sadistic [5]

3.6K 378 12
                                    

Minggu, 14-11-2021

.

.

.

Setelah Jennie membersihkan tubuhnya. Jennie ingin keluar dari kamar tersebut ia menoleh kebelakang dan melihat ternyata Taehyung sudah tertidur pulas.

Ia membuka pintu sangat pelan agar Taehyung tidak terbangun, saat berjalan dilorong Jennie sempat kebingungan. "Tumben sekali Taehyung membiarkan ku keluar" ini kesempatan emas! Ia akan keluar dari sini setelah makan.

Membuka kulkas, melihat tidak ada makanan apapun ia menghelah nafasnya.

"Hanya telur? Dan nasi tidak ada itu tidak membuat ku kenyang huh" mengambil air sambil meneguk kasar, karna tenggorokan sangat kering sedari tadi.

Mau tidak mau ia hanya makan telur dan minum air banyak agar kenyang. Tidak apa-apa jika kenyang air nanti jika sudah sampai rumahnya ia bisa makan sepuasnya.

Selesai ia memilih kunci yang bergelantungan begitu banyak, agak susah karna Jennie mendapatkan kunci salah terus menerus.

Dapat! Akhirnya, setelah menunggu beberapa hari. Akhirnya tuhan mengabulkan doa Jennie selama ini.

Dengan cepat ia keluar, cuacanya sangat dingin saat ia sedang berjalan dikoridor.

Sepi sekali... Hanya lampu yang sedang menemaninya, menekan tombol atas agar liftnya naik ke atas.

Pintu terbuka, seorang perempuan keluar lalu Jenniepun masuk setelah bergantian dengan perempuan tersebut.

Untung saja ia memakai baju tebal, karna dikamar mandi, Jennie sudah merencanakan ini. Lagian juga toh Taehyung sedang mabuk dan tepar tidak mungkin ia bangun. Jika ada kesempatan kenapa harus dilewatkan?

Pintu lift terbuka, aku berjalan menggunakan alas sepatu terakhir aku pakai saat bekerja. Omong-omong aku lupa Ambil bajuku. Tapi gapapa lah itu hadiahku untuk Taehyung Karna itu hadiah terakhir kita akan bertemu.

Dan aku juga ambil uang, jika keluar tanpa uang aku harus naik apa coba.

Sudah pukul 1 malam namun ternyata taksi belum muncul juga. Jadi mau tidak mau aku harus berjalan walaupun sesekali digoda oleh ahjusi yang sedang mabuk. Itu mengerikan.

-

Aku tidak menyangka, akhirnya aku sampai dirumah...

Rasanya seperti mimpi namun nyata! Dengan cepat aku ketuk pintu rumah keluarga ku dan yang membukakan adalah ayahku dengan muka bantalnya.

"Siap-" kulihat ayahku sejenak menatap dari bawah sampai atas. Dan.. "Jen kau kemana saja hm!? Tidak tau kah, kami menghawatirkan mu" ia memeluk dengan erat. Kubalas dengan erat juga.

"Ayah siapa-" ibuku menjeda ucapan nya "Jennie!" Kami bertiga berpelukan seperti teletubis. Inilah yang aku rindukan pelukan hangat dari seorang orangtua.

"Maafkan Jennie, buat kalian khawatir" ibuku terkekeh "tidak apa-apa asalkan kamu tidak kenapa-kenapa. Tidak ada yang sakit kan?"

Aku diam tidak menjawab, "lebih baik masuk dahulu. Diluar sangat dingin" kami bertiga masuk setelah mengucapkan perkataan ayah.

"Jen lehermu memerah? Kenapa?" Aku melotot kaget ku pegang leherku, dan ya saat Jennie liat dikaca ada lingkaran merah.

"Ahh gini ayah, emm-"

"Jen kau tidak apa-apa kan? Cerita saja pada kami"

"Tidak Bu, aku ingin makan, apakah ada makanan?" Kata ku sambil mengalihkan pembicaraan.

"Ohh ada mungkin sudah dingin, Jennie bisa kan hangatkan?" Aku mengangguk. "Iya Bu bisa, kalian berdua lanjutkan tidur kalian aja"

Ayahku merangkul ibu ku, "baiklah kami tidur dulu. Kau jangan menghilang lagi, besok kita akan pindah"

WHAT- pindah?

"Pindah?"

"Besok saja bahasnya" aku mengangguk dan mereka berduapun pergi ke kamarnya.

-

Selesai menghangatkan makanan, Jennie memakannya dengan lahap. Namun ia memikirkan Taehyung.

Bukankah pindah lebih baik? Ia tidak akan bertemu Taehyung, namun tetap saja rasanya berat jika ia tidak bertemu pria brengsek. Yang sialnya Jennie masih mencintainya.

Selesai memakan Jennie pergi kekamar untuk berbaring dan menatap langit-langit.

"Apa yang terjadi, jika dia terbangun lalu aku tidak ada?"

"Aku takut pergi kesana lagi. Apakah aku juga ikut pindah? Semoga saja iya"

Jennie pegang lehernya yang tidak sakit namun memerah. "Bahkan lukanya masih ada, haruskah aku memakai mantel setiap keluar? Pada saat musim panas jugakah? Hah.. itu menggerahkan. Kapan ya kira-kira akan menghilang?"

Tanpa tidak sengaja ia menatap Boneka yang Taehyung pernah kasih saat ia berulang tahun. Senyuman Jennie pun terangkat, segalanya begitu cepat hingga rasanya aku tidak ingin bumi berputar.

Jika bumi tidak berputar, akankah Taehyung tetap pria manis yang mempunyai senyuman love? Omong-omong aku rindu dengan senyuman itu.

Sekarang jarang sekali ia tersenyum, kalo tersenyum pun hanya tipis. Tipis sekali.

Akhh sial aku rindu dengan pria sialan itu. Bagaimana ini?

-
Artaennie

CAST TAMBAHAN:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CAST TAMBAHAN:

CAST TAMBAHAN:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sadistic [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang