Chapter 7

339 55 44
                                    

“Mwo?! maksudmu...kita suami istri?“ Joohyuk mengernyit tajam, ia masih tak percaya dengan apa yang baru didengarnya.

Suzy mengangguk “Ne, kau adalah suamiku Joohyuk” jawabnya pelan. Ia merasa bersalah telah menampar Joohyuk, perbuatan yang tak pernah Suzy lakukan sebelumnya.

Joohyuk bangkit berdiri lalu berjalan mendekati pinggiran sungai sambil meremas kepalanya keras. “Omo, aku tak percaya ini, kenapa aku tidak bisa mengingatmu sama sekali!” teriaknya frustasi.

Suzy hanya diam, ia memberi waktu ke Joohyuk untuk melepaskan emosinya. Hal inilah yang dikhawatirkan Suzy hingga kemarin ia tidak langsung memberitahu ke Joohyuk soal status hubungan mereka.

“Joohyuk gwenchana? Aku tahu ini berita yang sangat besar untuk kau terima” Suzy menggigit bibirnya, cemas.

Joohyuk menghela napas panjang lalu menoleh ke arah Suzy “Suzy, sudah berapa lama kita menikah?”

Suzy terdiam, ia lalu melangkah mendekati joohyuk “Kita sudah menikah selama lima tahun ketika kau menghilang. Dan sampai saat ini, kau adalah suamiku karena hati kecilku selalu berkata bahwa kau masih hidup. Aku juga masih selalu memakai cincin pernikahan kita” Suzy menyentuh cincin yang tersemat di jarinya.

Joohyuk merasa terenyuh mendengar perkataan Suzy. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan mempunyai istri secantik dan sebaik Suzy. Namun itulah yang ia alami saat ini.

“Joohyuk, mana cincin nikahmu?” Suzy melirik ke arah jemari Joohyuk yang polos.

“Aku tidak pernah memakai cincin. Itulah kenapa aku tidak pernah menyangka kalau aku punya istri selama ini"

“Aku tidak mengerti. Kau selalu memakai cincin pernikahan kita.” Kening Suzy mengerut “Atau jangan-jangan cincinmu hilang saat kecelakaan itu?”

Joohyuk menghela napas, “Bisa jadi, tapi aku tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi”

Suzy terdiam menunduk, hatinya merasa sedih. Cincin itu adalah simbol pengikat antara dirinya dan Joohyuk. Dimanakah cincin itu sekarang?

“Suzy, hmm apa kita punya anak?” tanya Joohyuk hati-hati, wajahnya terlihat gugup.

Suzy mendongak, menatap Joohyuk lembut “Ne, kita punya dua orang anak. Sepasang, perempuan dan laki-laki. Si sulung Aera saat ini berusia hampir enam tahun dan adiknya Juno empat tahun.”

“Omo!” mata Joohyuk terbelalak kaget mendengar ucapan Suzy, jantungnya semakin berdebar kencang. Dia punya dua orang anak dan lagi-lagi ia tak ingat apapun tentang itu. Bagaimana mungkin!.

“Joohyuk, kumohon kau ikut pulang denganku. Anak-anak merindukanmu. Bahkan hingga saat ini mereka masih suka menanyakanmu” ucap Suzy lirih, air mata mulai merebak dipelupuk matanya.

Joohyuk mengatur napasnya, mencoba menenangkan hatinya. Namun semua yang di katakan Suzy masih sulit untuk ia terima. Selama ini Joohyuk tidak tahu siapa dirinya, ia merasa seorang diri. Dan kini ia mengetahui kalau ia punya kehidupan lain bersama istri dan dua anak. Berita itu datang langsung sekaligus membuat kepalanya kembali terasa sakit.

“Joohyuk gwechana?” tanya Suzy cemas.

“Suzy, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan...” lirih Joohyuk seraya mengurut pelipisnya yang berdenyut sakit.

“Sebaiknya kita pulang sekarang, kau butuh istirahat.” ajak Suzy.

“Aniyo, aku nggak papa, hanya butuh sendiri untuk menenangkan diri disini” Joohyuk melangkah menuju gubuk.

Suzy terdiam, mengusap kasar air matanya agar tidak jatuh. Ia sedih dengan sikap Joohyuk yang menolak kehadirannya “Arasseo...” Suzy menghela napas kemudian mendekati Joohyuk “Joohyuk, aku mengerti kau butuh waktu untuk mencerna semuanya namun aku sudah harus pulang ke Seoul besok. Aku tak akan memaksamu untuk ikut kembali ke Seoul saat ini.” ucapnya pasrah.

Missing Pieces (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang