Follow: On/ig@syahellya
Akun lama ke banned wkwk• • •
Rara Santang serta walangsungsang sibuk kesana kemari menyuruh para emban untuk menyiapkan karangan bunga disetiap sudut istana.
Entah sudah berapa abad istana berjaya dan berdiri ditanah pasudan, hari ini adalah hari dimana istana megah nan indah ini dibangun dengan susah payah ditengah tengah para penjajah ingin mengambil tanah jawa.
Sebagai tanda abdi sang Maharaja prabu Siliwangi mengadakan acara besar besaran untuk merayakan hari jadi istana.
Undangan sudah disebar dibagian istana istana lain yang berhubungan baik dengan Padjajaran.
"Kau panggil Rayi mu kian Santang untuk_"
Subang larang terdiam, sesaat dirinya sibuk dibalairung dengan Rara Santang dan walangsungsang. Mulutnya tiba tiba berucap, membuat kedua putra putrinya ini menghentikan pekerjaannya menatap sang ibunda.
Sudah tiga bulan lamanya kian Santang tidak terlihat batang hidungnya, hati Subang larang berdenyut mengenang putra bungsunya itu sangat antusias jika hari jadi istana tiba.
"Ibunda." Rara Santang mendekat, mengelus pundak Subang larang yang terdiam melamun.
"Tes!"
Sebulir air mata dihapus cepat oleh Subang larang sesaat. Namun hal itu masih terlihat oleh Rara Santang yang memandang nya dari samping.
Rara Santang duduk disamping Subang larang, namun itu tidak berlangsung lama, Subang larang langsung melangkah pergi menuju arah wisma.
Rara Santang menghela nafas atensinya beralih menatap walangsungsang yang menatap punggung Subang larang yang semakin menjauh.
"Apakah Rayi kian Santang akan datang di acara ini Raka." Tanya Rara Santang mendekat kearah walangsungsang.
Walangsungsang menggeleng "Ini mustahil Rayi, itu akan menjadi pantangan bagi Rayi kian Santang jika memasuki area Padjajaran."
oOo
"Anggapati!"
Kian Santang terkejut melihat sebuah tumbuhan bagaikan payung yang dirinya sentil menggunakan jari, seperti mengeluarkan asap.
Anggipati tertawa renyah melemparkan batu kerikil kecil kepada kian Santang.
"Tenanglah, itu hanya sebuah tumbuhan jamur."
Saat ini kedua sejoli itu sedang berbolang mencari sayur mayur untuk kebutuhan pondok ditengah tengah hutan, anggipati sengaja membawa kian Santang diam diam untuk keluar dari area pondok untuk menemaninya.
"Apakah ini bisa dimakan." Tanya kian Santang mencabut tanaman yang bernama jamur berwarna coklat tersebut.
"Tidak, itu beracun. Sebelum kau mati cepat cepat kau basuh tangan mu."
Kian Santang terkejut langsung menarik baju anggipati untuk dijadikan elap untuk tangan nya sendiri.
Anggipati kembali tertawa "kau ini hidup dimana jayasangara, tumbuhan seperti ini saja kau tidak mengenalinya, padahal jamur ini banyak sekali tumbuh diarea pohon. Apalagi kau yang tinggal di daerah perkebunan bukan"
Kian Santang terdiam memang dirinya sering berkeliling hutan, namun tidak pernahnya dirinya menemukan tumbuhan aneh seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
-Putra Mahkota-
Ficción históricahanyalah sebuah Fiktif belaka yang dikarang dengan imajinasi penulis yang dituangkan ke dalam cerita tersebut, tidak ada sangkut pautnya dalam sejarah hanya mengambil 20% dari 100% dari cerita faktanya termasuk pemeran. •angst •kolosal •religi Dim...