BAGIAN 9

64 19 0
                                    

"Lo gak mau ke kantin?" Tanya Satria pada Julio yang masih duduk itu.

"Galau mulu bah kau, semangat ngapa sih," ucap Helion

"Anjay Helion sekalinya ngomong udah beda logat" celetuk Haidar berkomentar.

Yolga bersedekap dada, matanya tak sengaja menatap Yula dan kawan kawannya hendak beranjak pergi dari kelas.

"Yulaaaaa, tanggung jawab nih, temen gua galau gara gara elo tau, gara gara lu tolak jadi gini." teriaknya membuat Julio melotot.

'yolga anjing'

Yula yang mendengar cuma angkat satu alisnya.

Lantas ia pun langsung mengacungkan jari jempolnya dan langsung beranjak pergi dari kelas.

Kara dan Lala sedikit merasa kasian dengan keadaan Julio.

"Astaga, kasian yah Julio, cintanya di tolak begitu saja, pasti galau berat dia." ucap Lala miris menatap Julio dalam.

Kara menyenggol lengan Lala.
"Lala gak boleh ngomong gitu, gak baik." tekan Kara.

Lala menatap kara dengan tatapan bertanya tanya.

"Kamu ngomong apa sih, udah ah mending kita pergi aja dari sini, ayok susul Yula."

Kara menarik tangan Lala untuk segera beranjak pergi dari sana.

Gelia sendari tadi menatap mereka semuanya. Gelia mengalihkan pandangannya kepada Julio yang masih meredam emosinya.

"Udah ahh, lo semua pergi aja, gua mau sendiri di sini." ucapnya kesal.

Juni menatap Julio sinis.
"Yaelah, Bambang. Yaudah gais kita tinggalkan saja, kita lagi di usir nih."

Juni melangkahkan kaki dan diikuti oleh yang lainnya.

"Gua duluan yah Jul, ati ati di sini, takutnya ada yang nyolek." ucap Satria yang langsung menyusul yang lainnya.

Julio menatap kepergian temen temennya itu.

"Dasar temen gak peka, paksa kek gua buat ikut, bukannya malah beneran di tinggalin anjir emang." emosinya.

Julio menoleh ke samping saat merasa ada pergerakan di sana. Terlihat Gelia sudah mendudukan diri di kursi Juni sekarang.

Gelia menatap Julio dalam.

"Hai." sapanya.

Julio tersenyum kikkuk.
"Ahh, hai."

Gelia mengalurkan tangannya.
"Gelia."

Julio meraih tangan itu.
"Julio."

Gelia tersenyum tipis. Begitu pun juga dengan Julio.

Keduanya pun melepas pegangan itu.

"Oh yah, boleh gak  gua jadi temen lo?" Tanya Gelia sedikit berharap.

Julio tersenyum miring. Rasanya aneh aja mendengar pertanyaan itu.

"Kan kita udah kenalan, berati kita udah temenan lah, masak sih gua gak mau temanan, di kira ngartis dong nanti hehe." ucap Julio.

Gelia tersenyum.
"Serius?"

Julio mengangguk tidak yakin. Tapi ia cuma ngangguk aja, Toh juga dia udah kenal dengan Gelia, artinya emang udah temenan dong.

Gelia mengangguk sembari tersenyum kecil.
"Ohhh,"

Hening sejenak, tidak ada obrolan dari keduanya. Namun Julio juga sedikit tidak merasa nyaman karena hal itu.

"Oh ya, gak mah ke kantin?" Tanya Julio.

"Emang kamu mah ke kantin?" Gelia balas bertanya.

Julio geleng geleng.
"Enggak udah pw di bangku ini."

Pw: posisi paling wenak.

Gelia hanya mengangguk.
"Oh, terus kenapa nanya mau ke kantin atau enggak?"

"Yah sapa tau mau di anterin, nanti bisa gua mintak in tolong ke anak yang mau ke kantin juga."

Gelia terdiam.
"Oh kirain mau di anterin."

_pulpen_

BOLPOIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang