I Ruined His Life

910 137 14
                                    

Welcome.. Please enjoy this chapter<3

Bang Chan menatap Wonu yang sedang duduk di hadapannya dengan pandangan tidak percaya. Wonu mengajaknya ke cafe yang sudah mulai lengang dan membuatkan segelas minuman untuk Bang Chan. Saat ini keduanya sedang terdiam menatap satu sama lain.

Bang Chan yang terdiam dengan rasa tidak percayanya dan Wonu yang terdiam mempersiapkan apa yang ingin ia bicarakan. Bang Chan mengetuk - ngetuk telunjuknya pada meja, minuman yang wonu buatkan untuknya belum disentuh sama sekali hingga bagian bawah gelas basah.

"Kau ingin menjelaskan? Karena sekarang otakku tidak bisa mencerna semua ini," Bang Chan melipat tangan melupakan kesopanan yang seharusnya ia perhatikan ketika bersama orang yang lebih tua.

Wonu memejamkan matanya sendiri, Bang Chan bisa merasakan kegugupan yang menguar dari tubuh Wonu yang bergetar. Bang Chan memilin, ia tidak tahu apa yang akan keluar dari mulut Wonu namun ia sangat yakin bahwa ia akan terkejut. Ia akan mulai mempersiapkan diri.

"Kau bisa merekamnya jika kau mau," ucap Wonu menunjuk ponsel Bang Chan yang menonjol di balik saku celana pemuda itu. Bang Chan mengambil ponselnya namun tidak melakukan apa - apa, ia menatap bingung yang lebih tua.

"Untuk apa?" Bang Chan bertanya. Ponselnya yang masih menampilkan layar hitam ditaruh di atas meja. Wonu melihatnya tersenyum.

"Mungkin kau akan membutuhkannya di kemudian hari," Wonu menggunakan tangannya untuk meminta Bang Chan menyalakan ponsel itu. Namun Bang Chan bergeming.

"Bukankah sedikit tidak sopan merekam suatu pembicaraan? Kau tidak akan merasa tersinggung?" Bang Chan mengangkat alisnya. Wonu menggeleng, ia meminta Bang Chan menyalakan mode audio recording.

Nit..

Suara kecil namun melengking membuat Wonu mengatur nafas sejenak. Rekaman sudah dinyalakan.

"Rekaman ini diambil atas izin dariku," Wonu mendekatkan bibirnya pada microphone ponsel Bang Chan. Pemilik ponsel pun merasa bingung dengan kelakuan Wonu yang seperti sudah menyiapkan segala sesuatunya.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" Bang Chan mulai menyesap minumannya. Lemon squash membawa rasa asam yang menyengat lidah dan tenggorokannya, Bang Chan memejamkan mata sejenak menunggu sengatan tadi menghilang.

"Sudah kukatakan lewat pesan, foto Seungmin yang tersebar," Bang Chan membuka mata, mulai memfokuskan diri pada pria di hadapannya. Ponselnya ia dorong lebih dekat dengan Wonu.

"Soumu yang menyebarkannya," Bang Chan berdecih, ia kira apa yang keluar dari mulut Wonu akan membuatnya mendapat petunjuk lebih, jika hanya itu Bang Chan sudah tahu.

"Aku sudah tahu yang itu, hanya saja aku butuh bukti," setelah Bang Chan berucap demikian Wonu menghela nafas berat. Wonu membawa tangannya ke arah rambut dan mengusaknya perlahan.

"Soumu tidak bekerja sendirian," Wonu menatap pergantian ekspresi Bang Chan yang berubah menjadi lebih serius. Rahang anak itu mengeras membuat Wonu menelan ludah.

"Aku membantunya," keterdiaman mengisi mereka. Bang Chan membuka mulutnya lebar - lebar. Tangan Bang Chan mengepal menahan diri untuk tidak melayang ke arah yang lebih tua. Wonu hanya memejamkan mata.

"He trusted you, Wonu," Bang Chan memukul meja dengan kepalan tangannya. Selama mengawasi Seungmin, Bang Chan tahu bahwa anak itu melihat Wonu sebagai tempat berpulangnya. Bang Chan seringkali mendapati Seungmin berlari kencang ke arah cafe menangis dan mengadu kepada Wonu. Bang Chan tidak bisa memikirkan bagaimana perasaan Seungmin selama ini.

Back to the Past | ChanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang