Yula dan kara baru saja masuk ke kelasnya saat sudah mendengar bel istirahat sudah habis.
Betapa terkejutnya Yula saat melihat Gelia sedang menggeledah tas Julio. Yang membuatnya semakin terkejut adalah ketika Gelia mengambil sebuah pulpen dari tas Julio.
"Sinting tuh orang." Yula ingin menegur tapi kara langsung mencegahnya dengan menarik lengan Yula untuk menjauh dari sana.
"Udah, gak usah cari masalah sama dia. Nanti ribet urusannya, diemin aja udah." kata kara memperingati.
Lala mengangguk setuju.
"Iyah, Yul. Mending kita diem aja dari pada kenak masalah sama dia." sahut Lala.Yula menghela napasnya pasrah.
Di tatapannya kembali Gelia yang sudah selesai dengan tugasnya dan kembali ke tempatnya."Kalian bener juga sih, tapi..." Yula mengantungkan ucapannya.
"Udahlah gak usah di pikirin, ayo mending kita belajar aja, sapa tau mani ada ulangan." Kata Kara.
Gelia sangat antusias, sekarang. Tujuannya mengambil pulpen Julio adalah nanti ia berharap ia bisa meminjamkan pulpennya kepadanya.
Karena beberapa hari terakhir Julio sedikit menolak pemberiannya dan memilih untuk pergi membeli dari pada menerima pemberiannya.
Akhirnya rombongan Julio pun datang dan di ikuti oleh satu guru pkwu di belakangnya.
Julio mendudukan diri dan handak mengeluarkan bukunya dan alat tulis.
Namun, yah kalian taulah apa yang terjadi.
"Lahh, pulpen gua kok hilang?" Kaget Julio yang tidak menemukan pulpennya.
"Jatuh kalik, lihat yang bener bener dah." Sahut Satria.
"Gak usah ngomong deh lo sat kalo gak mau bantuin cari." kesal Julio. Ia mengecek lacinya, namun juga tidak ada, dan juga ia sudah mengecek tasnya pun juga tidak ada.
"Makanya kalo punya barang tuh di jaga, jangan di taroh sembarangan." Kata Juni.
"Berisik deh lu." Jawab Julio kesal.
Julio garuk garuk kepalanya binggung.
"Sialan gua baru beli anjir tuh pulpen masak udah ilang, curiga deh ada yang pelihara tuyul yah di sini."
"Makanya, kalo naroh tuh yang bener, jangan asal asalan, hilang kan, mampus." kata Juni.
"Ngomong gitu lagi gua lempar nih buku paket." Ancam Julio namun Juni tak begitu menanggapi dan memilih untuk membuka buku paket pkwu.
'gua pinjem pulpen sama yula aja kalik yah' pikir Julio. Ia menoleh ke arah meja Yula yang sedang asik mengobrol dengan kedua temannya itu.
Julio berdiri namun saat hendak melangkah pergi ke meja Yula, Gelia sudah menghadangnya begitu saja.
Julio menarik satu alisnya binggung.
"Lo pasti mau pinjem pulpen sama gua kan?" Tebak Gelia dengan senyuman yang sangat percaya diri.
Julio binggung matanya tak sengaja menatap Yula yang juga menatapnya.
Yula kaget kepada Julio yang tiba tiba menatapnya juga.
'tuh anak mau pinjem sama gua kah?' binggung Yula.Julio kembali menatap Gelia. Ia menggaruk kepalanya binggung.
"Ha?""Udah ambil aja, aku iklas kok bantu kamu. Lain kali gak usah sungkan." Gelia menyerahkan pulpen warna hitam di tangan Julio.
"Eh bukan git..."
"Gak papa kok, kan lagi butuh sekarang, dari pada gak ada? Udah sana, bentar lagi pasti pelajaran di mulai." Kata Gelia sembari kembali ke tempat duduknya.
Yula melotot begitu saja.
'dia mau pinjem sama gua brengsek, kenapa lo kasih duluan hah, sialan.'
_pulpen_
KAMU SEDANG MEMBACA
BOLPOIN✓
Ciencia Ficción[complete]✓ ini tentang Julio yang selalu meminjam pulpen terus terus kepada Yula. Julio yang terus terusan meminjam pulpen pada Yula membuat gadis itu semakin risih dan gak suka pada sifat cowok itu. Namun di saat Julio sudah tidak meminjam pulpen...