"I've cried enough tears to see my own reflection in them
And then it was clear
I can't deny, I really miss it
To think that I was wrong
I guess you don't know what you got 'til it's gone
Pain is just a consequence of love
I'm saying sorry for the sake of us" ⸺ My Everything, Ariana GrandeSeveral months later....
Setelah melewati masa-masa sibuknya⸺seperti magang di klinik Taeyong dan mempersiapkan dokumen untuk melanjutkan studinya ke Kanada⸺yang tentu saja dibantu oleh Joshua Hong. Akhirnya, hari ini, Berlyn dapat menginjakkan kakinya disini⸺di Universitas yang cukup dikenal di Kanada, atas rekomendasi Joshua Hong.
Suasananya tentu saja berbeda dengan Seoul. Apalagi saat ini masih masuk musim dingin, alhasil udaranya benar-benar dingin. Bahkan disepanjang jalan menuju kampus, masih tertutup oleh salju. Suasananya tidak begitu ramai, dikarenakan masih begitu pagi, ditambah lagi tidak ada tanda-tanda matahari akan bersinar.
Memasuki gedung universitas, Berlyn dibuat terperangah oleh gedungnya yang sangat estetik. Meskipun saat ini jalanannya tertutup salju, tapi sisi estetik dan unik dari gedung tersebut tidak hilang sedikitpun. Semakin masuk ke dalam, rasanya Berlyn melihat sisi abad pertengahan Eropa, bangunnanya mirip seperti kastil-kastil negeri dongeng. Well, mungkin karena Kanada bekas jajahan Prancis dan Inggris, alhasil ada beberapa bangunannya mirip dengan desain Eropa.
Yeah, perlu Berlyn akui, Joshua sangat memahami dirinya. Joshua tahu apa kesukaan Berlyn dan bahkan laki-laki itu tahu dimana Berlyn ingin melanjutkan studi magisternya. Alhasil gadis itu pergi meninggalkan Korea Selatan, meninggalkan Jaehyun, meninggalkan teman-temannya seperti Jungwoo dan Chanwoo, demi pergi ke Kanada⸺melanjutkan kuliah, sekaligus mencari sosok yang selama ini masih setia mengisi hatinya.
Berada di negara yang sama dengan Mark, membuat Berlyn berharap, bahwa suatu hari nanti, ia bisa bertemu kembali dengan sosok Mark, yang sebelumnya sudah putus kontak. Harapan itu tentunya membuat Berlyn sedikit bersemangat untuk memulai hidup barunya lagi di Kanada.
Dan disinilah Berlyn berada, disebuah aula besar Universitas, guna menghadiri acara penyambutan mahasiswa baru. Sejujurnya, Berlyn cukup asing dengan lingkungan baru ini, namun ia harus melewati semuanya sendiri. Karena ia tahu, kalau dia masih seperti sebelumnya, tentunya tidak baik untuk psikologis Berlyn. Tujuan Berlyn belajar sampai sejauh ini ialah agar ia bisa mencapai tujuannya menjadi seorang psikolog professional. Maka dari itu, Berlyn harus siap bertemu dengan orang asing dan berbagai psikologis mereka.
Kini Berlyn duduk diantara orang-orang baru yang juga sama dengannya. Ia duduk dideretan tengah dan ada satu hal yang tidak ia duga, ternyata senior dari angkatannya yaitu Bang Chan dan Mina ada juga disana, mereka duduk dideretan yang sama dengan Berlyn, hanya berbeda satu kursi saja.
Dan secara tak terduga lagi, hal pertama yang dilakukan Berlyn ialah...
"Anyeong haseyo Bang Chan sunbaenim, Mina sunbaenim."
Menyapa dua seniornya.
Sebenarnya Berlyn agak takut tidak dikenal oleh keduanya, mengingat Berlyn sangat jarang bergaul dengan teman-temannya dulu. Nyatanya, Berlyn salah, Bang Chan langsung mengenalinya dengan menyebut...
"Oh, gadis rambut pirang!"
Mina yang berada disebelah Bang Chan pun menengok, mengikuti arah pandang Bang Chan.
"Oh, hai... senang bertemu dengan kamu disini." Ujar Mina, kemudian gadis itu pindah duduk agar bisa lebih dekat dengan Berlyn. Gadis itu duduk dikursi sebelah Bang Chan yang kosong. "Kamu baru masuk tahun ini ya? Wah nggak percaya kita jadi seangkatan. Aku sama Bang Chan sempet struggle buat nyiapin dokumennya, bahkan sampe nganggur satu tahun lebih demi ngurus dokumen-dokumennya. Kamu keren banget bisa lolos beberapa bulan aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Delicate
Fiksi PenggemarAwal pertemuan, Mark Lee tanpa sengaja mendapati Berlyn ;si gadis blasteran; menangis sendirian disebuah ruangan kosong. Laki-laki itu bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain, jadi ketika dia mendengar gosip aneh tentang Berlyn, Mark mem...