Bekerja?

1.7K 273 17
                                    

Welcome.. Please enjoy this chapter..

Selama perjalanan pulang hanya ada keheningan di antara Minho dan Seungmin. Kedua manusia kakak beradik itu tidak mengeluarkan suara, suasana canggung  pun terasa. Minho sesekali berdeham untuk meredakan kecanggungan namun Seungmin membuang muka ke arah jendela.

Minho dapat merasakan mood Seungmin yang buruk. Anak itu terlihat muram dengan pandangan kosong menatap jalanan. Entah apa yang terjadi dengan Seungmin hari ini, Minho tidak mengerti. Anak itu terlihat lebih tenang, namun lebih emosional dan muram. Minho ingin bertanya tetapi takut memperburuk mood Seungmin jadi ia memutuskan untuk diam.

"Ada apa kak? Melihatku seperti itu?" tanya Seungmin lalu terkekeh kecil melihat Minho yang gelagapan. Minho kembali fokus ke arah jalanan dan keheningan terjadi lagi. Seungmin tidak terganggu sama sekali dengan keheningan itu, namun Minho tidak tenang. Minho menyetir dengan gelisah. Hingga pelataran rumah mereka terlihat juga di depan mata. Minho bergerak pelan, memutar stir dengan lihai memakirkan mobil tersebut di tempat yang disediakan.

"Bingung ya kak?" seperti bisa membaca pikiran, Seungmin bertanya kepada Minho. Kakaknya itu mengernyit kemudian mengangguk.

"Katakan saja kepalaku terbentur sesuatu dan aku kembali waras?" ucap Seungmin kemudian tertawa sendiri. Minho masih menunjukkan wajah bingungnya, Seungmin berhenti tertawa.

"Tidak usah berpikiran banyak kak, yang penting saat ini aku sudah tahu apa yang aku lakukan salah dan aku berusaha memperbaikinya," Seungmin berucap sengan senyum. Minho bernafas lega, ia merasakan mood Seungmin yang membaik.

"Aku minta maaf ya?" ucap Seungmin mengadahkan tangan meminta Minho memeluknya. Dengan ragu - ragu MInho menuruti adik angkatnya itu.

"Aku akan berhenti memalukan diriku sendiri ataupun kalian. Jangan khawatir lagi."

.

.

Seungmin berjalan - jalan di sekitar jalanan rumah keluarga Lee. Sekedar jalan sore dan sedikit bernostalgia. Di kehidupan kedua ini, terkadang Seungmin sering merasa lucu ketika mengingat dirinya yang lebih tua melakukan hal - hal memalukan di beberapa tempat yang ia lewati. Seperti saat Seungmin wisuda kelulusan sekolah menengah atas, dirinya yang berusia 18 tahun berlarian di sekitar jalanan ini untuk menyusul Bang Chan yang ia dengar sedang bertemu dengan Minho. Aah.. itu memalukan, terlebih ketika ia sampai ternyata perbincangan Bang Chan dengan Minho tidak berlangsung baik dan Seungmin tidak bisa membaca keadaan sehingga tetap bersikap biasa terhadap Bang Chan. Hal itu membawa emosi Minho meluap dan tidak berbicara dengan adiknya itu selama beberapa bulan.

Seungmin menggeleng merasa itu hal yang memalukan. Matanya kembali fokus ke jalanan, melewati beberapa rumah tetangga yang tidak ia kenal. Seungmin pun sampai pada jalanan utama, kakinya terasa pegal tapi ia tak berhenti berjalan. Seungmin berjalan melewati beberapa toko yang bertuliskan 'open' di pintunya. Beberapa dari toko tersebut Seungmin tak tahu, entah di masa depan toko itu tutup atau toko itu tersembunyi saja.

Seungmin merogoh saku celana yang ia gunakan. Celana panjang kain berwarna hitam yang dipadu padankan dengan kaos putih polos menjadi pakaian yang digunakan Seungmin saat jalan siang ini. Seungmin menemukan dompetnya di celana itu. Isinya hanya beberapa lembar uang berwarna merah dan biru, Seungmin menghitung. Dua lembar uang berwarna merah dan tiga lembar berwarna biru. Seungmin dahulu tidak khawatir kekurangan uang karena fasilitas kartu debit dan kredit yang diberikan oleh keluarga Lee cukup menjanjikan. Namun, setelah terlahir kembali banyak perasaan bersalah yang ia rasakan atas keluarga Lee. Seungmin merasa ia tidak boleh menggunakan uang secara sembarangan lagi dan mulai menabung.

Back to the Past | ChanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang