HYPNOTIZED

1.3K 222 22
                                    


Citra dan Mia menoleh kearah pintu ruang rawat yang dibuka paksa, itu Rion.

Rion tampak berantakan, sepertinya dia habis lari. Belum lagi dasi yang terpasang di lehernya sudah longgar. Jas hitam bertengger di tangan kanannya, Rion hanya mengenakan kemeja putih yang sudah digulung sebatas sikunya.

Nafas Rion juga tampak tak teratur, dan Rion masih tertahan di ambang pintu menatap Citra yang sedang duduk bersadar di kepala ranjang. Sedangkan Mia duduk dikursi yang berada tepat disebelah ranjang.

Dia memang benar berlari kesini habis turun dari mobil yang mengantarnya kerumah sakit ini.

"Aku permisi keluar ya."
Mia paham situasi, jadi dia pamit untuk pergi pada Citra. Dan cuma dibalas anggukan oleh wanita itu.

Mia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Sebelum keluar dia bicara pada Rion.

"Tolong lakukan dengan benar kali ini." Ucap Mia sambil tersenyum. Dia sedang menyemangati laki-laki malang itu.

Mia tau, pasti Rion sekarang berada dititik terlemah dalam hidupnya. Laki-laki yang kurang beruntung, yang disayanginya satu persatu pergi.

Rion mengangguk
"Terima kasih." Gumamnya pelan.

Mia pun berlalu meninggalakan sepasang suami istri itu. Pintu pun sudah ditutupnya dari luar.

Yang ada sekarang hanya keheningan, Citra yang tak mau menatap ke arah suaminya dan lebih memilih menatap jendela kaca ruangan rawat itu.

Sedangkan Rion masih diam membisu di depan pintu menatap ke arah Citra. Dia tak tau harus memulai dari mana.

"Sayang.. kamu baik-baik saja?" Rion mencoba memulai percakapan. Bahkan sekarang dia sudah jalan mendekat ke arah ranjang dan duduk dikursi yang didudukki Mia tadi.

Citra tak merespon, menolehpun tidak. Dia masih menatap ke arah jendela.

Tapi air matanya tiba-tiba jatuh. Dia menangis dalam diam. Citra hanya rindu.

Sudah berapa lama dia tak mendengar panggilan sayang itu? Sudah berapa lama dia tak mendengar suara suaminya yang begitu lembut ini?

"Sayang.. ada yang sakit?" Rion tampak panik melihat istrinya menangis. Tapi dia masih mencoba untuk bersikap tenang.

Kondisi Citra tidak stabil sekarang. Mereka baru saja kehilangan buah hati yang mereka tunggu-tunggu.

Dan pasti Citralah yang sangat terpukul dengan kejadian ini. Makanya Rion tak bisa bersikap gegabah. Dia tak ingin Citra lepas kendali.

Padahal sekarang Rion ingin sekali memeluk istrinya itu. Dia ingin sekali menghapus air mata yang jatuh dipipi Citra.

Masih tak mendapat respon, Citra masih menangis, bahkan sekarang istrinya itu sudah menangis dengan tersedu-sedu.

Citra meluapkan semuanya.

"Sayang.." Rion panik. Dia berdiri dari duduknya dan berpindah duduk di atas ranjang disebelah Citra dudukki.

Rion memegang kedua tangan Citra. Mengelus punggung tangan istrinya pelan.

"Maafkan aku.. Pasti rasanya sakit sekali.. kita panggil dokter ya?" Rion bicara begitu hati-hati. Dia tak ingin Citra semakin kencang menangis.

Citra yang tadi menangis melihat ke arah jendela, sekarang memalingkan wajahnya menatap sang suami yang persis dihadapannya.

"Kamu.. jahat.." ucap Citra disela-sela tangisnya.

Rion tak bisa melihat mata cantik itu mengeluarkan air mata, dia merasakan betapa sakit dan hancurnya Citra sekarang.

Dia mulai menghapus air mata yang membasahi pipi istrinya. Dengan hati-hati, takut Citra menolak sentuhannya.

Salty Love [Ningning X Sunwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang