Hendery menatap nyalang Jaemin, sedangkan orang yang ditatap masih bisa tersenyum dan bercanda dengan Adik iparnya— Renjun.
Haechan sendiri memilih menghendikan bahu nya tak acuh, heh! Dia kan nggak tau apa-apa , jelas keliatan banget kalo Jaemin yang nyari perkara!!
Sedangkan Yuta dan Winwin menatap malas kearah Hendery, sang menantu. Xiaojun? Pria itu sedang keluar membeli bahan masakan.
"Ge. . . Jangan ditatap terus Jaeminnya, nyeremin tau nda?" Ujar Renjun yang membuat Hendery tertohok sambil tersenyum kaku kepada Renjun.
Pria bermarga Na itu meanggukan kepalanya setuju walaupun dalam batin tertawa puas. Haechan langsung menatap Nyalang Jaemin, sejauh ini jika diperhatikan Jaemin selalu satu langkah lebih awal darinya.
Ketimbang dengan Dirinya yang selalu bertengkar dengan Renjun.
Jadi wajar saja kan jika Haechan merasa iri?
Mengingat itu Haechan mendengus, lalu memakan keripik ditoples dengan ganas. Bahkan Winwin dibuat ngeri.
Yuta— kepala keluarga Huang itu menoleh kearah Sang menantu "Emang nya ada masalah apa Hendery? Segitu nya kamu natap Jaemin, berasa mau mutilasi aja,"
Perkataan Yuta mampu membuat manik Jaemin melebar, hei... Tidak bisakah diberi filter sedikit ucapan nya? Jaemin kan merasa ngeri!
Pria Na itu melirik kearah Haechan, yang ia dapati adalah tatapan datar dari Haechan.
Haechan yang tadinya fokus kepada keripiknya, melirik kearah Jaemin.
Sungguh! Rasanya Haechan ingin melempari Jaemin dengan keripik! Dia sangat amat iri, lagi pula dia juga kesal dengan dirinya sendiri.
Dia kesal karena Jaemin begitu akrab dan mesra dengan Renjun, sedangkan dirinya? Tidak pernah ada adegan romantis dengan si mungil, hanya waktu awal siMungil masuk sekolah saja mereka ada momen.
Selebihnya mereka terlalu sering bertengkar, karena itu Haechan sangat kesal. Mengingat itu, Haechan langsung membuang wajahnya ketika Jaemin menatap nya.
"...." -Jaemin
"Baba, Injun pamit ke kamar dulu ya? Mau siap-siap—
"Mau kemana?" Haechan menyela, Renjun menoleh lalu mengerjapkan kedua maniknya sebanyak dua kali.
"Mau ke Taman, main. Chan-ie mau ikut?" Tawar Renjun, yang dibalas anggukan dari sang empu nama.
Renjun menoleh kearah Jaemin "Nana mau ikut?" Baru saja Jaemin hendak mengatakan iya, namun Guru Mandarin nya itu menyela.
Hendery menatap nyalang Jaemin "Gak! Jaemin disini buat bantuin Gege," yang di balas anggukan patuh dari Renjun.
Mendengar itu lantas pria bermarga Na tersebut hanya bisa tersenyum kikuk, sedangkan batin-nya mengutuk Guru Mandarin nya habis-habisan.
"Chan-ie mau disini atau ngikut injun?" Mendengar itu, Haechan tidak bisa untuk tidak merasa bingung "Ngikut kemana? Taman? Kan aku tadi udah iya'in mau ikut,"
Si mungil mendengus "Ikut Injun ke kamar chan-ie, kan akunya mau siap-siap dulu,"
Tentu saja Haechan tidak akan langsung meng-iyakan, ia melirik kearah Kedua orang tua dari Renjun dan Guru Mandarin nya— kakak ipar Renjun.
Winwin tersenyum kepada Haechan, sedangkan Yuta mengangguk Hendery sendiri meng-isyaratkan Haechan dengan gerakan seakan-akan menyuruhnya menuruti Renjun.
Merasa di abaikan akhirnya Renjun dengan wajah tertekuk pergi meninggalkan ruang tamu dengan perasaan dongkol.
Melihat itu Yuta menghela nafas, sepertinya anak dari Jungwoo satu ini otaknya begitu lemot "Mending kamu susul aja Chan, dia itu sebenarnya minta ditemenin tapi malu"
KAMU SEDANG MEMBACA
🍬𝗕 𝗨 𝗖 𝗜 𝗡🔞
HumorIntinya, semua berawal dari kedatangan Renjun sebagai murid baru, yang mengubah seorang Jaemin dan Haechan. Atau lebih tepatnya mereka berdua naik takhta. Warning 🔞 -BxB -Jaemren -Hyuckren Mengandung adegan 18 keatas! ⛔BIJAKSANA LAH DALAM MEMBACA...