Warning‼
Nama, karakter sifat penokohan, organisasi, dan peristiwa yang ada didalam cerita ini tentu tidak terkait dengan fakta manapun dan tentunya cerita ini hanyalah bersifat fiksi, murni karangan author sendiri☺️
#IniFiksi #bxb #🔞-hi nan di sini, selamat membaca semua😄
jangan lupa banyakin vote dan komen nya, mau komen di part manapun juga pasti bakalan aku respon😘-sorry for typo
-2332 words...
..."Berhenti memikirkan banyak hal, kau nampak sangat tertekan"
"K-kau?"
"Ini sudah bukan jadwalmu untuk menemaniku, lalu kenapa kau ada di sini Hansung-ssi?"
"Hehe aku jelaskan nanti saja, lebih baik sekarang kita keluar dari sini" dengan senyum yang tetap setia terpatri di wajahnya, Hansung dengan segera meraih pergelangan tangan Hoseok dan menuntunnya untuk keluar dari ruangan tersebut.
Itu terlalu tiba-tiba, Hoseok sendiri jadi merasa tidak nyaman bersama dengan Hansung, pria itu tanpa ijin menarik diri si pemuda untuk keluar.
Sepi, itu yang dapat Hoseok rasakan ketika mereka melewati beberapa lorong yang biasa dia lewati hampir sebulan belakangan ini. Biasanya setiap lorong memiliki setidaknya empat hingga enam orang penjaga yang di persenjatai dengan lengkap, tapi kenapa hari ini tidak ada. Mungkinkah semuanya sedang berkumpul untuk melakukan rapat atau semacamnya?.
"Hansung-ssi, kenapa di sini sepi sekali?."
"Diam dulu, nanti saja jika ingin bertanya" pandangan matanya benar-benar awas, sesuatu tengah coba untuk dirinya hindari saat ini.
Jadilah Hoseok terdiam setelah mendengarkan jawaban dari Hansung, hanya perasaannya saja atau memang pria itu tiba-tiba berubah menjadi sisinya yang lain.
Hampir saja Hoseok jatuh di atas lantai yang dingin, jika seandainya saja Hansung tak memiliki refleks yang cepat untuk menangkap tubuhnya. Pikir si Jung bukankah sepertinya dia barusan tersandung oleh sesuatu yang tergeletak di atas lantai. Pasalnya sekarang mereka berdua masih di dalam lorong dan di sana begitu gelap, lampu yang tamaram tak mampu membantu pengelihatan Hoseok dengan benar.
Hoseok hampir memekik keras, ketika menyadari bahwa yang membuatnya tersandung itu adalah sosok penjaga yang biasa berjaga di daerah lorong tersebut. Bukan hanya satu, melainkan banyak lagi yang lainnya.
Dia tidak yakin apakah mereka masih bernyawa, yang pasti tak seorangpun yang bergerak dari tempatnya berada. Hansung segera menarik kembali diri Hoseok, ketika ia tau jika mungkin mereka sedang dalam bahaya sekarang. Keduanya terus berjalan, hingga sampailah di depan gerbang tembok dengan pintu besi setinggi kurang dari satu meter dengan diameter yang cukup untuk di lewati bahkan oleh orang dewasa sekalipun.
"Masuklah, cepat kita hampir kehabisan waktu" melihat kondisi sekitar yang masih nampak kondusif, belum ada pergerakan berarti dari siapapun.
"Ini tempat apa?. Bisa kau jelaskan sekarang, aku merasa tak yakin"
"Masuk saja dan tetaplah berjalan maju, aku akan ada tepat berada di belakang mu. Sampai di luar nanti, aku janji akan menjelaskan semuanya"
Si pemuda menuruti ucapan dari Hansung, mereka benar-benar berjalan melewati jalan sempit dengan tembok yang terbuat langsung dari bebatuan dan juga tanah. Hoseok merasakan sakit pada tulang ekornya, itu karena mereka terus saja berjalan sambil membungkuk. Hansung yang berada tepat di belakangnya, tentu ia menyadari kesulitan yang Hoseok, pemuda itu terus meringis dan sesekali menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] PLAY |•| vhope.ver
Fanfic[Book ini sudah selesai tapi tolong tetap berikan dukungan dengan cara boom VOTE terlebih dulu sebelum membaca] Hoseok rela mengorbankan dirinya untuk di nikahkan dengan pria yang berumur setengah dari hidupnya sendiri, dan yang mengejutkan nya lagi...