18th December
Pagi yang dingin dihari kedelapan belas bulan desember. Well, mendekati hari natal, musim dingin terasa semakin dingin, bahkan kabut tebal terkadang singgah disekitar kota diiringi guyuran hujan. Beruntungnya, pagi ini cuaca sedang bagus⸺yeah, walaupun tidak bagus sekali⸺tapi setidaknya hari ini tidak hujan, hanya cuaca dingin yang menerjang.
Well, pagi ini Berlyn sudah berada di kampus. Pagi-pagi sekali gadis itu pergi supaya bisa menyiapkan materi presentasi dengan Mark. Yeah, sesuai dengan perintah Prof. Choi beberapa waktu lalu, beliau memberikan kesempatan untuk mahasiswa yang tugasnya sudah selesai lebih dulu untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka bersama sang rekan. Berlyn yang semangat⸺apalagi tugasnya memang hampir selesai, pun langsung segera menyelesaikan tugasnya bersama Mark sampai begadang. Alhasil laki-laki itu sempat menginap di rumah Berlyn ditemani Jaehyun, tentu saja.
Ketika Berlyn melintasi koridor kampusnya, dia melihat sosok Mark Lee yang tengah sibuk dengan kertas-kertas ditangannya, sepertinya laki-laki itu sedang mempersiapkan materi presentasi hari ini⸺sama seperti dirinya. Berlyn pun buru-buru menghampiri Mark, kemudian menepuk pundak lelaki itu. Mark Lee sedikit terperanjat ketika merasakan ada yang menepuk pundaknya, hampir saja kertas ditangannya jatuh kalau tidak ada yang menahan.
"Oh, hai, Mark! S-sorry, bikin kaget." ujar Berlyn sambil membenahi kertas yang dibawa Mark.
Mark menghela napas sejenak, "it's okay." katanya singkat, kemudian dia melanjutkan, "sorry, aku agak tegang sama presentasi sekarang, karena ini presentasi pertama aku di Korea haha."
"Haha gapapa, Mark, wajar kok. Aku juga waktu pertama kali dateng kesini gitu juga. Bahkan aku takut tiap kali orang-orang liatin aku, takut aku salah ngomong atau karena penampilan ku aneh."
"Tapi, aku salut kamu bisa bertahan sejauh ini. Walaupun kamu tahu, kamu nggak disukain sama satu kelas, tapi kamu tetep fokus sama tujuan kamu. The real strong girl."
"Haha apan sih." ujar Berlyn sambil tertawa, kemudian dia berkata, "eh iya, gimana sama bagian kamu? Ada yang belum paham nggak?"
"Hm... sejauh ini aku masih paham, tapi kalo ada yang nanya lebih dalem, kayaknya aku serahin ke kamu. Maaf banget ya, aku selama ini nggak pernah ikut diskusi sama Dokter Lee." ucap Mark dengan penuh sesal.
"Gapapa Mark, lagian jadwal kamu emang padet banget, kamu juga sangat bertanggung jawab dan kompeten sama tugas kita, jadi aku ngerasa seneng aja bisa kerja sama sama kamu."
Mark Lee tersenyum, kemudian dia teringat sesuatu. "Oh iya Lyn, waktu itu kayaknya kamu sempet telepon aku, kenapa ya? Sorry aku baru tanya sekarang, aku baru inget soalnya."
"Ah... itu... nggak apa-apa kok."
Berlyn langsung tersenyum getir, mengingat kejadian lima hari lalu, saat ia bertemu kembali dengan Joshua Hong. Awalnya Berlyn ingin menceritakan kejadian hari itu pada Mark, tapi untung saja tidak jadi, karena Berlyn menyadari kalau Mark tidak boleh terlalu diikut campurkan ke dalam masalah pribadinya. Apalagi ini menyangkut masa lalu Berlyn. Cukup Berlyn saja yang tahu.
"Yakin?" tanya Mark Lee, membuyarkan Berlyn yang hampir melamun.
Berlyn mengangguk. "Iya, yakin."
"Kalo ada apa-apa, jangan sungkan buat cerita ya? Jangan terlalu banyak dipendem."
"Iya, Mark Lee!" ujar Berlyn sambil mengusap rambut Mark, mengingat Berlyn lebih tua setahun dibanding Mark.
Mark langsung menghentikan tangan Berlyn. "Wow, udah berani ya, sekarang." katanya.
"Berani apa?" ujar Berlyn sambil menjulurkan lidahnya, bercanda. Kemudian gadis itu mendahului Mark, masuk ke dalam kelas. Sementara Mark Lee cuma bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Berlyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delicate
FanfictionAwal pertemuan, Mark Lee tanpa sengaja mendapati Berlyn ;si gadis blasteran; menangis sendirian disebuah ruangan kosong. Laki-laki itu bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain, jadi ketika dia mendengar gosip aneh tentang Berlyn, Mark mem...