Mulai

2K 296 7
                                    

Welcome.. Please enjoy this chapter..

Seungmin tidak bisa menahan kekaguman yang ia rasakan ketika menatap cermin. Di sana berdiri dirinya dengan tampilan lebih muda dari yang ia ingat. Belum ada kerutan lelah tercetak dalam wajah manis Seungmin, senyum Seungmin masih lebar tanpa beban pikiran orang dewasa. Seragam SMA masih melekat di tubuhnya, masih bersih dan harum. Langit masih cerah, hari masih pagi. Artinya Seungmin harus berangkat sekolah sekarang.

Dari luar kamarnya Seungmin bisa mendengar suara ribut - ribut orang bersiap. Diantaranya ada suara langkah kaki sepatu pantofel Ayah Lee, suara bising wajan yang dihasilkan Ibu Lee, dan suara kakak angkatnya, Lee Minho sedang berbicara di telepon. Mata Seungmin berkaca - kaca, ia benar kembali! Seungmin merasa gembira dan lega. Ia bertekad memperbaiki kehidupan keduanya ini, tidak ada lagi Bang Chan, tidak ada lagi akhir yang tragis, dan keluarga serta teman - temannya pun tidak bersedih. Seungmin menatap cermin dan mengangguk. Dengan kaki bergetar ia menapak keluar ruangan, melihat keluarga angkatnya yang melakukan aktivitas seperti biasa tanpa kesedihan yang ia lihat saat berada di afterlife. Seungmin tidak bisa menahan air matanya, semuanya meluruh membasahi pipinya.

"Seungmin?" suara anggun dari Ibu Lee terasa dekat terdengar oleh Seungmin. Seungmin menunduk memejamkan mata menambah akses keluarnya air mata itu. Ibu Lee mendekat ke arah anak angkatnya.

"Ada apa?" suara bising yang tadi ia dengar mendadak menjadi senyap. Seungmin dapat merasakan ketiga pasang mata itu menatap dirinya. Seungmin membuka matanya meninggalkan jejak air yang menggenang di pelupuk mata. Seungmin dapat melihat mata ibu Lee. Emosi yang ditunjukkan ibu angkatnya tidak pernah ia lihat di kehidupan sebelumnya.

Ekspresi khawatir dan prihatin, Seungmin terlalu tidak peduli dengan keadaan sekitar sehingga seringkali menyalahartikan perlakuan keluarga angkatnya yang dingin ini. Seungmin semakin menangis menyadarinya.

"Ibu," lirih Seungmin menatap ibu angkatnya seperti anak anjing kehilangan induk. Mata Seungmin memerah, pupilnya bergetar. Ibu Lee melihat anak angkatnya itu dengan bingung.

"Ada apa?" Seungmin melebarkan tangannya mengadah ke arah ibu angkatnya berharap pelukan. Ibu Lee mengernyit sebelum menerima kedua lengan ramping putra angkatnya. Seungmin menenggelamkan diri ke dalam pundak sempit sang ibu. Merasakan kenyamanan yang sudah lama tak ia rasakan. Seungmin melilitkan tangan pada pundak ibunya dengan erat.

"Maafkan aku," Seungmin bergumam di tengah tangisan. Ibu Lee bertukar pandang dengan suami dan putranya merasa bingung. Putra angkatnya yang biasa tidak pernah bertukar sapa lagi dengan mereka meminta pelukan seperti anak kecil yang terbangun dari mimpi buruk.

"Kau mimpi buruk?" tangan Ibu Lee dengan canggung mengusap rambut Seungmin. Seungmin memejamkan mata merasakan nyaman.

"Buruk.. Sangat buruk.." Seungmin mengangguk, tangan yang memeluk ibunya semakin erat.

"Mimpi apa kamu sampai menangis seperti anak kecil?" Minho bersuara mendekati sang adik. Ayah Lee diam di tempatnya menatap interaksi asing yang dilakukan anggota keluarganya. Seungmin menggelengkan kepala, melepaskan pelukannya dari sang Ibu lalu memeluk kakaknya itu. Minho tertegun, tangannya mengangkat dengan pinggang yang dililit lengan ramping Seungmin. Terakhir kali Seungmin bersikap manis seperti ini saat ia berumur 10 tahun, di mana Seunmin berterimakasih kepada Minho karena memberinya ice cream. Setelahnya hubungan mereka menjauh seperti orang asing yang tinggal di satu atap. Tindakan tiba - tiba adiknya ini adalah pertama kali setelah sekian tahun.

"Ah.. Ada apa?" Minho tidak membalas ataupun menerima pelukan sang adik. Seungmin menggelengkan kepala sambil bergumam maaf, Minho mengernyit bingung dan membawa tangannya untuk menepuk puncak kepala Seungmin pelan.

"Ada apa dengan anak kecil ini?" Minho bergumam yang masih bisa didengar Seungmin. Seungmin tertawa merasa bahagia. Pelukan pada kakaknya mengerat dalam hati ia berkata, 'Aku tidak akan membuat kamu sedih lagi kak!'

.

.

Seungmin mengikuti Minho sepanjang pagi, mulai dari sarapan bersama, hingga meminta diantarkan sekolah. Seungmin dan Minho sudah menjadi senior dan junior satu sekolah sejak dahulu. Seungmin mengenal Bang Chan juga dari Minho, namun sejak Seungmin mulai tidak tahu diri mengejar Bang Chan, hubungan Bang Chan dengan Minho juga meregang. Ah.. sekarang Seungmin merasa bersalah.

Seungmin duduk manis di kursi penumpang sebelah kemudi yang diduduki oleh Minho. Suasana di dalam mobil hening dan tenang, tanpa ada yang berniat membuka pembicaraan. Bagi Minho ini cukup canggung berbalik dengan Seungmin yang merasa bahagia. Otak pintar Seungmin sedari tadi bekerja merencanakan sesuatu.

Pertama, yang pasti acara kerjar - mengejar Bang Chan tidak akan ia lakukan lagi. Seungmin tidak bodoh hingga harus mengulang akhir tragis dua kali, kesempatan yang diberikan semesta harus digunakannya sebaik mungkin. Yang kedua, nilai - nilai buruk yang memalukan itu harus dihapuskan, Seungmin akan belajar mati - matian lagi mengejar segala ketertinggalannya, sedikit keberuntungan untuknya karena materi - materi yang akan ia pelajari sama dengan materi di kehidupan sebelumnya. Seungmin tersenyum puas. Rencananya ini harus berhasil, setidaknya Seungmin harus hidup lebih panjang di kehidupan ini. 

"Kenapa senyum - senyum?" Minho melihat ngeri ke arah Seungmin. Sedari tadi Minho sudah menebak ada yang sakah dengan adik angkatnya ini. Seungmin yang biasanya memaksa untuk berangkat sendiri, tidak pernah ingin sarapan di rumah, bangun pagi demi menyiapkan bekal untuk kakak kelas kesayangannya itu sekarang duduk manis tanpa terburu - buru di sebelahnya. Tidak mengomel melihat jalanan yang macet. Tadi juga anak ini mamakan sarapan dengan santai tanpa repot memasak bekal lain. Minho sangat - sangat bingung akan tingkah Seungmin pagi ini. 

Seungmin yang ditanya hanya tersenyum dan menggeleng. Mata Seungmin kembali fokus ke jalanan tanpa mempedulikan tatapan aneh dari kakak angkatnya. Minho tidak ambil pusing lagi dan menginjak pedal gas mobilnya. 

Gedung sekolah sudah terlihat, gerbang terbuka lebar dengan beberapa anak berseragam berlarian masuk ke dalamnya. Mobil Minho mulai melewati gerbang membuat jantung Seungmin berdebar karena bersemangat. Matanya berbinar menatap gedung sekolah yang sedikit lebih kuno dibandingkan dengan ingatan terakhirnya.

"Seperti baru pertama kali lihat saja," Minho menghentikan mobilnya di tempat parkir khusus, menggelengkan kepala melihat adiknya yang entah mengapa lebih bersemangat dibanding hari - hari biasanya. Seungmin cengengesan sendiri lalu turun dari mobil Minho dan diikuti oleh yang lebih tua. Dari jauh Seungmin melihat seorang pemuda yang sangat ia kenali sedang berlari mendekat ke arahnya. Minho juga melihatnya lalu menghela nafas, mempersiapkan diri melihat drama yang adik angkatnya itu akan mainkan. 

"Kak Minho, aku duluan ya? Nanti antar aku pulang lagi!" ucap Seungmin begitu pemuda yang berlari tadi sampai di hadapannya. Minho dan pemuda tyang berlari tadi menjatuhkan rahang mereka memahami apa yang dikatakan si manis. Seungmin melambaikan tangannya dan berlari melewati dua orang yang masih terdiam. Kedua pemuda yang tinggalkan mulai berbagi pandang

"Bang Chan, ada apa dengan Seungmin?"  

This is it for the first part.. How is it? Hehe

Thank you for reading it <3

Please kindly give your votes and comments.. ilysm guys 

-Pupp 

Back to the Past | ChanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang