Depressed

862 143 10
                                    

Welcome.. Please enjoy this chapter<3

⚠️TW: su!c!dal thoughts ⚠️

Sebulan sudah Seungmin menjalani hari dengan kesendirian. Tidak ada yang membaik dari keadaan. Semakin memburuk setiap harinya.

Seungmin berusaha setengah mati membuktikan kebenaran atas dirinya. Beberapa kali Seungmin memberanikan diri untuk membuntuti Soumu demi mendapat bukti. Tetapi ia lupa tentang cara bermain Soumu yang terbilang sangat rapih. Tangan Soumu selalu dipastikan bersih tanpa sedikit pun celah yang menunjukkan tindakan liciknya. Seungmin benci itu.

Seharusnya Seungmin tahu, tetapi rasa putus asa yang ia miliki membuatnya melakukan segala cara demi mengembalikkan keadaan. Seungmin sudah tidak menangis, air matanya kering hingga tidak keluar lagi. Setiap harinya perasaan hampa yang menemani Seungmin.Dengan hati yang sakit Seungmin melihat keluarganya makan bersama di meja makan, melihat teman - temannya bersenda gurau bersama tanpa dirinya. Ingin rasanya Seungmin berteriak, 'Tolong ajak diriku! Aku rindu kalian,' namun tidak satu kata pun keluar dari bibir yang semakin hari semakin pucat. Anak itu lebih sering berbalik, menghindari keadaan dibanding menghadapinya.

Seungmin lelah, ia tidak mau menjadi tokoh utama yang kuat. Ia butuh istirahat, tetapi semesta tidak mengizinkannya. Seungmin mulai memiliki pikiran bahwa tokoh antagonis sebenarnya adalah semesta, namun semestabmemperalat Soumu untuk menghancurkan hidupnya. Semesta selalu melakukan hal yang bertentangan dengan harapan Seungmin. Semesta juga yang membujuk Seungmin untuk menerima kelahiran kedua ini, Seungmin tidak bisa menahan prasangka buruknya.

Kelahiran kedua yang awalnya sangat disyukuri oleh Seungmin menjadi hal yang paling disesali. Seharusnya ia berpuas diri dengan akhir tragis di masa lalu dan membujuk semesta untuk memindahkannya ke cerita lain. Jika saja Seungmin menolak kelahiran kedua ini, kemungkinan terulangnya akhir tragis akan tertutup bukan?
Seungmin tidak percaya diri untuk membenarkan akhir ceritanya, ia sendiri tidak tahu apakah ia kuat menjalani alur ini. Semesta memberikan alur lebih sulit sekarang.

Teman - temannya di kehidupan dahulu memiliki pemikiran yang terbuka. Mereka akan selalu menerima Seungmin jika untuk mereka Seungmin melakukan hal yang benar. Entah mengapa saat ini, ketiga temannya itu menjadi mudah tertipu dengan kabar panas yang ada. Bahkan pernah sekali Jisung dan Felix mendapatinya sedang dirudung oleh seorang siswi yang lebih tua. Mereka hanya berdiri menatapnya dengan prihatin tanpa ada niatan melangkah mendekat. Seungmin kecewa, ia sakit hati. Terlebih kepada Felix yang sudah menemaninya sejak dahulu, sahabat berhati lembut yang menjaganya. Seungmin sangat merasa kehilangan dengan Felix yang bersikap seperti itu.

Seakan tak cukup penderitaanya, Seungmin kembali dikecewakan oleh semesta dengan Wonu yang saat ini tidak bisa menemaninya setiap waktu. Kesibukan di cafe membuat mereka tidak bisa menghabiskan waktu bersama, Wonu seringkali pergi meninggalkan cafe demi suatu kepentingan, dan meskipun mereka bertemu di cafe mereka tidak dapat menikmati kebersamaan mereka karena suasana cafe yang terlalu sibuk.

Seungmin tahu semua tokoh di sana memiliki kesibukan masing - masing dalam cerita mereka. Tetapi bolehkan Seungmin egois? Ia ingin satu tokoh saja peduli kepadanya, setidaknya bertanya apakah ia baik - baik saja, mengajaknya makan bersama, atau mengajaknya mengobrol hal - hal ringan. Seungmin tidak meminta mereka untuk membelanya saat dirudung, hanya hal - hal kecil apakah ia juga tidak bisa mendapatkannya?

Setiap kali memikirkan bahwa hal terkecil yang ia inginkan pun tidak bisa ia dapat, Seungmin selalu merasa dirinya rendah. Tekanan menjadi tokoh utama ternyata sebesar ini. Di mana kemudahan yang ia pikir akan menemaninya selama menjadi tokoh utama? Di mana spotlight besar yang biasa didapatkan oleh tokoh utama?

Back to the Past | ChanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang