"Ih, Sunoo hyung yang cepet ngayuh sepedanya, dong! Liat Jungwon hyung udah jauh. Pokoknya kalau sampe kalah, Sunoo hyung yang harus bayar!"
"Heh, bocah. Sadar, dong, kamu ini gede, bongsor jadi berat. Makanya punya badan itu sesuai umur, 15 tahun kok kaya jerapah campuran gajah."
Sunoo mengerem sepedanya saat sudah sampai didepan caffe. Jungwon yang sudah lebih dulu datang menyeringai penuh kemenangan.
Hari ini maknae line bebas jadwal, jadi mereka memutuskan untuk bermain disungai Han. Menyewa sepeda dan berkeliling, hingga akhirnya mereka bertiga bertaruh siapa yang terakhir sampai di caffe maka dia yang akan mentraktir.
Jungwon bersepeda sendiri sementara Sunoo harus membonceng Ni-ki karna hanya ada dua sepeda yang tersisa ditempat penyewaan.
"Kalian lelet sekali," ucap Jungwon.
"Salahkan Sunoo hyung. Pokoknya yang bayar nanti Sunoo hyung, Ni-ki kalah kan karna numpang," balas Ni-ki lalu menarik Jungwon masuk kedalam caffe meninggalkan Sunoo yang sedang mengomel.
"Adek yang selalu benar, kakak mah ngalah. Duh, nasib punya dua bocah tengil. Sabar, Sunoo manis harus sabar. Jangan mencincang adeknya, tapi bakar aja," gerutu Sunoo.
"Pesen apa?!" tanya Sunoo sewot sambil melempar buku menu kehadapan Ni-ki dan Jungwon.
"Es krim, ice coklat sama puding mangga!" pekik Ni-ki.
"Old ferry donut, puppy cupcakes, dan Strawberry milk," tambah Jungwon.
"Huft ... kalian merampok." Meski Sunoo memasang wajah masam, tapi ia tetap memesan apa yang kedua dongsaengnya mau.
Selesai memesan, Sunoo menarik kursi dihadapan Ni-ki dan Jungwon yang kini sibuk bermain game. Sunoo sering merasa kesal saat dijaili, tapi jauh dalam lubuk hatinya ia merasa senang. Sunoo juga merasa bangga karena melihat pertumbuhan Jungwon dan Ni-ki.
Yang sangat terlihat perubahannya adalah Ni-ki, dulu anak itu lebih pendek darinya, lebih mungil dari badanya. Tapi, lihat sekarang, Ni-ki lebih tinggi dan besar.
Jungwon dan Ni-ki saling tatap, lalu dengan kompak melirik Sunoo yang melamun sambil senyum-senyum. Lalu kembali bertatapan.
"Sunoo hyung melamun," bisik Jungwon.
"Hu'um. Kagetin?" Jungwon mengangguk cepat sambil menunjukan jempolnya.
Seringai jahil mulai terlihat, kedua makne itu perlahan berdiri mencondongkan badannya agar lebih dekat, kedua tangan mereka terangkat siap memukul meja.
Tak tak
Namun, sebelum itu Sunoo justru menjitak kepala Ni-ki dan Jungwon lalu menyilangkan tangan didada. "Apa? Mau jail, hum?"
"Hehe, ampun hyung." Sunoo menggelengkan kepalanya. Tak lama pesanan mereka datang.
"Cah, makan. Setelah ini kita jalan jalan lagi, mau?"
"MAU!"
...
"Hyung hyung, sini gantian yang boncengnya!" Ni-ki melompat turun lalu menahan laju sepeda.
"Dari tadi, kek." Akhirnya Sunoo dan Ni-ki berganti posisi. Ni-ki yang membonceng dan Sunoo yang dibonceng.
Bersepedah mengelilingi sungai Han disore hari dengan angin yang berhembus memanglah terasa menyenangkan.
Ni-ki mengabadikan moment ini tentunya, banyak gambar juga yang ia ambil. Terutama memfoto kedua hyungnya yang sangat suka difoto lalu mengunggahnya untuk para fans.
"Pulangnya malem, yuk. Katanya nanti ada air mancur warna warni dijembatan," ajak Jungwon.
"Ya udah sekarang kita kesana, takutnya nanti rame."
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Maknae |Ni-ki| END
Fanfiction(Brothership-family) Sejak awal Ni-ki merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Rasa takut semakin membuncang saat lututnya berdenyut nyeri. Hingga dokter memperjelas semuanya. Kanker tulang telah berkembang dalam tubuhnya. Apa itu berati ia tak...