"jagat dewabatara"
"Mereka benar benar tidak bisa pergi dengan cara yang baik"
Siliwangi yang sedang duduk santai di singgasana nya, dan berbincang bincang hangat menunggu kedatangan kian Santang langsung berdiri tegak saat melihat kedatangan kedua putranya dan mendengarkan penuturan keduanya
"Siapkan semua pasukan prajurit, kita akan mengajukan perang untuk tanah Pasundan"
"Dan membawa kembali putra ku kian Santang .."
Semua prajurit yang ada di Balairung pun langsung pergi setelah membungkuk hormat kepada sang prabu, mereka akan mempersiapkan peperangan hari ini
"Kau putraku, sampai kan berita ini kepada ibunda mu"
Menarik nafas panjang dan membuang nya secara perlahan, walangsungsang benar benar merasa bersalah karena telat akan semua ini, apa yang akan dirasakan oleh Subang larang jika berita ini terucap dari bibirnya
"Baiklah ayahanda"
"Tolong akuu"
"Tolong! Gusti prabu sampurasun"
Petinggi istana disana langsung berdiri ingin mengahalangi sang pemuda yang kusut masam dengan banyak bercak darah dibajunya, ia benar benar tidak sopan dengan sengaja memasuki Balairung tanpa izin
Petinggi istana langsung memegang kedua lengan sang pemuda bersiap untuk menyeret ia untuk keluar
"Hentikan!"
Suara Siliwangi langsung mengehentikan sang petinggi istana untuk membawa sang pemuda itu keluar
"Anggipati!"
*Bruk
Anggipati langsung terduduk lemas dilantai istana, walangsungsang dan gagak ngampar berlari ke arah anggipati disana
"Hei! Katakan apa yang terjadi padamu!"
Anggipati hanya terdiam, banyak sekali bercak air mata dipipinya yang sudah mengering, tubuhnya bergetar saat memegang kedua tangan milik walangsungsang
"Tolong Raden. Raden kian Santang tengah disekap .."
"Tolong dirinya .."
"Belati itu, belati .."
Gagak ngampar dan walangsungsang langsung menunduk dihadapan anggipati dengan memegang kedua pundak sang empu, walau Anggipati berbicara dengan nada tak beraturan, mereka masih bisa mencerna apa yang dimaksudnya
"Mereka mengejar ku raden, aku-"
Tanpa menunggu anggipati melanjutkan perkataannya walangsungsang langsung memeluk anggipati, tubuh yang bergetar hebat, sungguh tidak dapat difikirkan betapa trauma nya anggipati diperjalanan hingga dapat sampai ke Padjajaran
"Kau tenangkan dirimu terlebih dahulu, lalu kau ceritakan semuanya"
Anggipati langsung melepaskan pelukan yang walangsungsang berikan,
"Tidak Raden, sahabat ku, Raden kian Santang, ia dalam keadaan terluka disana Raden, cepat selamatkan dirinya"
"Lihatlah darah ini! Darah ini miliknya"
Walangsungsang dan gagak ngampar tertegun, sungguh ini darah milik kian Santang, semudah itu?
"Kita tidak mempunyai banyak waktu!"
oOo
"Apa kau bilang, Padjajaran mengajukan peperangan!"
Hayam Wuruk semakin merah padam mendengar penuturan gadjah Mada tepat dihadapan nya, rencana nya benar benar kacau yang telah ia susun secara rapih
KAMU SEDANG MEMBACA
-Putra Mahkota-
Ficción históricahanyalah sebuah Fiktif belaka yang dikarang dengan imajinasi penulis yang dituangkan ke dalam cerita tersebut, tidak ada sangkut pautnya dalam sejarah hanya mengambil 20% dari 100% dari cerita faktanya termasuk pemeran. •angst •kolosal •religi Dim...