Bloody School - 10

1.1K 281 20
                                    

"AAA ASAHIII" mengacuhkan rasa sakit di kepalanya, Jihoon berlari hendak memeluk Asahi yang buru-buru menghindar.

"Jangan deket-deke--"

"DEMI APA BANG ASAHI SENYUM!!" Baru saja beberapa langkah mundur guna menghindari Jihoon. Jeongwoo memeluknya dari samping.

"Banyakin senyum, Sa. Biar kalo Lo senyum lagi kesannya gak aneh" ucap Junkyu yang ikut memeluk.

Junghwan yang tadinya diam kini ikut-ikutan memeluk tubuh Asahi, "bang Asa makin ganteng kalo senyum"

"Tadi aja gue foto dulu pas Asahi senyum. Lumayan kan bisa di musium-in" ucap Mashiho di ikuti gelengan pelan. Bagaimanapun juga, momen seperti ini begitu langka. Dengan Yoonbin di sebelahnya, mereka tertawa saat melihat wajah tertekan Asahi.

"Tadi aja gue gak usah senyum" gumam Asahi yang tengah mencoba melepas empat orang aneh yang memeluknya.

"Udah heh! Asahinya engap lama-lama kalo di peluk gitu" tegur Hyunsuk yang mulai keluar dari tempat persembunyiannya. Di ikuti yang lainnya yang datang membawa kotak p3k.

Mengingat sesuatu, Junkyu melepas pelukannya pada Asahi lalu beralih menghampiri Haruto yang tengah mencoba berdiri.

"Lo gak papa kan, To? Ada yang sakit?" Tanya Junkyu khawatir. Haruto meresponnya dengan gelengan pelan.

Junkyu mulai membantu Haruto berdiri, memapahnya berjalan mendekati yang lain.

"Hoon, sini pala Lo di obatin dulu" panggil Hyunsuk. Mau tak mau Jihoon pun menghampiri, bergabung dengan Mashiho dan Yoonbin yang tengah di obati. Bagaimana pun kepalanya juga masih berdenyut walau sudah tidak sesakit sebelumya.

Tidak ada luka yang mengeluarkan darah di tubuh ketiga laki-laki itu. Hanya ada luka memar membiru. Walau begitu, mereka tahu bahwa luka memar itu sangat sakit.

"Aduh! Pelan-pelan dong! jangan di teken!!" Yoonbin mengeluh, kala Doyoung menekan bagian memar di punggungnya.

"Yaelah, tahan dikit napa. Ini juga pelan-pelan!" Doyoung membalas dengan lirikan mata sinis.

Dengan tubuh yang bersandar pada tembok, Haruto mengamati yang lainnya. Mulai dari ketiga temannya yang terluka, hingga beberapa yang sibuk mengobati.

Di tengah lamunannya, Hyunsuk menyodorkan sebotol air pada Haruto. Haruto menatap wajah Hyunsuk yang kelewat serius. Haruto yakin, Hyunsuk akan memakinya saat itu juga karena kembali berbuat gegabah.

Ragu, Haruto akhirnya menerima sebotol air yang di berikan Hyunsuk lalu meneguknya hingga tersisa setengah. Hyunsuk yang awalnya berdiri beranjak duduk di sebelah Haruto yang masih terdiam.

"Lain kali jangan ceroboh lagi. Gue sama yang lain khawatir banget tadi" ucapan Hyunsuk membuat Haruto terkejut. Haruto pikir, Hyunsuk akan memarahinya, namun mendengar penuturan Hyunsuk barusan Haruto menundukkan kepala.

"Maaf"

"Kalo terulang lagi, untuk yang ketiga kalinya gue gak akan mau nerima ucapan maaf Lo" setelah itu Hyunsuk bangkit. Meraih ransel miliknya lalu berjalan ke arah yang lain.

Hal itu membuat Haruto semakin tenggelam dalam lamunannya.

"DOR!!" tiba-tiba, Jeongwoo menepuk bahu Haruto cukup keras. Haruto terperanjat, lalu menatap sinis sosok oknum yang malah menunjukkan cengiran kuda ke arahnya.

"Anak siapa sih Lo?" Desis Haruto kesal.

"Sensi amat tuan muda" Jeongwoo mendelik, lalu duduk di sebelah Haruto. Pandangannya menatap ke arah pantulan bayangan tubuh mereka yang di akibatkan senter yang di taruh di antara mereka, "tadi bang Asahi keren banget ya"

Bloody School | Treasure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang