BAGIAN 8

68 20 0
                                        

"Maaf mengganggu waktunya sebentar anak anak, ada yang akan ibu sampaikan."

Seseorang wanita paruh baya masuk ke kelas begitu saja. Kelas yang semula ramai pun jadi hening atas kedatangannya.

Satria berdiri dari duduknya.
"Iyah Bu, gapaapa silahkan masuk." kata Satria menyilahkan.

Wanita paruh baya itu pun masuk bersama dengan salah siswi yang mungkin sangat asing bagi mereka semua.

"Heh, anak baru tuh." ucap Juni.

"Lo gak ngomong juga udah ketebak itu anak baru Jun, heran deh." sahut Haidar.

Juni menatap Haidar sebal.
"Dahlah gak usah nge jawab anjir. Kesel banget sama jawaban lo."

Kara menyenggol lengan Yula yang tengah asik menulis sesuatu.

"Yula." pangil Kara.

Yula cuma berdehem dan masih melanjutkan kegiatannya.

"Yula, ada anak baru tuh, cantik banget kek bidadari deh. Duhhh jadi minder." Kara tersenyum manis.

Yula menghentikan kegiatannya dan menatap kara tajam.

"Dih najis gak jelas." Kata Yula jengkel.

Kara menujuk sosok gadis yang masih berdiri di depan itu bersama seorang guru dengan tatapan matanya.

Yula mengikuti arah pandang kara.

"Apaan sih biasa aja, Cantika juga gua." Yula tersenyum meremehkan.

Kara tersenyum miring.
"Yadih si paling cantik."

"Anak anak, mohon perhatiannya yah, di sini kalian kedatangan temen baru, ia baru saja pindah, jadi tolong bantuan kalian buat dia bisa mengenal lingkungan sekolah ini yah, dan tolong bertemanlah dengan baik kepadanya." ucap guru itu.

Lantas ia menatap gadis yang ada di sebelahnya.

"Ayok, perkenalkan diri kamu, ini bakal jadi kelas kamu kedepannya nanti." suruhnya.

Gadis itu tersenyum dan maju satu langkah untuk memperkenalkan diri.

"Hai, semuanya. Nama gua Gelia Anetta. Bisa di pangil Gelia. Saya anak tunggal." ucapnya.

Kara berbisik pada Yula.
"Dia percaya diri banget njir."

Yula mendelik.
"Apanya yang percaya diri? Biasa aja tuh." 

Guru itu tersenyum ramah pada Gelia.

"Baik Gelia, silahkan duduk yah, duduk di bangku belakang yang kosong ya."

Gelia menunduk sopan.

"Baik Bu"

Gelia menatap isi kelas barunya itu, sangat rapi dan terlihat nyaman.

Mata Gelia menatap kursi kosong dibelakang. Namun ia malah salfok sama salah satu orang yang duduk tak jauh dari sana.

"Hemm, menarik."

_pulpen_

BOLPOIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang