9. Misunderstanding

80 15 9
                                    

10th December

Sesuai janji, hari ini Berlyn pergi ke kampus untuk bertemu dengan Jungwoo⸻mengambil flashdisk titipan Mark Lee. Hari ini Berlyn begitu tidak bersemangat, pasalnya sejak kemarin Mark Lee tidak ada memberi kabar apapun. Yeah, memang sih itu tidak penting, tapi ini tidak seperti biasanya. Mark Lee selalu jadi orang pertama yang peduli pada Berlyn. Hal terkecil yang Mark lakukan adalah mengirimkan Berlyn pesan. Entah itu bertanya tentang tugas atau mengajak Berlyn bercanda. Intinya setiap hari ada saja topik bahasan mereka.

Namun, untuk kemarin, Mark Lee sama sekali tidak ada mengirimkannya pesan apapun. Bahkan Berlyn dengan bodohnya menunggu pesan itu datang. Setiap ada notifikasi pesan masuk, gadis itu akan cepat-cepat mengecek ponselnya. Sayangnya pesan itu bukan datang dari Mark Lee, melainkan dari Jung Jaehyun. Saat ini juga dia merasa kecewa.

Memang apa yang Berlyn harapkan dari seorang Mark Lee?

Sekali lagi, Berlyn mengembuskan napasnya ditengah udara pagi dengan hawa musim dinginnya. Berlyn menyusuri koridor kampusnya untuk menuju tempat janjiannya dengan Jungwoo. Laki-laki itu bilang ingin bertemu di lobi fakultas lantai satu.

Ketika sampai di lobi, Berlyn tidak langsung bertemu dengan Jungwoo. Gadis itu menunggu sekitar sepuluh menit, sampai akhirnya yang dicarinya datang. Yeah, namanya juga laki-laki, selalu penuh dengan janji manis. Padahal Berlyn sudah datang tepat waktu.

"Hai, Berlyn!" sapa Jungwoo. Laki-laki itu menutupi badannya dengan jaket tebal. Yeah, wajar karena cuaca sekarang memang sangat dingin. "Sorry, bikin nunggu. Tadi lagi urus something, btw ini flashdisk-nya." Jungwoo merogoh kantong celananya dan memberikan flashdisk tersebut pada Berlyn.

"Thanks, ya." sahut Berlyn diiringi seulas senyum.

Saat Berlyn akan meninggalkan tempat tersebut, tiba-tiba Jungwoo mencegatnya.

"Berlyn, tunggu!" katanya." Hm.. itu, kamu lagi sibuk nggak?" tanyanya.

Berlyn langsung menurunkan alisnya, tiba-tiba langsung ditanyai begitu. Gadis itu pun menggeleng. "Nggak, kenapa?"

"Aku boleh tanya tugas sama kamu nanti? Kalo mau nanti aku ke tempat kamu aja atau kalo kamu ngerasa risih, bisa di kafe. Terserah kamu aja dimana, nanti aku traktir deh."

Awalnya Berlyn agak kaget, karena ini pertama kali ada seseroang yang meminta bantuannya. Tentu saja ini membuat perasaan Berlyn sedikit senang, tidak percaya kalau masih ada yang membutuhkannya.

"Boleh aja." jawab Berlyn dengan semangat, tidak lama kemudian raut wajahnya langsung menciut. "Tapi kamu nggak apa-apa kalo aku yang nentuin tempatnya?"

"Ya, nggak apa-apa, kan aku yang minta bantuan kamu, masa aku yang nentuin, sih." sahut laki-laki itu.

Berlyn tersenyum lebar. "Yaudah, kalo gitu di rumah aku aja, mau? Nanti aku share location."

"Oke, boleh deh, nanti aku ajak Chanwoo juga."

Berlyn mengangguk, semangat. Dia masih tidak percaya kalau ada teman lain yang membutuhkannya. Rasanya seperti.... Tidak sendiri lagi.

Tapi, detik selanjutnya, Berlyn merasakan sesuatu. Dia merasa hampa. Yeah, dia merasa hampa tanpa Mark Lee. Sebenarnya kemana laki-laki itu?

"Hm.. Jungwoo?" panggil gadis itu, membuat Jungwoo langsung menatap Berlyn. "Mark ada di dormitory nggak?"

-οΟο-

Berlyn berjalan disekitar kawasan dormitory kampusnya. Setelah tadi sempat mengobrol dengan Jungwoo sebentar, Berlyn memutuskan untuk mengunjungi Mark di dormitory. Jungwoo bilang hari ini Mark tidak ada jadwal kuliah, jadi dia ingin fokus mengurus keperluan terkait exchange-nya. Bukan bermaksud apa-apa, hanya saja Berlyn merasa sudah akrab dengan Mark, jadi dia ingin mengetahui apa saja yang dilakukan laki-laki itu, siapa tahu Berlyn bisa membantu Mark.

DelicateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang