BAGIAN 6

72 21 0
                                    

"Yula." pangil Satria yang baru saja masuk  bersama kawan kawannya.

Yula yang tengah membaca buku itu pun mendongak.

"Hah?"

"Di tungguin Julio di bawah pohon mangga deket lapangan basket tuh, katanya ada yang mau di omongin." Kata Satria.

Yola mengangkat satu alisnya binggung.

"Ngapain Julio mangil gua?" Binggung Yula. Yula menatap Kara namun Kara juga gak tau. Di tatapannya Satria ia malah geleng-geleng kepala.

"Kenapa gak dikelas aja, ngapasih pake di luar sih, kalo ada guru gimana?" kesal Yula. Ia tidak mengerti apa maksud Julio.

"Udah deh Yul, elo datangin aja, sapa tau penting." celetuk Juni di sebrang sana.

Satria tersenyum.
"Iyah Yul, samperin aja sana gih, kasian tuh anaknya nunggu." Suruh Satria.

Yula menghela napasnya pasrah.

"Dia gak penting jadi gua gak mau ke  sana. Lagian dia yang butuh yah harus dia lah yang dateng ke gua."

Senyum Satria luntur seketika.
Bukan hanya Satria. Haidar, Yolga dan Helon juga terdiam.

Padahal tadi mereka semangat banget pas tau Julio lagi mau nembak Yula.

"Yulllaaaa." pangil Julio di ambang pintu.

Semua orang kaget atas kehadiran Julio yang tiba tiba itu.

Julio tiba tiba datang menghampiri meja Yula.

Satria dan yang lainnya udah was was kalo Julio denger ucapan Yula tadi. Pasti nanti dia sedih.

"Apa?" Ucap Yula menutup buku yang tadi ia sedang baca.

Yula lihat Julio membawa satu kresek putih yang entah isinya apa itu.

"Gua suka sama lo, lo mau gak jadi pacar gua?"

"Hahhhhhhhhhh"

Satu kelas dibuat terkejut dengan ucapan Julio.

"Anjir, langsung di tembak beneran gak tuh?" kaget Juni menutup mulutnya syok.

Kara menutup mulutnya juga.
"Apaa?"

Julio diam, ia tidak perduli dengan omongan orang orang yang terkaget kaget dengan apa yang di ucapkan tadi

Kalo dia bilang tembak yah tembak. Ia tidak akan main amin dengan ucapannya.

Yula diem sendari tadi.

"Jadi lu mau jadi cewek gua?" tanya Julio was was dengan jawaban Yula.

"Gua suka sam..."

"Kubur dalam dalam mimpi lo buat jadi cowok gua deh, gak guna, gua gak suka sama lo." ucap Yula tak kalah mengejutkan.

"Tipe cowok gua tuh jauh berbanding terbalik dari lo, lo pikir gua suka sama cowok yang hobi banget gak bawa alat tulis dan berakhir pinjem sama orang dan malah gak di kembalikan hah?" Yula memutar bola matanya malas.

Julio terdiam, ada yang patah tapi bukan kayu. Ada yang berdarah namun bukan luka fisik.

_pulpen_

BOLPOIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang