Sekarang sudah pukul sebelas malam. Tentu saja Haruto tidak bisa tenang di saat adiknya tak kunjung pulang ke rumah. Sudah dari beberapa jam yang lalu ia terus mencoba menghubungi adiknya namun tetap tidak mendapat jawaban. Menanyakan di mana keberadaan adiknya pada teman-teman adiknya tapi tidak ada satupun yang tahu adiknya ke mana.
Ah, tapi ada salah satu teman adiknya yang bilang kalau memang saat pulang sekolah adiknya tidak langsung pulang ke rumah. Adiknya bilang pada temannya itu ingin mampir ke perpustakaan terlebih dahulu untuk mengerjakan tugas.
Hal itu membuat Haruto semakin yakin kalau adiknya masih berada di sekolah itu. Haruto sudah mencoba meminta bantuan polisi untuk mencari keberadaan adiknya ke SMA Lion King, tapi polisi menolak dengan alasan pihak sekolah tidak mengizinkan.
"Ck, alasan. Bilang aja kalo takut" cibir Haruto yang kini tengah mengendarai motor miliknya menyusuri jalanan yang sepi.
Tin!!
Suara klakson motor dari arah belakangnya membuat Haruto refleks memberhentikan motornya karena terkejut. Laki-laki itu menoleh ke belakang lalu menghalau cahaya motor dari arah belakangnya dengan menggunakan tangannya.
"Ashh, silau" gerutunya dengan mata menyipit.
Motor itu semakin mendekat, membuat Haruto bisa melihat jelas wajah si pengendara.
"Loh? Bang Yoonbin?" Gumamnya dengan wajah terkejut.
Yoonbin melambai sembari tersenyum. Setelah posisi motor mereka sepadan, laki-laki itu memberhentikan motornya lalu membuka helm yang di kenakannya, "Lo mau ke mana malem-malem gini?"
"Ke SMA Lion King" jawab Haruto.
"Malem-malem gini? Ngapain?"
"Nyari adek gue"
"Adek?"
"Iya"
Yoonbin menoleh ke sana ke mari sesaat, lalu kembali memusatkan atensinya pada Haruto, "sendirian?"
"Iya"
"Yang lain mana?"
"Nggak tau"
"Yaudah gue ikut" Yoonbin menyalahkan kembali motor miliknya. Tentu saja hal itu membuat Haruto kelimpungan.
"Eh nggak usah bang" cegahnya.
Terdengar helaan nafas dari Yoonbin. Pemuda yang lebih tua itu menatap Haruto di balik helm hitam yang di pakainya, "gue nggak mungkin biarin Lo nyari adek Lo sendirian"
Haruto terbengong. Hal itu membuat Yoonbin mendengus lalu menepuk bahu temannya itu, "ayo! Lo niat nyari adek Lo nggak si?"
"Eh iya-iya" dengan gerakan cepat, Haruto menyalahkan mesin motornya.
Keduanya pun pergi mengendarai motor dengan beriringan. Memecah kesunyian malam dengan suara deru mesin motor mereka. Wajah Haruto nampak serius. Sedangkan Yoonbin memasang wajah tenang, seakan tidak merasa terbebani sedikitpun dengan apa yang akan mereka hadapi nanti.
Setelah selang beberapa menit, mereka berhenti di depan gerbang gedung sekolah Lion King. Haruto membuka helm yang di kenakannya. Netra matanya menatap gedung besar itu. Haruto akui, saat malam hari seperti ini gedung sekolah itu nampak lebih menyeramkan. Namun hal itu tidak membuat Haruto gentar untuk tetap mencari adiknya dengan masuk ke dalam sana.
"Yakin mau masuk ke dalem?" Tanya Yoonbin memastikan.
Haruto mengangguk dengan yakin "iya"
Melihat itu, Yoonbin spontan terkekeh, "biasanya lu takut Ama yang beginian"
"Yah. Gue nggak mau munafik, karena sebenernya sekarang gue takut. Tapi... Gue harus lawan rasa takut gue" Haruto menjeda ucapannya untuk sekedar menghela nafas lalu tersenyum sumir, "demi adek gue"
"Yaudah ayo masuk" Yoonbin menepuk bahu Haruto. Lantas Haruto menoleh lalu mengangguk.
Mereka berdua turun dari motor masing-masing. Membiarkan motor itu terparkir di depan gerbang. Haruto berjalan mendahului, di ikuti Yoonbin di belakang. Beruntung gerbang sekolah tidak terkunci. Haruto melirik ke arah pos penjaga sekolah yang kosong. Aneh sekali, bukankah di saat jam segini biasanya penjaga sekolah seharusnya ada di sana?
Brak!
Spontan, Haruto dan Yoonbin menoleh ke belakang karena terkejut. Suara bantingan yang mengagetkan itu ternyata berasal dari gerbang yang tiba-tiba tertutup rapat. Lantas kedua pemuda itu saling beradu pandang.
"Mungkin angin" ucap Yoonbin berfikir positif. Meski hal itu tidak cukup masuk akal. Sebab, gerbang itu jenis gerbang yang bisa di buka atau di tutup dengan cara di geser.
Haruto hanya meresponnya dengan mengangguk ragu. Bulu kuduknya sudah meremang. Namun jika ia menyerah tanpa mencoba mencari adiknya dulu, ia tidak akan bisa tenang.
Kedua pemuda itu kembali melangkahkan kaki. Melihat lantai dasar sekolah yang gelap, Haruto mengeluarkan senter dari dalam tas ransel yang ia bawa, sedangkan Yoonbin menggunakan cahaya senter dari hpnya sebagai penerangan.
Sebelum melangkah ke dalam. Yoonbin menatap lantai atas gedung sekolah itu, "lampu yang nyalah cuma di lantai dua sama empat, itu juga cuma beberapa yang nyala. Lo yakin mau tetep lanjut?"
Haruto berdecak kala mendengar penuturan Yoonbin, "kalo nggak mau bantu nggak usah bang, gue nggak maksa. Lagian gue juga bisa sendiri"
"Bukan gitu. Gue kan cuma nanya. Siapa tau Lo berubah pikiran"
Haruto merotasikan kedua bola matanya. Lalu berjalan mendahului tanpa membalas ucapan Yoonbin.
"Eh tungguin!!" Yoonbin mempercepat langkahnya menyusul Haruto yang meninggalkannya.
Di sisi itu, sebuah bayangan hitam dengan mata merah menyala menatap kedua pemuda itu dari balik pepohonan yang rimbun. Namun selang beberapa menit, bayangan itu menghilang. Tergantikan dengan suara deru mesin mobil dan pekikan seseorang dari dalam mobil tersebut.
"MAMAAAAA!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody School | Treasure✓
Horror❝gue kira urusan kita sama mahluk astral ini udah berakhir. ternyata masih ada lagi?❞ ✧started = 08 -11- 2021 ✧finish = 29 - 12 - 2021