Keesokannya Suzy dan Joohyuk kembali pergi ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lanjutan. Joohyuk sudah selesai melakukan CT Scan dan saat ini ia dan Suzy duduk berhadapan dengan Dokter Bogum untuk mendapatkan penjelasan mengenai hasilnya.
“Kalau dilihat dari hasil CT Scan tidak ada kerusakan namun masih ada sedikit pembengkakan yang menekan syaraf di otak. Kemungkinan besar setelah kecelakaan pembengkakannya cukup besar hingga syaraf otak tersumbat dan menyebabkan amnesia yang begitu parah. Sistem syaraf adalah yang paling sulit di obati terutama di bagian otak.” Bogum memberi penjelasan.
“Mungkin itu sebabnya kepalaku masih sakit jika mencoba mengingat terlalu keras.” ucap Joohyuk pelan.
Suzy menarik napas dalam “Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?”
“Aku akan memberi obat untuk sakit kepalanya. Mengenai amnesianya, cobalah untuk mengenalkan kembali rutinitas sebelum kecelakaan juga hal-hal yang disukai untuk memancing ingatannya”
Suzy mengangguk “Arasseo, aku juga sudah memberikan foto-foto ke Joohyuk supaya dia bisa ingat semua kejadian yang pernah dilaluinya namun belum berhasil mengembalikan ingatannya.” keluh Suzy.
Bogum menghela napas “Suzy, pengobatan amnesia butuh waktu yang panjang bahkan banyak kasus ingatannya tidak bisa kembali selamanya. Namun aku pasti akan membantumu semaksimal mungkin. Ini kartu namaku, kalau kau butuh sesuatu jangan sungkan untuk menghubungiku nde”
Joohyuk melirik ke arah kartu nama yang berpindah ke tangan Suzy dengan sudut mata menyipit.
Suzy mengangguk pelan lalu menaruh kartu nama ke dalam tas. “Gomawo, kalau begitu kami pulang dulu”
🍃🍃🍃
Sepulang dari Rumah Sakit, Suzy langsung berkutat di dapur untuk menyiapkan makan siang sedangkan Joohyuk menemani Aera dan Juno bermain di ruang keluarga di lantai atas. Rencananya Suzy ingin masak makanan favorite Joohyuk yaitu Bulgogi. Sesuai saran dari Bogum tadi, ia juga harus mengenalkan ke Joohyuk hal-hal yang dia sukai di masa lalu untuk memancing ingatannya.
Suzy sedang memarinasi daging ketika So Jin datang menghampirinya.
“Suzy-ssi, Nyonya Nam datang mencarimu. Sekarang beliau menunggu di ruang tamu. Kelihatannya suasana hatinya sedang tidak baik” ucap So Jin hati-hati. Nyonya Nam adalah ibu mertua Suzy dan ia ingin memperingati majikan kesayangannya sehingga bisa mempersiapkan diri.
“Mwo?” Suzy terperanjat. Jantungnya mendadak berdebar. Sejak pulang dari Busan ia belum sempat menghubungi ibu mertuanya. Selain karena pikirannya tercurah oleh kondisi Joohyuk, ia juga masih menimbang-nimbang apa yang harus di katakan ke mertuanya nanti mengenai kondisi anak tunggalnya. Dan apakah mereka akan percaya?
Suzy melepas celemek dari pinggangnya dan mencuci tangan. Ia menarik napas dalam-dalam, mengatur raut wajahnya tetap netral sebelum beranjak ke ruang tamu. Suzy berjalan menghampiri ibu mertuanya yang berdiri dengan kedua tangan terlipat di dada serta menatapnya tajam.
“Suzy, kau pergi kemana selama ini? kenapa tidak bisa di hubungi? apa ini yang selalu kau lakukan, menitipkan anak-anak ke orang tuamu lalu pergi sesukamu?” Nyonya Nam langsung mencecar berbagai pertanyaan dengan nada tinggi.
“Mianhaeyo karena tidak menghubungi Eomma, aku bisa menjelaskannya”
“Tidak perlu, kejadian ini sudah menjadi bukti.” Nyonya Nam menggeleng kemudian menarik napas sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya “Suzy, aku dan Appanya Joohyuk sudah sepakat, kami akan mengasuh Aera dan Juno. Dengan begitu kau bebas untuk pergi dan melakukan apapun sesukamu tanpa harus mengkhawatirkan mereka lagi. Mereka akan aman bersama kami.”
Suzy terperanjat “Mwo? Kenapa Eomma bicara seperti itu? Mereka adalah anak-anakku. Aku sangat menyayangi mereka. Mereka segalanya bagiku”
“Tapi kau tidak memikirkan anak-anakmu sampai tega meninggalkan mereka pergi berhari-hari” Nyonya Nam mendecik .
“Tidak ada yang akan mengambil Aera dan Juno dari Suzy” suara lantang Joohyuk tiba – tiba terdengar. Ia melangkah turun dari undakan tangga terakhir dengan wajah mengeras menuju ke ruang tamu.
Nyonya Nam langsung berhenti bicara dan mencari sumber suara. Matanya sontak terbelalak ketika melihat Joohyuk hingga tubuhnya terhuyung ke belakang “Jo..Jo...Joohyuk?! kau..kau masih hidup Nak? Aku tak percaya ini!”
“Ne Eomma, aku Joohyuk anakmu” sahut Joohyuk pelan. Raut wajahnya berubah trenyuh melihat wanita paruh baya didepannya. Ia tidak mengingatnya namun hatinya berdesir seakan ada ikatan batin yang kuat. Sama seperti yang ia rasakan ketika pertama bertemu dengan Suzy, Aera dan Juno.
“Eomma, aku bisa jelaskan semuanya” timpal Suzy. Ia sangat terkejut Joohyuk tiba-tiba datang namun juga senang karena telah membelanya.
Nyonya Nam menoleh ke arah Suzy dengan tatapan semakin tajam “Sejak kapan kau tahu soal ini? kenapa kau menyembunyikan Joohyuk dari kami?”
“Eomma, ini semua bukan salah Suzy. Kalau harus ada yang disalahkan itu adalah aku.” Joohyuk berujar frustasi mengingat kondisinya saat ini yang masih belum bisa mengingat apapun.
“Eomma, kumohon duduklah. Kami akan jelaskan semuanya” ucap Suzy menengahi.
Suzy dan Joohyuk kemudian bergantian memberi penjelasan yang sama seperti yang pernah dijelaskan ke orang tua Suzy. Bahwa Joohyuk di selamatkan oleh seorang petani kentang yang kemudian menjadi orang tua angkatnya di Desa Jung Gu. Joohyuk juga mengalami koma dan trauma mendalam hingga ia baru bisa pulang ke Seoul sekarang setelah di jemput oleh Suzy. Mereka tetap menyembunyikan kondisi Joohyuk yang amnesia.
“Omo, aku masih tak percaya semua ini. Semuanya masih terasa seperti keajaiban!” ucap Nyonya Nam sambil tersedu memeluk Joohyuk “Aku harus memberitahu Appamu. Ia pasti akan sangat bahagia.“
🍃🍃🍃
Tak berapa lama setelah Nyonya Nam menelpon suaminya, Pak Nam, Ayah Joohyuk datang. Ia langsung memeluk erat Joohyuk seakan tak percaya kalau anak tunggalnya masih hidup. Setelah beberapa saat ia melepaskan pelukannya lalu menatap Joohyuk dengan mata berkaca-kaca. “Joohyuk, Appa sangat bahagia melihatmu lagi Nak. Bagaimana keadaanmu selama ini?”
“Appa, kecelakaan yang kualami membuatku terluka parah baik fisik dan mental. Semua karena Suzy hingga aku bisa kembali pulang.” Joohyuk menoleh ke arah Suzy.
Suzy sangat terharu. Ternyata Joohyuk menghargai apa yang telah ia lakukan selama ini.
“Suzy, terimakasih karena kau telah mengembalikan Joohyuk. Kau memang menantu terbaik. Maafkan kami yang selama ini telah berbuat kurang baik padamu” ucap Ayah Joohyuk dengan perasaan bersalah.
Suzy menggeleng “Appa jangan bicara seperti itu, kita adalah keluarga. Joohyuk adalah suamiku, aku akan melakukan apapun untuk mengembalikan keutuhan keluargaku seperti dulu lagi” di akhir kata Suzy melirik kearah Joohyuk dengan raut wajah berubah sendu.
Joohyuk melirik kembali ke arah Suzy. Hatinya mencelos, terharu dengan ketulusan hati wanita itu sekaligus merasa bersalah karena selama ini telah menjauhinya. Ya, walau ia masih tidak mengingat Suzy namun bagaimanapun dia adalah istrinya.
“Gomawo, kau memang wanita yang sangat baik. Tidak salah Joohyuk telah memilihmu dulu sebagai istrinya.” Ayah Joohyuk menarik napas sejenak lalu menoleh ke Joohyuk “Joohyuk, Appa akan membuat pesta untuk menyambut kepulanganmu. Appa akan mengundang relasi bisnis kita juga agar mereka tahu kalau kau telah kembali dan akan memimpin perusahaan kita lagi”
“Mwo?! Appa, apa itu tidak berlebihan? Aku tidak ingin kepulanganku terlalu dibesar-besarkan”
“Tapi Joohyuk pesta ini sangat penting untuk image perusahaan kita”
“Appa mianhae, tapi aku tidak bisa melakukan itu. Kau tahu aku masih belum benar-benar sembuh dari trauma kecelakaanku. Aku masih butuh adaptasi dengan keadaanku sekarang” Joohyuk menjadi cemas, bagaimana kalau semua orang mengetahui kondisinya saat ini.
“Apa kau butuh bantuan Dokter, Appa bisa mencarikan psikolog terbaik untukmu”
“Aniyo, aku mohon semuanya berjalan pelan-pelan dulu” Joohyuk menatap ayahnya dengan ekspresi mengiba.
Pak Nam menghela napas panjang “Arasseo, Appa tidak akan memaksamu untuk mengadakan pesta itu. Tapi kau akan bekerja lagi membantu Appa membangun perusahaan kita kan?”
Joohyuk terdiam sejenak “Tolong kasih aku waktu untuk memikirkannya dulu”
“Baiklah, kalau itu memang keinginanmu. Take your time. Appa tidak akan buru-buru memaksamu untuk bekerja kembali. Yang terpenting kau sudah kembali, itu sudah sangat membahagiakan”
“Joohyuk, nanti malam kau bisa ke rumah? Kita makan malam bersama. Eomma masih ingin melepas rindu denganmu”
Mata Joohyuk melebar “Mwo?”
“Kau, Suzy dan anak-anak, kita makan malam bersama sekaligus merayakan syukuran kepulanganmu. Hanya keluarga kita saja, Nde?.” Ayah Joohyuk menambahkan.
Joohyuk hanya terdiam, mengerutkan kening berpikir.
“Ne, kami akan datang” Suzy langsung menjawab.
Ayah Joohyuk menghela napas lega “Syukurlah kalau begitu kami pulang dulu. Kami tunggu kalian datang ke rumah nanti malam, nde"
🍃🍃🍃
“Suzy kenapa kau langsung menyetujui ajakan Eomma dan Appa?” setelah orang tuanya pulang Joohyuk langsung bertanya ke Suzy.
“Joohyuk, mereka adalah kedua orang tuamu dan kau adalah anak mereka satu-satunya. Aku sangat memahami perasaan mereka saat ini yang masih seperti mimpi bisa bertemu denganmu lagi. Dan siapa tahu dengan datang ke rumah orang tuamu bisa memancing ingatanmu juga. Kau kan tinggal dirumah itu dari sejak lahir sampai sebelum menikah, pasti banyak kenangan yang terdapat dirumah tersebut”
Joohyuk terdiam, memikirkan ucapan Suzy kemudian mengangguk pelan “Arasseo, kau benar. Baiklah, nanti malam kita akan pergi”
Menjelang malam ditengah gerimis hujan, Suzy, Joohyuk dan anak-anak berangkat ke rumah orang tua Joohyuk. Setibanya di sana mereka sudah disambut barisan pelayan yang mengantarkan mereka ke ruang makan. Joohyuk sangat takjub melihat rumahnya yang seperti istana.
Kedua orang tua Joohyuk sangat bahagia menyambut kedatangan Joohyuk dan keluarga kecilnya. Mereka kemudian melanjutkan dengan makan malam sambil berbincang melepas kerinduan. Setelah selesai makan malam, hujan semakin deras disertai angin kencang.
“Suzy, Joohyuk sebaiknya kalian tidak usah pulang malam ini, cuacanya sangat buruk. Kalian menginap disini saja.” saran Ibu Joohyuk
Suzy dan Joohyuk saling berpandangan seakan bertanya satu sama lain
“Kau dan Suzy bisa tidur di kamarmu yang dulu dan Juno serta Aera dikamar mereka masing-masing yang biasa kami siapkan” ujar Ibu Joohyuk lagi.
Suzy dan Joohyuk akhirnya tidak bisa menolak. Selain karena faktor cuaca yang buruk, ini adalah permintaan orang tua Joohyuk sendiri.
Setelah makan malam selesai, Suzy dan Joohyuk menuju ke kamar untuk beristirahat. Ketika membuka pintu kamar baik Suzy dan Joohyuk merasa berdebar, ini pertama kalinya mereka tidur sekamar.
Joohyuk tertegun beberapa saat melihat tempat tidur di depannya. “Hmm, aku akan tidur di sofa”
“Wae? tempat tidur ini besar, sangat cukup untuk kita berdua.“
Mata Joohyuk melebar, wajahnya memerah kemudian mengalihkan pandangan sesaat “Tapi...”
Suzy mendesah pelan “Joohyuk kita sudah menikah, tentu saja kita boleh berbagi tempat tidur. Itu bukan suatu masalah besar”
Joohyuk hanya terdiam, ia masih menimbang-nimbang sesuatu.
Suzy menghela napas “Aku mau ganti pakaian tidur dulu, kau juga bisa ganti pakaian. Dilemari selalu tersedia baju untuk kita” Suzy berjalan menuju lemari pakaian.
“Ani, aku masih belum mengantuk. Aku mau keluar dulu untuk mencari udara segar” Joohyuk kemudian keluar kamar.
Hati Suzy terasa sakit. Lagi-lagi Joohyuk menghindarinya. Apa yang harus dilakukannya agar Joohyuk mau menerimanya seperti dulu lagi.
Sementara itu Joohyuk berjalan menyusuri lorong panjang yang ada dalam rumah. Deretan kamar-kamar berjejer menggodanya untuk melihat apakah ada kamar yang kosong untuknya. Sejujurnya Joohyuk masih belum bisa sekamar dengan Suzy. Ia takut akan kehilangan kontrol lagi dan akhirnya akan mengakibatkan penyesalan di ujung karena hubungan mereka yang masih sangat dini.
Joohyuk sedang membuka pintu salah satu kamar ketika ada suara yang menyapanya.
“Joohyuk, apa yang sedang kau lakukan? Apa kau ingin pindah kamar?”
Joohyuk menoleh ke arah sumber suara yang ternyata dari Ibunya. Dia kini menatapnya penuh selidik. Joohyuk hanya terdiam, bingung harus berkata apa
"Apa kau sedang marahan dengan Suzy?" tanya Ibunya lagi semakin curiga.
"Ani, aku dan Suzy baik-baik saja. Aku hanya sedang melihat-lihat. Sudah lama aku tidak ke rumah ini”
“Joohyuk, kau bisa tinggal di sini kalau kau mau. Eomma akan senang sekali”
Joohyuk kembali terdiam, menghela napas panjang "Eomma, aku..."
“Aku tahu kau pasti akan menolaknya. Semua karena Suzy kan” sergah ibunya dengan sudut bibir sedikit mencebik.
Joohyuk mengernyit, mengapa ibunya seperti tidak suka dengan Suzy. Apa dia masih tidak mau menerima Suzy sepenuhnya sebagai menantu sampai saat ini? “Eomma, mian aku sudah lelah dan ingin kembali lagi ke kamar” kilah Joohyuk. Ia akhirnya memutuskan tidur sekamar bersama Suzy untuk menghilangkan kecurigaan ibunya lebih jauh.
Suzy terkesiap ketika melihat Joohyuk membuka pintu kamar. Hatinya membuncah bahagia hingga tanpa berpikir panjang ia langsung melompat dari tempat tidur dan berlari menuju Joohyuk.
“Joohyuk, kau kembali” Suzy menatap Joohyuk lekat.
“Ne, aku...” Joohyuk mengusap belakang lehernya kikuk. Sekilas ia kemudian menatap Suzy namun tak dapat berpaling lagi seakan bola mata bulat wanita itu bagai magnet yang menariknya.
Suzy merasakan getaran saat mereka saling berpandangan. Dan bagai ada kekuatan yang mendorongnya, ia langsung menarik kerah kemeja Joohyuk hingga menunduk lalu mencium bibirnya dengan lembut dan terus menerus.
Joohyuk sempat tertegun beberapa saat namun manisnya bibir Suzy membuatnya mabuk dan akhirnya membalas ciumannya.
Suzy sangat senang Joohyuk membalas ciumannya. Kemudian ia mengalungkan tangannya di leher Joohyuk membuat ciuman mereka semakin intense, penuh dengan gairah dan kerinduan yang mendalam. Perlahan-lahan dengan bibir mereka yang terus menyatu Suzy melangkah mundur sampai kemudian kakinya menabrak pinggir tempat tidur dan ia pun jatuh terduduk. Ciuman merekapun terlepas. Wajah Joohyuk terlihat memerah dan napasnya pun terengah. Suzy yang tidak ingin Joohyuk berubah pikiran dan kembali menghindarinya langsung meraih kembali kemeja laki-laki itu dan menariknya hingga Joohyuk duduk disampingnya. Mereka pun kembali berciuman. Suzy mengalungkan tangannya di leher Joohyuk sementara kedua tangan Joohyuk kini menangkup pipi Suzy.
Tubuh Suzy terasa panas, karena faktor oksigen ia melepaskan ciumannya. Kemudian ia menarik ujung bawah pakaian tidurnya hingga terlepas dan meninggalkannya hanya dengan underwear. Mata Joohyuk melebar namun tak dapat mengalihkan pandangannya dari tubuh wanita didepannya. Ujung telinganya memerah, ia menggigit bibir bawahnya terlihat mulai berpikir. Suzy kembali menarik wajah Joohyuk dan mencium bibirnya. Jari-jari tangannya membuka kancing kemeja Joohyuk dan melepaskannya dari tubuh laki-laki itu. Masih sambil berciuman, perlahan Suzy membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Dan yang terdengar kemudian hanya desahan dari mulut keduanya serta sayup satu kata sarangheo dari Suzy.
🍃🍃🍃 to be cont'nd 🍃🍃🍃
Jadi siapa yang kemarin bilang mba Suzy kurang agresif? 😏😆Mamacih untuk vote dan komennyaa🧡
Xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing Pieces (Completed)
RomanceNam Joohyuk dan Suzy menjalani hidup bersama dengan bahagia. Memiliki dua buah hati, karir yang sukses dan pernikahan yang kuat dan bahagia. Sampai suatu ketika tragedi menimpa. Hidup mereka tak lagi sama. Best rating : 31/10/21 : 1 ~ dramaromance ...