૮₍ halaman ketiga ₎ა

1.7K 196 7
                                    

Chenle dan Jisung baru saja sampai di salah satu villa milik orang tua mereka yang ada di pulau jeju, ya ini sudah tiga hari semenjak pertanyaan yang sampai sekarang belum bisa di jawab oleh Chenle dan sesuai yang ceo muda itu katakan mereka sedang liburan di pulau jeju.

Jisung sedang menatap pemandangan di luar villa dari balik jendela kamar yang akan mereka tempati, Sedangkan Chenle tengah menelepon seseorang di ruang keluarga.

Setelah puas memandangi hamparan laut yang indah, Jisung turun ke lantai bawah lalu menghampiri. Chenle yang baru saja selesai menelepon.

"Kau mau berjalan-jalan?" Jisung mengangguk cepat, kemudian keduanya memutuskan untuk keluar rumah berkeliling di sekitar villa mereka, menikmati suasana di pulau jeju tersebut.

Hamparan pasir putih dan suara ombak sangat menenangkan bagi Jisung, netranya menatap hamparan lautan lepas sejauh mata memandang sangat jauh dari dataran manapun.

Chenle melirik lelaki yang setahun lebih muda darinya yang masih menatap lautan lepas tanpa memperhatikan jalan di sekitarnya, Chenle menghela nafas kemudian menarik yang lebih muda agar berjalan lebih cepat.

"Saya lapar." Singkat dan jelas, Jisung hanya diam mengikuti suaminya itu. Matanya menatap tangannya yang di genggam pria dingin di depannya membuat pipinya memanas. genggaman tangan Chenle sangat hangat hingga sampai ke hati.

Keduanya sampai pada sebuah meja dan dua kursi di pinggir pantai dan langsung di sambut oleh beberapa orang. Chenle terdiam, aish jadi ini yang kedua orang tua Chenle siapkan. Sangat menyebalkan, pasti istrinya menanggapnya yang menyiapkan ini semua Chenle membatin

"Kau menyiapkan ini semua?" ucapan Jisung sukses membuat Chenle menoleh ke arah Jisung lalu menatapnya sinis kemudian berdecak sambil terbahak singkat.

"Kau seharusnya tau, saya tidak punya waktu untuk menyiapkan semua ini Zhong Jisung." Chenle melepaskan genggamannya pada tangan Jisung kemudian duduk di salah satu kursi, Jisung terdiam melangkah duduk di hadapan Chenle. Para pelayan datang menghampiri meja mereka.

"Semua menu seafood terbaik." Sangat singkat dan jelas tentu itu ucapan Chenle, Para pelayan di sana mengangguk lalu segera mengambil pesanan Chenle. Tamu VIP selalu di utamakan.

-

Di sinilah, di tepi pantai dengan deru ombak yang menenangkan hati. Sepasang suami istri tengah duduk di hamparan pasir putih menatap lautan dan menikmati matahari yang mulai tenggelam atau biasa di sebut,  sunset.

Keduanya tak saling berbincang hanya diam tenggelam dalam pikiran masing-masing dengan netra masih menikmati keindahan sunset di pinggir pantai bersama pasangan. Walau pada kenyataannya mereka tak saling mencintai namun bisakah mereka di sebut beruntung daripada harus menikmati sunset di pinggir pantai sendirian sedangkan semua orang di sekitar bersama pasangannya.

"Kau tentu tak menolakku bukan? Kau hanya belum bisa menerimaku tapi sudah hampir tiga bulan kenapa masih belum bisa?" Jisung menatap Pria yang berstatus suaminya itu lekat-lekat, tatapan lembut nan tulus di tunjukkan pada Chenle dengan wajah polos nan manis, siapa yang tak terpesona? sejujurnya Chenle juga terpesona namun melihat wajah yang sama membuatnya benar benar dilema, wajah itu benar benar membuatnya tak kuasa mengontrol dirinya sendiri.

"Wajahmu." Mata sipit Jisung berkedip-kedip, raut wajah heran menatap Chenle yang sedari tadi menahan gemas pada lelaki di sampingnya, Tangan Chenle terangkat mengusap butiran pasir di pipi kanan Jisung membuat
Pipi Jisung memanas dan memerah.

"Hari sudah gelap, ayo kembali," Ajak Jisung sambil mengalihkan perhatian agar pipinya tak memanas, jika di pikirkan itu hanya hal kecil namun jika yang melakukannya Chenle hal kecil menjadi lebih istimewa bagi Jisung.

Keduanya berjalan bersama menuju villa yang lumayan jauh dari tempat mereka melihat sunset tadi, angin berhembus menerpa kedua anak adam yang masih berjalan menuju villa mereka sambil menikmati suasana malam di sekitar villa yang akan mereka tinggali selama seminggu kedepan.

Ternyata suasana di pulau jeju saat malam lumayan sepi dan dingin, mungkin karna efek musim dingin yang akan datang. Jisung menggenggam tangannya erat berusaha menetralisir rasa dingin yang menyerang, ia mendongak menatap bulan yang sudah terlihat terang dengan kaki yang berjalan pelan.

Chenle melirik Jisung yang memeluk dirinya sendiri, ingin melepaskan jasnya dan memakaikannya pada lelaki di sampingnya namun rasa gengsi membuatnya menahan semua itu. Yang bisa pria itu lakukan adalah mempercepat langkahnya agar segera sampai ke villa mereka.

Sial bagi keduanya, hujan turun tidak deras namun mampu membuat mereka basah kuyup. Setelah melenyapkan rasa gengsi Chenle langsung membuka jasnya lalu menutupi bagian kepala Jisung  kemudian berlari sambil menarik sang istri agar cepat-cepat sampai ke villa mereka dan tak basah kuyup.

Dan pada akhirnya mereka tetap sampai dengan  basah kuyup, Jisung langsung bergegas ke kamar mandi dan berganti pakaian, ia hanya memakai piyama kotak-kotak dengan warna abu-abu dan putih.

Teringat kala hujan tadi, Chenle memegang tangannya. Hangat, ia jadi sedikit bersyukur karna hujan tadi ya meskipun harus kedinginan tapi tak apa. Terdengar masokis memang, namun tak bisa dipungkiri ia telah menjadi seorang yang masokis semenjak menikah dengan Chenle.
.

Hari ini hari terakhir mereka liburan di pulau jeju, seharusnya mereka pulang lusa namun Chenle mendapat kabar perusahaannya yang ia bangun bersama sang kakak mengalami masalah dan Jaemin kewalahan untuk mengurusi semuanya. mau tak mau Chenle harus segera pulang, Chenle tentu dengan senang hati pulang berbeda dengan Jisung yang sebenarnya sedih namun tak di tunjukkan. Padahal mereka sedang berada di kebun jeruk, Jisung berharap bisa berfoto dengan pria bermuka datar itu ya mungkin memang belum di takdirkan seperti ini.

Jisung bisa melihat jelas wajah senang Chenle yang sedang mengurusi tiket pulang, Jisung menghela nafas pasrah lalu kembali melanjutkan membereskan pakaian keduanya.

Di pesawat, semuanya nampak biasa saja. Jisung menatap jendela sambil menyender pada dinding dekat kaca, Chenle mengerutkan keningnya melirik yang Jisung tampak murung namun lebih memilih mengabaikannya karna ada panggilan masuk dari Jaemin.

Sampai di bandara Chenle langsung pergi ke kantor meninggalkan Jisung dengan supir yang akhirnya memilih kembali ke rumah. Jisung menatap sendu kamar tidurnya, berjalan lunglai kemudian membaringkan tubuhnya di kasur king size itu. Menenggelamkan wajahnya pada bantal, dia tak menangis kok. Jisung tidak menangis.

Chenle langsung disibukan oleh pekerjaan kantor, tadi Jaemin sempat bertanya apa Jisung tidak apa-apa. Pasalnya kan ia telah menganggu acara liburan mereka berdua yang sangat di impikan Jisung. Jeno sering memceritakan curhatan Jisung padanya jadi tidak usah heran.

Chenle hanya menjawab dia baik-baik saja padahal hatinya juga menjadi sedikit khawatir pasalnya pasca mendapat kabar dan di pesawat Jisung tampak murung. Namun nanti dulu memikirkannya, ada pekerjaan yang harus Chenle selesaikan.

 Namun nanti dulu memikirkannya, ada pekerjaan yang harus Chenle selesaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku nambah hutang, coba cek profil kalo minat :D Promosi

 I'm an angel • ૮₍ ˃ ⤙ ˂ ₎ა Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang