11. Untold

60 11 2
                                    

10th December

Suara tawa didalam rumah, mengundang keingintahuan Jaehyun begitu dia sampai di rumah Berlyn. Tadinya Jaehyun tidak berniat singgah ke tempat sang adik⸺karena... yeah, ibunya terlalu overprotektif pada Jaehyun. Alasannya apalagi kalau bukan karena Jaehyun yang suka merepotkan orang. Tentu saja sebelum pergi ke rumah Berlyn, Jaehyun sempat diwanti-wanti oleh sang ibu untuk tidak mengusik privasi sang adik. Sang ibu juga mengingatkan Jaehyun kalau dia tidak boleh mengundang sembarang orang ke rumah orang lain, apalagi ke rumah seorang perempuan.

Kini Jaehyun mulai memasuki bagian dalam rumah Berlyn dan menemukan Berlyn sedang tertawa bersama dua orang laki-laki. Baru ditinggal sebentar Berlyn sudah bisa mengundang teman⸺laki-laki pula. Tentu saja Jaehyun dibuat terheran-heran. Sedikit demi sedikit Berlyn mengalami perubahan.

Jaehyun memilih bersembunyi dibalik dinding yang menghubungkan ruang tamu dengan ruang keluarga. Diam-diam, Jaehyun melihat interaksi ketiga orang itu. Mereka terlihat begtu akrab. Jaehyun mulai curiga, jangan-jangan salah satu diantara lelaki itu mau menjebak Berlyn. Pikiran Jaehyun mulai memikirkan hal-hal negatif yang bisa saja terjadi.

Begitu melihat salah seorang laki-laki yang akan menyentuh dahi Berlyn, Jaehyun buru-buru keluar dari tempat persembunyiannya.

"Wah, wah, wah... ada apaan nih rame-rame?" celetuk Jaehyun sambil berjalan menghampiri ketiga orang yang kini tampak tak bergerak sedikit pun dari tempat mereka.

Cukup lama terdiam, Berlyn pun mengedipkan matanya beberapa kali, sambil berkata, "Jaehyun?"

"Kenapa? Kaget ya?" ujar Jaehyun sambil tertawa lebar, kemudian laki-laki itu duduk di sofa kosong⸺tidak jauh dari tempat Jungwoo.

"Kenapa nggak bilang mau kesini?" sahut Berlyn. Sementara Chanwoo dan Jungwoo saling tatap, karena tak mengerti apa yang sedang terjadi. Mereka perlahan menurunkan tangan dan menatap Berlyn dan Jaehyun yang kini sedang bicara.

"Sengaja. Biar tau kelakuan kamu kalo nggak ada aku gimana."

"Ih nggak jelas banget." lantas secara tak sengaja mata Berlyn bersitatap dengan mata kedua temannya yang tampak bingung dengan kejadian barusan. "Dia kakak sepupuku, Jaehyun. Dia emang sering nyelinap masuk rumahku, tolong jangan berpikir macem-macem." ujar Berlyn pada kedua temannya, bermaksud memperjelas supaya tidak menimbulkan gosip yang tidak-tidak.

"Mau mikir macem-macem juga nggak apa-apa." balas Jaehyun begitu laki-laki itu duduk di sofa sebelah Berlyn. Ia memilih pindah tempat supaya bisa dekat dengan sang adik dan melihat dengan jelas wajah saja teman-teman Berlyn dihadapannya ini.

"Sstt.. Jaehyun! Ini temen-temen aku!"

"Terus kenapa?"

"Jaga omongan kamu!"

"Yaelah, sensi banget, orang mau ngakrabin diri juga."

"Ish, Jaehyun, pulang aja sana!" usir Berlyn, saking kesalnya dengan kehadiran Jaehyun yang membuat teman-temannya ini bisa salah paham.

"Lagian nih, ya, kamu kan udah bilang kalo kita itu sepupuan. Mereka nggak bakal salah paham, iya kan?" Jaehyun mengarahkan pandangan pada Jungwoo dan Chanwoo yang sejak tadi menyimak pertengkaran kecil dua kakak beradik itu.

"Yaudah, iya. Sekarang diem, aku lagi ngerjain tugas." balas Berlyn, mengalah supaya perdebatan mereka tidak menganggu suasana saat ini.

"Kenalin dulu dong temen kamu. Aku kan cuma tahu Mark doang."

Berlyn menutup matanya, kesal. Sedetik kemudian dia mengarahkan tatapan tajam pada Jaehyun yang kini tengah tersenyum lebar.

"Kenapa? Aku bener, kan?" balasnya, membenarkan diri.

DelicateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang