Menjadi leader diusianya yang masih muda bukan lah hal yang mudah. Tanggung jawab dan tugasnya begitu besar meski member lain juga membantu meringankannya. Tapi tetap saja, bagi Jungwon ini masih sulit.
Ia akan kehilangan banyak waktunya sendiri karena sibuk mengurus banyak hal. Jungwon selalu merasa iri dengan anak seusianya yang asik menikmati masa remaja dengan bebas.
Jungwon ingin seperti mereka, bebas bermain dan bersekolah dengan giat. Tapi, Jungwon memiliki sebuah mimpi yang membutuhkan proses panjang dan penuh perjuangan. Ia juga harus mengorbankan banyak hal untuk meraih mimpi itu.
Namja bermarga Yang itu juga bahagia menikmati prosesnya karna ditemani oleh hyung dan dongsaenya. Merasakan sebuah kekeluargaan padahal mereka tidak memiliki ikatan darah.
"Belum bangun juga?"
Jungwon menoleh kearah Heeseung yang baru saja masuk dengan tangan yang menjinjing kantong plastik berisi makanan.
"Tadi bangun sebentar, tapi, langsung tidur lagi," jawab Jungwon. Ia kembali menatap seseorang yang terus memejamkan mata. Tangannya bergerak mengelus pelan kepala adiknya itu.
Wajahnya pucat sekali, bibir yang biasanya bersemu merah kini kehilangan ronanya. Jelek sekali. Jungwon tidak suka jika ada yang sakit. Ia selalu ketakutan.
Tadi saat Jungwon dan Heeseung menyusul Ni-ki keruang latihan, mereka langsung dikejutkan dengan keadaan Ni-ki yang nampak begitu kesakitan. Suhu badannya sangat tinggi, bahkan sampai membuat anak itu mimisan. Sungguh itu adalah momen mengerikan.
Heeseung berjalan mendekat kearah Jungwon lalu mengelus kepalanya pelan. Sebagai seorang hyung, Heeseung sangat tahu jika adiknya ini sangat ketakutan.
"Hyung."
"Ne?"
"Tadi saat Ni-ki bangun, dia langsung menangis. Mengeluh sakit, tapi aku tidak bisa berbuat apapun untuk meringankan sakitnya. Dia terus merintih kesakitan, tapi aku hanya bisa diam hiks aku benar-benar tidak berguna hiks. A-aku ..."
Heeseung langsung memeluk Jungwon, membawanya kedalam dekapan. Sudah ia duga, Jungwon ketakutan. Tubuh Jungwon bergetar menahan isakannya. Ah, sekarang malah Heeseung yang merasa tidak berguna.
"Hey, ujilma. Semua akan baik-baik saja, oke? Kau tidak perlu seperti ini. Ni-ki juga baik-baik saja."
"Hyung, apa Ni-ki benar baik-baik saja? Aku takut, hyung. Satu bulan ini dia selalu mengeluh sakit, wajahnya juga selalu pucat tidak seperti biasanya."
"Kita berdoa saja, ya. Uri maknae pasti baik-baik saja. Kita jaga dia bersama-sama, ara?"
...
"Ni-ki-ssi, besok kita akan melakukan foto rontgen untuk menghetahui apa yang terjadi pada kakimu. Setelah itu baru saya akan ambil tindakan lainnya jika diperlukan."
Tangan Ni-ki meremas kuat tangan Jay yang menggengamnya. Kenapa rasanya gugup sekali? Jay mengelus pelan punggung Ni-ki berharap bisa membuat anak itu tenang.
"Apa itu sakit?" Tanya Sunoo tanpa mengalihkan tatapannya dari Ni-ki.
"Tidak, itu hanya prosedur pemeriksaan. Tidak akan sakit. Kami juga akan melakukan cek lab."
"Apa harus? Ni-ki tidak mau melakukannya."
Jake menangkup wajah Ni-ki, ibu jarinya mengelus pipi tirus itu pelan. "Ni-ki harus melakukannya, supa dokter bisa membantu Ni-ki sembuh. Ni-ki nggak mau ngerasa sakit terus, kan?" Ni-ki mengangguk pelan dan tersenyum kecil.
"Baiklah, kalau gitu saya pamit. Ada beberapa pasien yang harus saya periksa. Istirahatlah dengan baik Ni-ki-ssi."
Ruang rawat Ni-ki kembali sunyi. Jay sibuk menyuapi Ni-ki, maknae itu baru mau makan. Sedangkan member lain hanya diam melihat Ni-ki seakan jika berpaling sekejap saja sosok itu akan hilang.
![](https://img.wattpad.com/cover/282743545-288-k306802.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Maknae |Ni-ki| END
Fanfiction(Brothership-family) Sejak awal Ni-ki merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Rasa takut semakin membuncang saat lututnya berdenyut nyeri. Hingga dokter memperjelas semuanya. Kanker tulang telah berkembang dalam tubuhnya. Apa itu berati ia tak...