"Iya saya ngerti. Terima kasih, Cahya," ucap Saka sebelum memutuskan sambungan telpon.
Sementara tanpa sadar, Kirana telah berdiri di belakangnya. Menatap sinis pada sosok Saka yang ia anggap telah menyakiti saudaranya selama bertahun-tahun.
"Astaga!" Pekik lelaki itu saat berbalik.
Tatapan mata Kirana memang begitu mengerikan. Seolah siap mencabik diri Saka dan itu membuatnya merinding.
Selama beberapa hari belakangan, Kirana memang sering datang menemui Kiara. Ia pikir bisa menjauhi rumah sakit setelah sadar, tapi masih ada banyak hal yang harus wanita itu urus.
"Kenapa kamu selalu natap saya begitu?" Tanya Saka heran.
"Karena lo udah nyakitin Kiara." Jawab Kirana dengan gamblang.
Sebelah alis Saka terangkat. Merasa bahwa Kirana hanyalah outsider yang bahkan baru mengetahui bahwa ia kembar beberapa hari lalu.
"Kamu sok tau," cibir lelaki itu.
"Gue tau. Bahkan gue tau gimana lo main api sama mantan lo itu." Lanjut Kirana.
"Kamu?"
"Kenapa? Lo mau nyanggah? Heran gue tau? Asal lo tau, gue sama Kiara punya ikatan yang kuat."
Saka diam saja. Ia menatap Kiara yang masih berbaring tidak berdaya di tempatnya.
"Kia segalanya buat saya," tutur Saka. "Kia itu dunia saya." Saka berucap dengan lirih.
"Saya memang bukan manusia sempurna. Tapi main api dengan mantan? Apa kamu gila?"
Pikir Kirana, lelaki bernama Saka itu ternyata pandai sekali berakting. Kemarin sikapnya memang tidak pernah buruk, tapi menyembunyikan banyak hal termasuk bertemu mantan di luar kota, sangat tidak beretika.
Kini, ia mengaku kalau Kiara adalah dunianya?
Omong kosong.
Baru saja Kirana hendak membalas ucapan Saka, ponsel lelaki itu berdering. Ia menatap layar tanpa berniat untuk mengangkatnya.
"Angkat kalau penting," ucap Kirana.
Saka menatap ke arah Kiara yang terbaring cukup lama sebelum akhirnya keluar dari ruang perawatan.
Ketika lelaki itu berlalu, Kirana mengendap-endap membuka pintu. Menguping pembicaraan lelaki itu entah dengan siapa.
Boleh dong Kirana curiga. Bisa jadi Saka memang menerima panggilan dari perempuan ular bernama Sarah itu.
"Iya, Sar?"
Bingo! Dugaan Kirana benar adanya. Saka menerima panggilan dari Sarah.
Wanita itu berusaha untuk lebih mendekat ke pintu yang sedikit terbuka. Mendengarkan dengan seksama apa yang Saka ucapkan.
"Nggak bisa. Kiara sakit."
"..."
Saka memijit pangkal hidungnya. Ia memejamkan mata dan menghela napas dengan kasar.
"Please berhenti."
"..."
"Saya nggak peduli."
Lalu lelaki itu memutus sambungan telpon. Ia mengacak rambut dengan frustasi dan pergi dari area ruang rawat Kiara.
"Mau kemana dia? Nemuin si ular?" Gumam Kirana.
Meski harus repot berjalan terpincang dibantu kruk, Kirana tetap nekat mengikuti langkah Saka.
Tapi ia berpesan dulu, menitipkan Kiara pada perawat sebelum mempercepat langkahnya agar bisa menyusul lelaki tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (Complete ✓)
عاطفيةDalam semalam, dunia Kirana si workaholic berubah. Tiba-tiba identitasnya berbeda dan yang lebih mengejutkan adalah ia menjadi ibu rumah tangga. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi pada Kirana? Mengapa bisa hidupnya berbeda 180 derajat dari sebelumny...