Mata Kirana perlahan terbuka dan ia mendapati dirinya berada di padang rumput waktu itu.
Matanya mengedar ke penjuru padang rumput yang sejuk. Ia mencari sosok Kiara. Iya, wanita waktu itu pasti Kiara.
"Kiara!" Seru Kirana.
"Kiara!" Panggilnya lagi dengan suara lebih keras.
Kirana beranjak dari tempatnya terkapar lagi. Ia berlari tidak tentu arah dengan mata awas untuk mencari sosok Kiara.
Sayang, tidak ada siapa-siapa. Wanita itu sendirian di padang rumput luas tersebut.
Ia terduduk di atas rumput. Lalu mendongak menatap langit biru.
"Gue harap lo balik ke tempat semula. Semua orang kangen sama lo," gumamnya.
Tiba-tiba langit cerah itu ditutupi awan gelap. Gemuruh petir serta kilat mengerikan menyapa Kirana. Wanita itu kembali berlari untuk melindungi diri dari hujan dan petir.
Langkahnya lebar-lebar dan matanya melihat sebuah pintu berdiri di tengah padang rumput. Seperti pintu kemana saja milik Doraemon. Mungkin memang milik robot kucing itu. Jadi Kirana tanpa ragu membuka pintu dan masuk ke dalamnya.
"Aaa!!!" Jerit gadis itu, sebab segalanya gelap dan ia tidak bisa menapak.
Tubuh kirana seperti sedang terjun bebas dari tebing yang begitu tinggi dengan keadaan sekitar yang amat sangat gelap.
Bruk!
Suara hantaman itu seketika mengagetkannya. Mata Kirana terbuka dan ia melihat langit-langit sebuah ruangan.
"Tanda vital stabil," suara orang asing terdengar.
Kirana ingin bicara, namun ia tidak sanggup. Sesuatu mengganjal di tenggorokannya.
Seorang pria berpakaian seperti dokter mengarahkan senter kecil ke arah matanya yang terbuka.
Lalu tanpa kata, dokter itu menjauh dari tempatnya berbaring. Kini suara yang terdengar adalah langkah kaki mendekat.
"Kirana."
Tunggu dulu. Gue udah balik?
Kirana tidak dapat bersuara. Matanya bergerak untuk melihat siapa yang menyebut namanya.
Wanita itu pun mendapati seorang lelaki yang berdiri di samping tempat tidur sambil memegang tangannya.
"Gue takut banget lo kenapa-kenapa, Kir." Lelaki itu tampak lega.
Sementara respon Kirana hanya menggenggam tangan lelaki itu.
Gue pikir gue sendirian, Ken.
Meski mustahil Kenzo bisa mendengar suara kalbunya, Kirana tidak peduli. Ia sedikit lega sebab selama ini Kenzo menemaninya.
"Dokter bilang lo masih harus di observasi." Kenzo menatap sendu ke arah Kirana.
Siapa itu Kenzo?
Well, seperti yang sudah Kirana jelaskan, ia tidak punya teman akrab atau yang bisa dikategorikan sebagai sahabat. Tapi selama belasan tahun ini, ia tetap menjaga hubungan pertemanan yang baik dengan Kenzo.
Bisa dibilang, lelaki itu adalah teman terdekatnya.
"Gue tinggal dulu sebentar buat nemuin dokter." Pamit Kenzo.
Kirana kembali sendirian. Ia bingung dengan semua ini. Apakah yang tadi ia alami hanyalah mimpi?
Saka, Javas, Kiara, mereka tidak nyata?
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (Complete ✓)
RomanceDalam semalam, dunia Kirana si workaholic berubah. Tiba-tiba identitasnya berbeda dan yang lebih mengejutkan adalah ia menjadi ibu rumah tangga. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi pada Kirana? Mengapa bisa hidupnya berbeda 180 derajat dari sebelumny...