•••
Note: ini hanyalah sebuah
Fiktif belaka!
•••Seorang maharaja kini tengah duduk tegap di singgasana nya tepat nya di ruang Balairung dengan para atasan istana dan para keluarga nya yang kini tengah berbincang mengenai hal hangat konflik istana
Ya dia adalah prabu Siliwangi maharaja ditanah Pasundan yaitu kerajaan besar Padjadjaran.
Siliwangi nampak nya sedang dilema akan kedatangan para kemaharajaan Majapahit yang sedang membangun sebuah perteduhan sementara ditanah Pasundan tanpa persetujuan darinya. Bahkan mereka pun semena mena mengambil hasil petani untuk kelangsungan hidup.
Seolah tak peduli atas identitas mereka yang hanya menumpang ditanah tatar Pasundan ini
Konflik utama pada cerita ini pun dimulai, dengan cerita yang hampir sama dengan perang bubat politik pada masa kepemimpinan raja hayam Wuruk dan prabu lingga buana.
"Mohon ampun gusti prabu, hamba takut jika mereka akan melakukan hal yang sama kepada daerah Sumatra dan daerah yang lainnya." Ujar salah satu punggawa dengan tunduk.
"Apakah kita akan bertindak lebih lanjutt?" Tanya nya sekali lagi, tanpa menaikan pandangan
"Janganlah kita gegabah,"
"untuk saat ini biarlah mereka disini untuk sementara waktu kita lihat apa yang akan mereka lakukan, selanjutnya"
"Namun saat ini kita pantau saja rakyat yang kekurangan, akibat rampasan dari mereka"
Ucap Senopati anggapati, saran nya itu langsung diangguki para penghuni Balairung termasuk Siliwangi.
"Yang dikatakan Senopati itu ada benarnya, kita tidak boleh bertindak secara keras! Kita belum tau maksud mereka datang ke tanah Pasundan ini"
"Mungkin saja mereka hanya bersinggah"
Ujar Raden walangsungsang putra sulung dari ratu Subang larang, yang duduk berdampingan dengan Senopati anggapati.
°°°
Terlihat seorang pemuda berjubah pangeran kerajaan serta menggunakan penutup wajah yang tengah lihai nya menunggangi kuda dengan kecepatan jauh diatas rata-rata bak dikejar siluman.Derap langkah kaki kuda tersebut menarik beberapa perhatian prajurit yang tengah berjaga di gapura istana. Prajurit pun yang melihat pemuda asing ini mencoba masuk ke istana, Dengan siggap menghadang dengan tombak nya.
"Maaf, Ada keperluan apa kisanak datang kemari?" Tanya sang prajurit pada wajah pemuda ini yang tertutup kain.
Namun seolah membisu, ia terus menatap kedua penjaga gapura istana ini, tanpa berniat menjawab pertanyaan yang dilontarkan untuk nya
"Menyingkilah"
Satu kata terucap tegas dari balik suara burka nya, suara yang begitu familiar. Namun kedua prajurit ini tidak gegabah, mereka takut bahwa sang pemuda adalah seorang penyusup
"Katakan saja ada perlu apa kisanak datang kemari. Kami tidak akan memberikan jalan sembarang orang untuk masuk kedalam istana,"
Pemuda ini dibuat geram diatas kudanya, ia langsung membuka penutup hitam yang menutupi wajahnya, terlihat wajah tersebut memerah padam dipenuhi butiran keringat nan putih bersih kulitnya
Melihat wajah pemuda ini pun siggap prajurit ini menjatuh kan kedua tombak nya tertunduk sembari mengatupkan kedua tangan nya diatas kepala nya sembari berkata
KAMU SEDANG MEMBACA
-Putra Mahkota-
Historical Fictionhanyalah sebuah Fiktif belaka yang dikarang dengan imajinasi penulis yang dituangkan ke dalam cerita tersebut, tidak ada sangkut pautnya dalam sejarah hanya mengambil 20% dari 100% dari cerita faktanya termasuk pemeran. •angst •kolosal •religi Dim...