waktu yang tepat untuk melancarkan aksinya. Senyuman mengerikan tak hentinya luruh dari wajah penuh luka si pria, RM tersenyum di atas semua penderitaan yang selama ini ia rasakan.
Pikirnya, sebentar lagi tugas dan janji yang telah ia berikan pada seseorang akan segera terselesaikan. Tidak peduli apa itu yang di namakan masa depan. Jika pun memang ia harus mati maka biarkan saja, lagi pula dia bisa pergi dalam ketenangan setelah menghancurkan hidup seseorang.
...
Di tempat lain, Jungkook nampak berlari dengan gusar. Peluh menetes di keningnya. Tidak peduli dengan napas yang semakin menipis, Jungkook tetap saja melanjutkan langkah nya. Hingga berakhir ketika ia telah mampu mencapai ruangan di mana sosok yang harus ia temui ada di sana.
"Hyung!, dia sudah memulai permainan ini"
Di bawah perintah dari seorang Jeon Jungkook, semua bergerak. Namun tidak terburu-buru, nyatanya terlalu berbahaya jika mereka terlalu gegabah.
Tiga puluh menit sebelumnya, mereka telah berhasil melacak di mana keberadaan RM berada. Dan saat ini, hal yang di tunggu pun akhirnya terjadi. Pria itu mulai bergerak, dan keluar dari tempat persembunyian. Setelah hampir satu hari berlalu, dan sekarang mereka akan berusaha keras agar pergerakan yang di lakukan jangan sampai di ketahui. Karena jika itu terjadi, nyawa Sunghoon mungkin akan dalam bahaya.
Sebelum Jungkook dan sang kakak keluar dari ruangan tersebut, sosok Wendy sudah lebih dulu datang menghampiri. Wanita itu menarik kuat kerah dari kemeja yang Jungkook kenakan, kemarahan jelas terpancar di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] PLAY |•| vhope.ver
Fanfiction[Book ini sudah selesai tapi tolong tetap berikan dukungan dengan cara boom VOTE terlebih dulu sebelum membaca] Hoseok rela mengorbankan dirinya untuk di nikahkan dengan pria yang berumur setengah dari hidupnya sendiri, dan yang mengejutkan nya lagi...