Chapter 3

320 48 34
                                    

Enam bulan telah berlalu dari semenjak kecelakaan menimpa Joohyuk terjadi namun Joohyuk masih belum ditemukan. Dengan sangat berat hati akhirnya orang tua Joohyuk memutuskan untuk menghentikan pencarian dan mengadakan upacara pemakaman untuknya.

Suzy sebenarnya tidak ingin datang ke upacara pemakaman karena ia masih punya keyakinan kalau Joohyuk masih hidup. Namun ia tidak punya pilihan selain menghormati keputusan orang tua Joohyuk. Suzy mengerti kedua orang tua Joohyuk mengadakan upacara ini untuk mengikhlaskan kepergian Joohyuk selama-lamanya. Saat ini upacara pemakaman telah selesai dan Suzy bersiap untuk pulang kerumah. Ia lalu mendekati kedua orang tua Joohyuk untuk pamit.

“Suzy, ada yang ingin kami bicarakan. Kita bertemu dirumah ya” ucap Eomma Joohyuk.

Suzy terdiam sejenak kemudian mengangguk pelan “Nde Eomma...” setelah itu ia berjalan menuju tempat parkir mobilnya.

Suzy mengendarai mobilnya mengikuti mobil orang tua Joohyuk. Dan setelah sampai di rumah orang tua Joohyuk, mereka lalu duduk di sofa ruang tamu dan memulai pembicaraan serius.

“Suzy, bagaimana kalau kau dan anak-anak tinggal bersama kami disini?” tanya Eomma dengan tatapan tajam.

Suzy terkesiap, ia terdiam beberapa saat sebelum menjawab “Mian Eomma, tapi aku tidak mau meninggalkan rumah. Terlalu banyak kenanganku bersama Joohyuk disana” jawabnya. Sebenarnya alasan terbesar Suzy tidak ingin meninggalkan rumah karena keyakinannya suatu saat Joohyuk akan kembali ke rumah mereka. Namun ia tidak bisa mengatakannya karena orang tua Joohyuk pasti akan marah.

Eomma menghela nafas dalam “Kalau begitu bagaimana kalau anak-anak yang tinggal bersama kami. Kau tahu Joohyuk adalah anak kami satu-satunya. Kami tidak punya siapa-siapa lagi” tanya Eomma lagi.

Suzy sangat terkejut mendengarnya. Permintaan Eomma membuatnya takut kehilangan anak-anaknya “Mian Eomma, aku juga tidak bisa berpisah dengan anak-anakku. Mereka adalah kekuatanku selama ini. Lagipula mereka masih kecil-kecil. Mereka masih sangat membutuhkanku”

“Lalu bagaimana kau membiayai anak-anakmu? Kalau kau mau tinggal disini, kami akan membiayai semua kebutuhanmu” desak Eomma dengan nada meninggi.

Suzy terdiam. Ia menyadari kalau kedua orang tua Joohyuk masih belum bisa menerima dirinya sepenuhnya walau ia sudah berusaha untuk selalu menjadi menantu terbaik. Namun bagaimanapun Suzy sudah sangat bersyukur kedua orang tua Joohyuk akhirnya mau menerimanya sebagai menantu mengingat mereka dulu sangat menentang hubungannya dengan Joohyuk. “Eomma, aku akan menghidupi anak-anakku dengan pekerjaanku sebagai Dokter di Klinik. Eomma tidak usah khawatir”

Eomma Joohyuk hanya terdiam dengan wajah masam. Sedangkan Ayah Joohyuk masih lebih banyak diam.

“Eomma dan juga Aboji bisa mengunjungi kami kapanpun. Dan tiap weekend aku dan anak-anak akan usahakan untuk berkunjung kesini. Eomma tidak sendiri, Eomma selalu punya kami” tambah Suzy berusaha meyakinkan.

"Dari dulu kau memang tidak pernah mau menuruti apapun perkataan kami" bentak Eomma Joohyuk lalu beranjak meninggalkan Suzy.

Ayah Suzy hanya terdiam. Kemudian tanpa sepatah katapun ia ikut bangkit meninggalkan Suzy.

Dalam perjalanan pulang Suzy menangis tersedu. Hatinya begitu sakit. Pertama ia dipaksa harus menerima kenyataan kalau Joohyuk sudah pergi selama-lamanya. Dan kedua ia hampir saja harus berpisah dengan kedua buah hatinya. Suzy tak akan sanggup kalau sampai semua itu terjadi.

🍂🍂🍂

Bulan berganti bulan dan setahun telah berlalu dari sejak pemakaman Joohyuk. Selama itu  kehidupan Suzy banyak berubah. Walau ia berusaha untuk terus menjalani kehidupannya setiap hari namun hatinya masih selalu bersedih dan merindukan Joohyuk. Untuknya Joohyuk adalah segalanya. Dia adalah suami, teman, kekasih dan ayah yang terbaik untuk anak-anaknya.

Missing Pieces (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang