BAGIAN 1

224 34 0
                                        

"Yulaaaaa"

Yura mendongakkan kepalanya saat mendengar suara yang sangat ia kenal itu, siapa lagi kalo bukan Julio sih duta pinjem pulpen.

Gaya aja udah kayak orang kayak di sekolah, tapi pas pelajaran alat tulis aja gak punya.

Pulpen selalu minjem, apa banget dah.

Dan selalu saja minjem ke Yula.

Yula membulatkan matanya malas.
"Mau ngapain suh? Minjem pulpen lagi? Hah. Lama bosen anjir gua."  Yula menatap Julio tajam saat cowok itu sudah berdiri di samping bangkunya dengan tampang tak bersalah.

Cowok itu menyengir lebar sembari menggaruk garuk tengkuknya.

Yula menatap Julio dari bawah aneh.
"Bukannya kemaren gua udah pinjemin yah? Sekarang kemana tuh pulpen? Jangan bilang hilang." Yula menujuk Julio seakan menuduh Julio seperti buronan.

Julio mengetuk dagunya mencoba mengingat.
"Eeeeeee."

"Sudah gak usah di lanjut," kata Yula.

Yula memalingkan wajahnya. Ia udah tau apa jawaban Julio.
"Gua udah capek tau pinjemin elo pulpen, udah deh sana beli aja di sendiri, punya uang kan? Masak tiap hari jajan di kantin tapi gak mampu beli pulpen, heran deh. Sana beli di perpus."

"Koperasi Yulaa, bukan perpus. Perpus mah buat orang nyari buku atau pinjem buku." koreksi kara yang duduk di sebelah Yula.

Yula menatap Kara sebal.
"Iiihhhh karaaaa" geramnya.

Kara yang di tatap kayak gitu cuma tersenyum dan kembali mengerjakan tugasnya. Tidak perduli dengan ekspresi kesal dari sahabatnya itu.

"Yula." pangil Julio lagi sedikit melas.

Yula menoleh lagi ke arah Julio sinis.
Males banget ladenin nih orang.

"Ayolah, pinjemin. Besok gua balikin kok, sama pulpen pulpen yang lain yang gua pernah pinjem ke elo, kali ini aja pliss." mohon Julio dengan wajah memelasnya. Ia bener bener butuh pulpen sekarang.

"Ucapan elo ini bisa di pegang enggak?" Tanya Yula seakan menatap Julio remeh.

Yula menaiki satu alisnya melihat Julio hanya terdiam tanpa ekspresi. Yula tidak tahu apa yang ada di otak cowok ini sekarang.

'hadoh, gimana dong. Kan pulpennya gak tau kemana arahnya.' batin Julio.

Setiap pulpen yang di ia pinjam Julio selalu lupa menaruhnya di mana. Ini semua salah teman temannya di saat dia lagi asik mengerjakan tugas malah di ajak kekantin.

Kebiasaan buruk Julio adalah meninggalkan barang barangnya di meja tempat duduknya. Ia tak peduli dan langsung pergi ke kantin dengan teman temannya itu.

"Iyah gua janji, gua besok balikin dah tuh pulpen" Julio mengacungkan jari kelingkingnya mencoba untuk meyakinkan Yula kali ini.

Yula menatap jari kelingking itu dan tersenyum tipis.

"Gak cuma pulpen doang, yang lainnya juga balikin." kata Yula mempertegas, tangan putihnya pun beranjak mengambil kotak pensil dan berniat untuk meminjamkan Julio pulpen.

Julio tersenyum dan mengacungkan jempolnya.

"Okee"

*****

"Ngapain sih Lo" tanya Juni heran melihat kedatangan Julio di tempatnya.

Julio mendudukan diri di samping Juni. Ia menatap sebentar orang yang satu bangku dengannya itu.

"Abis ngepet gua." jawab Julio asal.

Medapat balesan yang tidak mengenakan hati membuat Juni berdecak sebal.

"Idih dasar mulut babi." sentak Juni.

"Gua laporin ke Bu Ani yah lo Jun, kalo lo abis ngomong kasar lagi." ancam Satria sang ketua kelas yang duduk di depannya kini.

Satria membalikkan badannya menatap Juni tajam. Juni tersenyum terpaksa dan menunduk.

Juni udah takut banget kalo kayak gini, ia tidak mau kenak masalah lagi soal sekolahnya.

Melihat itu membuat Julio terkekeh bukan main. Happy banget lihatnya.

"Hahahaha, mampos lo anjing." sentak Julio puas. Tak sadar tangannya pun mengebarak meja pelan saking semangatnya.

"Lo juga" Staria menatap Julio tajam.

Julio terdiam sementara Juni sudah menahan tawanya untuk tidak pecah.

Julio menujuk dirinya.
"Gua?"

Satria menatap Julio sinis.
"Iyah, siapa lagi emangnya kalo bukan elo?"

Julio mencondongkan tubuhnya ke arah Satria.

"Lah? Salah gua di mana?" Tanyanya binggung.

"Salah lo?"

Julio mengangguk menunggu balesan dari Satria.

Bukannya menjawab Satria malah menujuk Yula diseberang sana dengan dagunya.

Julio menatap Yula lagi. Ternyata di sana Yula sudah menatapnya duluan dengan tatapan yang mematikan.

Julio melotot.
'anjing, Yula cantik banget kalo lagi emosi bangsatttt'

"Tanya noh sama Yula apa kesalahan elo."

_pulpen_

BOLPOIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang