"kalo iya gimana?"
"Gila Lo!" Nyaris Yedam menghentikan langkah saking tidak percayanya. Namun dengan segera, Asahi mencegahnya dengan ucapannya.
"Bercanda. Gue gak mungkin setega itu" dengan cekatan Asahi berbalik, lalu tanpa ragu ia berlari ke arah yang berlawanan.
Di depannya Haruto berhasil menahan adiknya yang meronta minta di lepaskan. Meski lengannya nampak berdarah akibat goresan pisau beruntung pisau yang awalnya berada di tangan Airin kini berada di bawah kaki Haruto.
Tanpa menunggu waktu lama, Asahi mempercepat langkahnya, hingga dalam kepersekian detik, pemuda itu sudah berada di belakang tubuh Airin. Asahi memukul tengkuk gadis itu sedikit kencang, hingga Airin pingsan di ikuti dengan kepulan asap putih yang keluar dari tubuhnya.
"Adek gue ga bakal kenapa-napa kan?" Tanya Haruto, menatap Asahi dengan tatapan khawatir.
Asahi mengangguk pelan sebagai jawaban, "cuma pingsan"
"Tadi itu... Asep apa?" Pertanyaan polos Junghwan mengalihkan atensi Asahi.
Alih-alih bukannya menjawab, Asahi menatap kepergian kepulan asap itu, di ikuti dengan bayangan dan suara aneh yang mulai muncul samar-samar memecah kesunyian tempat ini.
"Kita harus cepet pergi dari sini" ujar Asahi sembari membantu Haruto agar leluasa menggendong adiknya di punggungnya.
"Hah? Kenapa?"
RRRAAAGGHHH
Suara besar itu menggema menciptakan aura mencekam yang semakin ketara dengan sangat jelas. Ketiga belas pemuda itu di buat panik dan takut. Sebenarnya apa yang terjadi?
"Tunggu apa lagi? Ayo lari!" Asahi melangkah mendahului yang lain. Tak mau di tinggal mereka mulai mengikuti. Situasi saat ini, benar-benar tidak mereka pahami.
"Haruto! Pintu keluar di sebelah mana?!" Teriak Asahi dari depan sana.
Merasa peka bahwa Asahi dan yang lainnya butuh petunjuk arah, dengan susah payah Haruto berlari mencoba menyusul baris depan, "gak jauh dari sini!"
Masih tidak paham, dengan inisiatif dan rasa penasaran Hyunsuk menoleh ke belakang di ikuti beberapa dari mereka yang juga penasaran. Seketika kedua bola matanya membola sempurna, tubuhnya bergetar kala mendapati pemandangan tak menyenangkan dari belakang mereka.
Beberapa mahluk aneh mulai keluar dari ruangan yang sudah di lewati mereka. Wujudnya benar-benar menyeramkan dan tidak enak di pandang. Bau amis seketika menyeruak, membuat siapa saja yang menciumnya tidak tahan untuk muntah.
Suasana angker sekolah ini, benar-benar terasa detik ini juga. Begitu menakutkan dan mengerikan. Hingga rasanya kaki mereka bergetar tak kuat untuk melangkah lebih cepat.
"JANGAN LIAT KE BELAKANG!!" Perintah Asahi yang langsung di patuhi. Lagi pula siapa yang mau lama-lama memandangi objek mengerikan di belakang sana.
Pintu keluar sudah ada di depan sana, Asahi mengulurkan tangannya hendak meraih kenop pintu yang terasa sudah di depan mata.
Ceklek
"Akhhh, tolog bang!" Sesuatu menahan kaki Junghwan untuk melangkah. Akibatnya yang lebih mudah terjatuh sebelum meraih tangan Yedam di depannya guna mendapatkan keseimbangan. Tubuh Junghwan yang menubruk lantai mulai tertarik ke belakang.
Mereka menoleh ke belakang, menatap Junghwan dengan tatapan panik. Dengan segera Yedam meraih tangan Junghwan, menariknya di bantu oleh Junkyu dan Jaehyuk.
Kaki Junghwan terlepas dari tangan mahluk aneh berwajah ancur tak berbentuk. Bahkan tetesan darah terlihat dengan jelas di susul dengan bau amis yang semakin menjadi-jadi.
"AYO CEPET KELUAR!!" Teriak Hyunsuk.
Satu persatu dari mereka keluar dari gedung belakang sekolah tersebut. Setelah semuanya sudah keluar dalam keadaan selamat, Asahi kembali menutup pintu keluar itu dengan satu tangan yang merogoh saku celananya. Dengan tergesa-gesa ia mengeluarkan amplop kuning dari dalam sana, mengeluarkan kertas dengan ukiran abstrak dari dalamnya lalu ia tempelkan di pintu tersebut.
Setidaknya dengan ini, para mahluk astral itu tidak bisa keluar dari dalam sana untuk sementara. Dan memberikan waktu bagi mereka untuk berlari lebih jauh. Walau pada dasarnya Asahi tahu, hal ini tidak akan mempan.
Setelah tertempel sempurna Asahi mundur beberapa langkah.
Brak Brak Brak
Pintu itu bergerak seakan ada yang menggedor-gedornya dari dalam sana. Suara teriakan dan cekikikan semakin menjadi-jadi membuat mereka tak tahan untuk berlama-lama di sana lagi.
"Ayo" ajak Haruto saat itu juga. Mereka mengangguk lalu kembali berlari mengikuti langkah Haruto.
"Kita mau ke mana? Bukannya tadi kita masuk lewat gerbang di sebelah sana?" Tanya Yoshi dengan tangan menunjuk ke arah gerbang utama yang letaknya tertutupi oleh besarnya gedung utama sekolah.
"Kita lewat gerbang belakang. Itu jalan yang lebih cepet!" Jawab Haruto dengan napas sedikit terengah.
"Gerombolan setan itu masih ngejar kita?" Tanya Jeongwoo.
Memberanikan diri, Mashiho menoleh ke belakang. Di dapatinya, mahluk menyeramkan itu mulai turun dari jendela. Terjun bebas ke bawah. Sosok mereka nampak sangat nyata. Mashiho kembali bergidik ngeri, terlebih beberapa ada yang merangkak, ada juga yang berterbangan, "Sial! Mereka masih ngejar!"
Tak butuh waktu lama, mereka sampai di depan pagar belakang. Haruto yang berada di depan membuka gerbang itu lebar-lebar. Tepat saat satu persatu dari mereka melewati gerbang itu, gedung utama maupun gedung belakang SMA Lion King meledak hingga menghasilkan kepulan api dan asap hitam yang nampak mengerikan.
DUARRR
TBC...
Eh ko pendek banget ya? ༎ຶ‿༎ຶ
Tinggal epilog Yeay!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody School | Treasure✓
Horror❝gue kira urusan kita sama mahluk astral ini udah berakhir. ternyata masih ada lagi?❞ ✧started = 08 -11- 2021 ✧finish = 29 - 12 - 2021