Memulai tindakan

1.3K 187 7
                                    

Welcome.. please enjoy this chapter<3

Seungmin tidak bisa fokus dengan pekerjaannya setelah mendengar ucapan Bang Chan. Seungmin bergegas pergi ke cafe setelah memohon kepada Bang Chan agar tidak mengikutinya. Setidaknya ia perlu istirahat dari kelakuan Bang Chan selama beberapa waktu.

"Seungmin, kau tidak terlihat fokus hari ini," Mingyu menepuk pundak Seungmin pelan. Anak itu sudah menghabiskan waktu selama 5 menit lebih hanya untuk mengeringkan satu gelas.

"eh?" Seungmin menyadarinya, ia bergumam kata, 'maaf,' bukannya marah, Mingyu menjadi khawatir.

"Ada apa? Apa kau kelelahan?" Mingyu menaruh gelas dari tangan Seungmin ke tempat yang seharusnya dan menepuk pundak yang lebih muda.

"Tidak, hanya saja akhir - akhir ini ada yang menganggu pikiranku," ucap Seungmin sembari menyenderkan punggungnya pada sebuah kabinet. Mingyu menaikkan alisnya.

"Pemuda yang kemarin mengikutimu ya?" Wonu yang entah sejak kapan menguping pembicaraan Mingyu dan Seungmin ikut menimpali. Wonu membawa menu baru di tangannya.

"Sudah kubilang bukan, anak itu sangat menyukaimu, Seungmin," Wonu berucap dengan tangan yang menyuapi anak SMA itu menu yang berada di tangannya tadi. Seungmin mengunyah sembari menatap Wonu tidak terima.

"Ooh.. pemuda yang kemarin di sini hingga malam?" Kali ini Mingyu mengukir senyum menggoda kepada Seungmin.

"Dia hanya temanku, terlebih dia sangat tidak menyukaiku!" Seungmin melipat tangan di dada. Mingyu dan Wonu menatap yang paling muda dengan pandangan, 'are you serious?!'

"Dia sangat membenciku, okay! Jadi jangan salah paham," Wonu dan Mingyu saling menatap, keduanya kemudian melihat ke arah Seungmin. Wonu yang pertama menaruh tangannya pada pundak yang paling muda.

"Seungmo, i've told you yesterday, he crazy about you," Seungmin terkekeh meremehkan kemudian menggeleng. Wonu menghela nafas lelah.

"Kalau dia ngga tergila - gila sama sama kamu, dia ngga akan mungkin ngikutin kamu dari sekolah sampai sini," ucapan Wonu membuat Seungmin terdiam.

"Terlebih dia menungguimu. Shiftmu tidak sebentar, Seungmin," Mingyu menambahkan beberapa fakta dari ucapan kekasihnya. Wonu mengangguk menyetujui.

"Kamu harus lebih peka terhadap keadaan sekitar, nanti kalau dia udah ngga suka kamu lagi kamu bakal ngerasa kehilangan loh," ucap Wonu memberi wejangan kepada pekerja baru yang sudah ia anggap adik sendiri itu. Namun Seungmin hanya mendengus saja.

"Bukan aku ngga peka, kak. Ada banyak hal yang kalian ngga ketahui tentang aku dan dia. Rasanya tidak mungkin saja kalau dia menyukaiku," Seungmin menunduk menatap sepatu sekolahnya.

"Bahkan aku berpikir dia hanya bermain - main saja, lalu setelah aku jatuh hati lagi dia akan pergi begitu saja," Seungmin memejamkan mata mengingat memori kematiannya. Ia ingat bagaimana punggung Bang Chan yang berjalan menjauh dari tubuh kakunya. Seungmin merasa sakit saat mengingatnya

"Dan soal kehilangan, bukan aku yang merasa kehilangan. Tetapi dia."

.

.

Seungmin berjalan sendirian dalam kegelapan malam. Tubuhnya cukup lelah karena saat menjelang sore cafe ramai oleh pelanggan yang membuat Seungmin sibuk setengah mati. Wonu dan Mingyu juga cukup kewalahan, ini pertama kalinya cafe terlihat hidup sejak Seungmin mulai kerja di sana.

Waktu kerjanya pun sedikit bertambah karena beberapa pelanggan yang masih menetap hingga cafe benar - benar tutup. Seungmin super lelah sekarang, ia ingin pulang dan mengguyur tubuhnya dengan air hangat dan menggunakan sabun pemberian ibu Lee yang sangat harum. Membayangkannya saja sudah membuat Seungmin kegirangan.

Back to the Past | ChanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang