Bloody School - 02

1.3K 314 9
                                    

"MAMAAAAA!!!!"

"Berisik anjir!" Refleks, Yoshi memukul Junkyu yang tiba-tiba berteriak di sebelahnya.

"Lo kenapa sih Kyu?" Tanya Hyunsuk, melirik Junkyu lewat pantulan kaca.

"Harusnya gue yang nanya gitu! Udah tau kita semua duduk sempit-sempitan. Lo malah ngerem mendadak. Kaki gue sakit ketindihan pantatnya Jihoon!"  Omel Junkyu tak terima.

"Lah ko gue yang di salahin?" Jihoon berkata dengan alis yang menukik tajam.

"Terus gue harus nyalahin siapa kalo bukan Lo?!"

"Salahin yang punya mobilnya lah. Udah tau mobilnya banyak, tapi malah ngotot pengen pake satu mobil. Pelit emang"

"Lah? Napa jadi ke gue Juned!! Lagian salah Lo semua juga yang kagak mau modal. Apa-apa pake mobil gue" Hyunsuk bersuara dengan nada tak terima. Masih sukur di kasih tumpangan eh malah ngelunjak.

"Udah jangan ribut!! Kasian nih si Asa. Udah mah mukanya lempeng, kejepit lagi. Nanti gepeng ni anak lama-lama" seru Jaehyuk, menghentikan perdebatan yang terjadi.

"Yaudah turun-turun! Nanti lecet mobil gue" titah Hyunsuk dengan intonasi seakan mengusir.

"Sombong amat. Gue juga punya kali mobil kaya gini mah" sungut Jihoon menggebu-gebu.

Satu persatu dari mereka sudah turun. Beberapa merenggangkan sendi otot yang terasa pegal akibat cukup lama berada di mobil dengan keadaan sempit. Bayangkan saja. Satu mobil di isi oleh sebelas orang. Terlebih lagi jarak rumah Asahi dengan sekolah ini cukup jauh. Mengakibatkan mereka harus menahan penderitaan lumayan lama.

Seharusnya mereka berangkat ke sini dengan menggunakan dua mobil. Tapi karena mobil Asahi bensinnya sekarat karena jarang di pakai, akhirnya mereka hanya menggunakan satu mobil. Awalnya yang lain mengusulkan untuk menggunakan mobil Hyunsuk yang lain. Tapi Hyunsuk menolak kukuh dengan alasan hal itu akan memakan waktu.

Sama seperti yang lainnya, Doyoung menatap gedung sekolah yang sekiranya dua kali lipat lebih besar dari pada sekolah SMA nya. Gedung besar itu hanya memiliki penerangan di beberapa bagian. Cahaya kilat sebagai latar belakang gedung sekolah itu membuatnya menjadi lebih menyeramkan.

Cahaya kilat yang menyambar dan suara gemuruh yang samar namun cukup menggema, membuat suasana menjadi semakin mengerikan. Mungkin sebentar lagi, hujan deras akan datang.

"Eh ini bukannya motor si Haruto ya?" Ujar Mashiho sembari mengamati motor Haruto yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Semua pasang mata lantas tertuju pada motor hitam itu. Jeongwoo menggelengkan kepalanya tak habis pikir, "nekat bener tu anak"

"Kayanya Haruto nggak sendiri. Ada motor lain juga di sini" ucap Yedam seraya menunjuk motor yang ia maksud.

"Motor siapa ya? Kaya nggak asing" gumam Yoshi.

"Yaudah yok masuk. Kalo kita lama-lama di sini, nanti malah nggak ketemu Haruto lagi gara-gara udah ketinggalan jauh" ajak Jihoon, lantas yang lainnya pun mengangguk lalu melangkah masuk ke dalam gerbang.

Awalnya tidak ada apapun yang terjadi. Tidak ada hal janggal yang mengalihkan atensi. Namun sebuah suara pukulan yang terdengar cukup jelas lantas membuat mereka menghentikan langkah dan menatap satu sama lain.



Bugh!




Bugh!



"Suara apaan dah itu?" Tanya Junkyu dengan nada berbisik. Takut jika sang pelaku yang menimbulkan suara itu menyadari keberadaan mereka. Kan tidak lucu kalau pelakunya hantu. Belum saja masuk ke dalam masa sudah main kejar-kejaran aja.

Yang lain nampak mencoba mempertajam pendengaran mereka. Mencari tahu dari mana asal suara itu. Baru saja Jeongwoo ingin membuka mulutnya, Asahi berjalan ke sudut gedung tanpa aba-aba terlebih dahulu. Lantas semuanya mengikuti pemuda itu karena penasaran.

Mereka berjalan mengikuti Asahi dengan sedikit tergesa-gesa, tentu saja hal itu menimbulkan suara grasak-grusuk. Hal itu membuat Asahi menghela nafas jengah lalu berbalik, "jangan berisik!" Peringatnya.

"Ya lu nya sih maen nyelonong aja" balas Jaehyuk dengan suara pelan.

Asahi tidak membalas, hanya merotasikan bola matanya jengah, lalu kembali membalikkan badan dan melanjutkan langkah. Tentu saja, yang lainnya mengekori di belakang, namun kali ini dengan langkah pelan nyaris tidak menimbulkan suara.

Melihat Asahi yang memberhentikan langkahnya, lantas yang lainpun mengikuti. Asahi mengintip di balik tembok, menatap ke arah halaman samping gedung sekolah.

"Ada apa Sa?" Tanya Hyunsuk penasaran. Jujur saja, kalau Asahi sudah seperti ini, pasti ada yang tidak beres.

"Penjaga sekolah" jawab Asahi. Menyimpulkan siapa orang yang ia lihat dengan fokus pada baju layaknya penjaga sekolah pada umunya yang tengah di kenakan orang itu.

"Lah bagus, kita bisa minta bantuan dia. Ngapain malah sembunyi gini?" Ujar Yedam. Pemuda itu hendak melangkah keluar dari persembunyian, namun tangannya di cekal oleh Asahi.

"Diem di tempat Lo kalo Lo nggak mau mati!" Peringat Asahi yang terdengar menggelitik di telinga Yedam.

Lantas, Yedam terkekeh pelan. Menganggap ucapan Asahi hanyalah lelucon belaka, "maksud Lo apaan dah?"

Asahi tidak langsung menjawab. Pemuda itu kembali mengintip kegiatan penjaga sekolah itu sesaat, lalu kembali menatap ke arah teman-temannya.

"Lo mau tau satpam itu lagi ngapain sampe nimbulin suara keras tadi?"

Dengan kompak, yang lainnya mengangguk.

"Dia lagi mukulin orang. Tapi anehnya orang itu salah satu siswa di sini" ucap Asahi, tentu saja yang lainnya di buat bingung dan takut.

"Kenapa Lo bisa yakin kalo itu siswa sekolah ini? Maksudnya belom tentu kan orang yang di pukulin itu anak sini. Bisa aja itu maling" tukas Yoshi berpendapat.

"Dia pake seragam SMA Lion King. Gue emang belom pernah ke sini tapi temen satu fakultas gue alumni sini. Gue pernah liat foto dia pake seragam sekolah ini" Asahi memperjelas.

"Lah ko bisa penjaga sekolah mukulin anak sini? Jangan-jangan udah gila tu penjaga sekolah" bingung Hyunsuk sembari mengusap bahunya yang meremang. Kan bener, ada yang tidak beres.

"Terus sekarang gimana?" Tanya Junghwan.

"Kita pergi aja dari sini" jawab Asahi yang di setujui yang lainnya.

Mereka pun pergi dengan langkah yang di pelakan agar tidak menimbulkan suara. Namun sayangnya...





Krak!!





Jeongwoo tidak sengaja menginjak ranting hingga menimbulkan suara nyaring di tengah kesunyian. Tentu saja yang lainnya melemparkan tatapan mematikan ke arah Jeongwoo yang tengah meringis pelan karena perbuatannya.



"SIAPA DI SANA?!"



"LARIII!!!!"






























































































































































TBC...

Nah loh, kejar-kejaran nggak tuh, wkwk.

Bloody School | Treasure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang