Bloody School - 05

1.2K 279 40
                                    

"kira-kira penjaga sekolah nya di mana ya?" gumam Doyoung sembari melangkahkan kakinya beriringan dengan yang lainnya.

Junkyu menggedikkan bahunya, "nggak tau. Tapi semoga aja gak muncul tiba-tiba"

Sejak kejadian mayat menggantung, mereka memutuskan untuk keluar dari ruangan dan mulai mencari Haruto.  Lagi pula, siapa yang akan tahan berlama-lama di ruangan itu setelah melihat sesuatu yang menyeramkan. Bahkan kejadiannya saja masih terekam jelas di kepala Hyunsuk.

Di tengah langkah kakinya, Jihoon melirik ke arah Asahi yang juga tengah berjalan dengan raut wajah lempeng seperti biasa, " sebenernya di mata dia hantu itu kaya gimana sih? Perasaan kagak ada takut-takut nya tu anak pas liat setan ngegantung kaya tadi" batinnya, tanpa mengalihkan perhatiannya dari pemuda Hamada itu.

Di belakangnya, Yoshi juga menatap objek yang sama, "apa gara-gara kejadian dua tahun yang lalu, pandangan Asahi ke hantu itu jadi berubah?"

"Masa iya gara-gara semenjak kehilangan kemampuannya dia jadi kaya gini"

"Apa karena udah terbiasa Asahi jadi nggak takut sama yang begituan?"

"Kayanya dia diem-diem punya jimat sampe nggak takut kaya gitu"

"Ni anak lama-lama nyeremin juga"

"Gue harus curi jimatnya"

"Eh, tapi Asahi dari dulu emang nyeremin. Apalagi kalo inget dulu dia anak indihome"

"Bisa berenti ngeliatin gue kaya gitu?" Asahi melempar tatapan tajam ke arah Jihoon dan Yoshi secara bergantian. Rasanya Asahi mulai risih karena terus di tatap demikian.

Lantas Yoshi dan Jihoon mengalihkan pandangan mereka. Tentu saja hal itu mengundang perhatian dari yang lainnya. Sisanya menatap bingung ke arah tiga pemuda yang saling melempar pandang.

"Kenapa bang?" Tanya Junghwan yang kebetulan berjalan sejajar di samping Yoshi.

"Nggak papa" jawab Yoshi di sertai senyuman tipis.

"Kalo gelut gue lempar lu bertiga ke penjaga sekolah" ancam Hyunsuk.

"SIAPA YANG GELUT?!!" Jihoon menyangkal dengan berteriak.

"Jangan berisik! Nanti kalo penjaga sekolahnya nyamperin gimana?" Tegur Mashiho. Nyaris saja Jihoon terkena pukulan di tangannya jika saja tidak menghindar.

"Iya maap" Jihoon meringis kala melihat tatapan tajam Mashiho yang mengarah padanya.

Mereka masih melanjutkan langkah. Sesekali melirik dan mengintip ruangan yang mereka lewati melalui jendela. Terkadang mereka di kejutkan dengan beberapa hal. Seperti suara benda jatuh, suara cekikikan, bahkan beberapa hantu yang menunjukkan wujudnya secara terang-terangan.

Jika di ingat kembali rasanya tubuh mereka akan kembali meremang. Di tambah suhu yang dingin, koridor gelap dan cuaca di luar sana yang tengah hujan deras di sertai guntur, seakan membawa kesan horor semakin menjadi-jadi.

Setelah cukup lama berkeliling di lantai dasar, akhirnya mereka memutuskan untuk naik ke lantai dua. Meski sepertinya cukup beresiko karena mungkin penjaga sekolah ada di sana, namun apa boleh buat? Mereka harus berani mengambil resiko demi untuk menemukan Haruto dan membantunya mencari adiknya.

Beruntung di lantai dua koridor tidak terlalu gelap di karenakan ada beberapa ruangan dalam kondisi lampu menyala. Hyunsuk bernafas lega begitupun yang lainnya.

Namun, ketika mereka baru saja menghela nafas panjang, suara tongkat kayu yang di seret di sertai langkah kaki membuat mereka mematung seketika. Di depan mereka, di bawah lampu yang temaram, terlihat bayang-bayang seseorang yang tengah berjalan ke arah mereka.

"Jangan bilang itu penjaga sekolahnya" cicit Junghwan pelan. Laki-laki itu bersembunyi di balik tubuh Doyoung.

"Aish, baru aja naik tangga!" Jeongwoo berdecak pelan.

Seiring dengan bayangan itu mendekat, maka semakin mereka memundurkan langkah. Di belakang mereka, hanya ada tembok, sedangkan di sebelah kanan ada tangga menuju ke bawah dan juga tangga menuju atas. Lantas tanpa aba-aba yang pasti, Hyunsuk berlari menarik tangan Junkyu. Lalu menoleh ke belakang memberi isyarat pada yang lainnya untuk mengikuti.

Mereka berlari dengan tergesa-gesa menaiki tangga menuju lantai tiga. Akibat suara langkah kaki mereka yang saling bersahutan dan menggema di lingkungan yang sunyi, penjaga sekolah yang tadinya bersembunyi dalam bayangan mulai berlari menyusul mereka.













































































































































































































































"Huh, capek banget" Yoonbin menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya. Haruto yang melihat itu, lantas menyodorkan air minum pada temannya itu, "makasih" ucap Yoonbin setelah menerimanya.

Haruto hanya mengangguk, lalu menyampirkan tas ranselnya ke bahu kembali. Posisi mereka kini tengah duduk di suatu ruangan yang luas. Banyak sekali rak buku di sini. Tunggu dulu.

Refleks Haruto berdiri kala menyadari bahwa dirinya tengah bersembunyi di dalam perpustakaan. Mengabaikan rasa lelahnya karena telah berlari menghindari penjaga sekolah gila, pemuda itu berlari kecil mengelilingi ruangan itu. Siapa tahu, adiknya ada di balik salah satu rak buku yang menjulang tinggi.

"Eh To! Mau kemana?!"

Haruto tidak menjawab, mengabaikan pertanyaan Yoonbin. Pemuda itu fokus meneliti tiap sudut perpustakaan dengan perasaan penuh harap. Jika kali ini ia menemukan adiknya, maka tanpa menunggu waktu lama ia akan segera keluar dari tempat ini.

Sementara di sisi lain Yoonbin mendengus dengan wajah yang di tekuk kesal. Pemuda itu bangkit, dengan botol minum di tangannya ia melangkah berniat untuk menghampiri Haruto. Luas perpustakaan ini cukup besar. Banyak rak buku yang hampir menyerupai lorong, membuat Yoonbin cukup sulit mengetahui di mana keberadaan Haruto.

"To! Lo di mana sih?" Yoonbin mengusap tengkuknya yang tiba-tiba saja meremang. Bisa-bisanya di saat seperti ini ia malah teringat kejadian Haruto yang kesurupan, "Aish, tu anak ke mana sih? Masa iya dia teleportasi ninggalin gue. Kejam amat"

Setelah menggerutu seperti itu, samar-samar Yoonbin melihat seseorang berdiri di depannya. Karena tempat ini gelap dan senter hp nya sedikit redup, Yoonbin mencoba melangkah mendekat.

"Semoga bukan dedemit"

Rupanya yang berdiri di depannya Haruto. Yoonbin menghela nafas seraya mengusap dadanya dengan lega. Tidak bisa membayangkan jika yang di hadapannya adalah mahluk jadi-jadian.

Tanpa aba-aba Yoonbin menepuk bahu Haruto. Namun detik selanjutnya, dahi pemuda itu berkerut di sertai tatapan was-was, "To? Lo ke-kenapa?"

Dapat ia rasakan dengan jelas, tubuh Haruto bergetar hebat. Posisi Haruto yang membelakanginya membuat Yoonbin tidak bisa melihat ekspresi laki-laki itu. Tapi melihat Haruto yang masih bergeming dan tidak menjawab pertanyaannya membuat Yoonbin yakin pasti ada sesuatu.

"To! Haruto! Lo kalo diem aja gue gam--"

Bruk






















































































































TBC....

Bloody School | Treasure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang