4th December
Periode musim dingin telah tiba ketika memasuki awal bulan Desember. Tidak terasa Mark sudah menghabiskan dua minggu waktu selama di Seoul. Di tengah cuaca yang dingin ini, Mark Lee berjalan sembari mengeratkan jaket tebalnya. Sesuai janjinya minggu lalu dengan Jungwoo, petang ini Mark ikut kumpul-kumpul bersama teman sekelasnya.
Mereka janjian disebuah minimarket dekat kampus. Dan sudah bisa dibayangkan bagaimana pertemuan para laki-laki disatu tempat. Tentunya tidak lepas dari rokok dan minuman alkohol. Sejujurnya, Mark lebih toleran pada minum alkohol daripada merokok, karena mengikuti budaya disekitarnya. Meski begitu, Mark bukan orang yang hobi minum. Dia minum paling hanya satu botol⸻itupun untuk menghangatkan tubuh. Mark Lee menyadari para perempuan tidak suka pada laki-laki yang merokok dan hobi minum⸻setidaknya hal itu yang sering diwanti-wanti oleh Ibu mark dulu.
Lagipula, bukankah minuman alkohol adalah hal yang lumrah? Apalagi Mark Lee pernah tinggal di Kanada.
Mark juga tidak ingin dicap sebagai laki-laki brengsek dengan minum sampai mabuk. Dia tahu batasannya.
"Mark Lee, here!"
Saat Mark berada dipersimpangan jalan dekat minimarket, suara Jungwoo langsung terdengar memanggilnya. Membuat semua orang yang ada disana menoleh ke arah Mark⸻yang kini berdiri dibawah temara lampu jalanan.
Mark pun segera menghampiri kerumunan orang didepan minimarket itu dan duduk disebelah Jungwoo⸻laki-laki itu ternyata sudah menyiapkan satu kursi kosong untuk temannya.
"Guys, ini Mark Lee. Mahasiswa exchange dari Kanada." Jungwoo mengenalkan Mark pada teman-temannya yang lain.
"Hai, Mark Hyung! Aku Yohan dari jurusan Teknik Informatika semester lima." sapa Yohan, si mahasiswa tahun ketiga, junior dari Jungwoo.
"Mark Hyung?" Mark terlihat mengerutkan dahinya.
"Iya, hyung kan semester tujuh."
Mark menggeleng. "Aku emang semester tujuh, tapi aku beda satu tahun dari temen-temen tahun keempat."
"Maksudnya?" tanya Jungwoo yang berada disebelah Mark⸻sejak tadi ikut mendengarkan perbincangan Mark dengan Yohan.
"Aku kelahiran tahun 99."
"Oh..." semua orang yang ada disana sedikit terkejut.
"Loh ... loh... loh.. jadi kita seumuran?" lagi-lagi Yohan menyahut dan dibalas anggukan oleh Mark Lee. "tadinya aku pikir kamu nggak terbiasa dipanggil 'hyung'" kata Yohan lagi sambil tertawa pendek.
Mark menggeleng. "Aku di rumah biasanya pake Bahasa korea, jadi biasa aja. Bahkan manggil kakak, aku panggilnya 'hyung'"
"Gitu, ya?" kata Yohan. "kayaknya seru bisa kenal sama orang luar ya, kayak Vernon Hyung." Yohan menunjuk Vernon yang berada tidak jauh darinya dengan dagu.
"Nah, Mark, itu Vernon yang kemaren aku ceritain. Dia juga mahasiswa exchange." timpal Jungwoo lagi sambil mengenalkan Mark pada Vernon.
"Hi, bro! Wassup!" Vernon langsung menyapa Mark dengan fist tumb. "Aku Vernon, kamu bisa cari aku di dorm. Kamarku di lantai tiga."
"Lantai tiga? Aku juga, loh!" seru Mark.
"Oh, really? Good, nanti kita pulang bareng."
"Hoi, Mark! Aku Yuto, kamu bisa mampir, kamarku di lantai dua."
Adachi Yuto dia dari Jepang dan sudah enam bulan berada di Korea dalam program exchange-nya. Dia langsung menghampiri Mark dan menepuk bahu laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delicate
ФанфикAwal pertemuan, Mark Lee tanpa sengaja mendapati Berlyn ;si gadis blasteran; menangis sendirian disebuah ruangan kosong. Laki-laki itu bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain, jadi ketika dia mendengar gosip aneh tentang Berlyn, Mark mem...